NovelToon NovelToon
Vanadium

Vanadium

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Epik Petualangan / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin / Pulau Terpencil
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: ahyaa

Ada begitu banyak pertanyaan dalam hidupku, dan pertanyaan terbesarnya adalah tentang cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode dua puluh

Aku tidak langsung menuju kamar setelah pulang dari kelas, aku memutuskan untuk mencari ibu dere di ruangannya. Ibu dere tersenyum, bertanya ada keperluan apa mencari ku, aku bertanya apakah ia memiliki buku buku yang bisa aku jadikan sebagai referensi bahan belajar tanyaku. Ibu dere mengatakan bahwa aku bisa membaca banyak buku di perpustakaan yang terletak di samping ruang belajar SD, aku mengangguk mengucapkan terimakasih lalu pamit pergi menuju ruangan perpustakaan.

Aku menatap pintunya yang tinggi dan besar serta tertulis di depan pintu itu ' buka alas kaki sebelum masuk ke dalam. Baiklah, aku melepaskan alas kakiku lalu meletakkannya di rak samping pot bunga. pintunya sedikit berat ketika ku dorong, tidak ada siapapun di sana, sepertinya ruangan ini jarang sekali di datangi oleh orang orang, terlihat lantainya yang berdebu serta banyak jaring laba laba di mana mana .

Aku mencari sakelar lampu, ketemu akhirnya, sakelarnya terletak di belakang rak buku. Aku mulai menatap rak rak buku yang menjulang tinggi, kurang lebih ada empat deretan buku di situ. Rak pertama tertulis berisi buku buku ilmu pengetahuan serta barang barang elektronik, rak kedua berisi tentang buku buku mengenai sastra dan bahasa, rak Ke tiga berisi tentang buku ekonomi dunia serta hukum politik,rak ke empat berisi tentang buku buku hiburan seperti komik, novel, serta cerpen.

Aku memilih milih beberapa satu buku tentang ilmu matematika tingkat lanjut serta sebuah buku berjudul aerodinamika, lanjut aku menuju ke rak sebelahnya mencari buku tentang bahasa isyarat, tidak sulit menemukannya karena ia memiliki bagian sendiri, kemudian aku ke rak sebelahnya memiliki buku tentang ekonomi dan buku hukum politik. Akhirnya setelah setengah jam memilih milih buku, aku keluar dari ruangan perpustakaan sambil membawa lima buah buku .

Aku bergegas memasang sepatuku lalu berjalan menaiki tangga menuju ke kamar. Sesampainya di kamar aku melihat siswa siswa SMP dan SD yang sudah terlelap semua, tapi tidak ada teman teman sekelas ku, aku menyeringai senang, jangan jangan mereka di hukum, tau rasa siapa suruh tadi gak mau perhatiin guru.

Aku mulai meletakkan buku buku dari perpustakaan di lemari bagian ku, lalu mengambil buku tentang ekonomi. Aku mulai membaca buku itu dengan seksama, tidak terasa sudah hampir satu jam aku membaca sejak tadi, buku yang ku baca hanya menyisakan seperempat bagian saja, sejauh ini aku sudah menemukan semua istilah asing yang tadi aku tidak mengerti. Aku meletakkan sejenak buku ku karena melihat teman teman sekelas ku yang mulai masuk ke kamar. Terlihat wajah wajah mereka semua yang terlipat, terutama si Beta.

" Kenapa dengan wajahmu bet." tanyaku sambil menahan tawa, rambut Beta seakan seperti habis di sengat listrik, rambutnya yang keriting menjadi lurus dan mengembang.

" Kami di suruh mengerjakan soal yang tadi, harus sampai selesai semua, dan kami di berikan tugas tambahan untuk dua hari lagi." ucap Beta

Aku tertawa menatap wajah temanku yang masam itu, aku melirik ke sebelah melihat si kembar tiga yang masing masing memasuki kamar mandi.

" Bagaimana caranya Dium?" tanya Beta.

" Caranya apa?" tanyaku tidak mengerti.

" bagaimana caranya kamu bisa mengerjakan soal soal tadi dengan mudah." tanya Beta lebih kompleks.

" Aku hanya memperhatikan apa yang guru sampaikan bet, salah sendiri siapa suruh kamu tadi malah sibuk main sama si kembar." ucapku

" Tapi walaupun aku bodoh Dium, bukannya cara yang kamu kerjakan tadi berbeda dengan cara yang di ajarkan oleh Bu guru?" tanya Beta tidak mengerti.

" Aku memang tidak mengikuti cara ibu guru, karena aku memiliki caraku sendiri, bagiku cara ibu guru sedikit berbelit-belit, lagipula jawabannya sama, kau tidak harus selalu terpaku pada satu cara bet." ucapku menjelaskan.

Beta terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bagaimana mungkin dia bisa memiliki caranya sendiri sementara cara ibu guru saja ia tidak paham.

" ngomong ngomong itu buku dari mana Dium?" tanya Beta menunjuk buku yang ada di tempat tidurku.

" aku pinjam dari perpustakaan tadi." jawabku.

" untuk apa?" tanya Beta lagi.

Aku mengangkat bahuku, percuma menjelaskan kepada Beta, yang ada nanti dia malah menertawakan ku.

Beta melambaikan tangan nya, dia mau mandi dulu, melihat si kembar yang sudah pada keluar dari kamar mandi.

Aku meneruskan membaca buku, tanggung tinggal sedikit lagi. Buku ini benar benar menjawab segala sesuatu tentang rasa penasaranku. Ada begitu banyak ternyata sistem ekonomi di dunia, aku mulai mengambil pensil dan kertas kosong, mulai menyalin apa saja yang baru ku ketahui, membuat sebuah ringkasan kecil. Lima menit berlalu kertas yang aku tulis sudah penuh, masih ada beberapa lagi sebenarnya yang mau di tulis, tapi tidak mengapa aku bisa menuliskannya nanti nanti, yang terpenting adalah bagian ini dulu.

Aku lanjut membaca buku yang ke dua, buku tentang bahasa isyarat, aku membaca sambil memperagakan semua gambar yang ada, sambil menghapal kosa kata kosa kata yang baru aku sebenarnya sudah pernah melihat semua gerakan yang ada, hanya saja aku lupa. Buku itu tidak tebal, hanya sekitar dua puluh halaman, aku menyelesaikannya dalam waktu lima belas menit, semua gerakan serta artinya sudah aku simpan dengan baik di dalam kepala.

Aku lanjut membaca buku yang ke tiga, buku tentang hukum politik, buku ini sedikit tebal, mungkin lima jam tidak sempat untuk menyelesaikan nya, tidak masalah aku akan menyicil nya, pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang terselesaikan. Baru saja aku mau membuka sampul bukunya yang sudah berdebu, tiba tiba pintu kamar mandi di buka dan Beta berjalan keluar dari dalam. Aku meletakkan sejenak buku itu.

" Sekarang sudah hampir jam dua lewat, aku sarankan kau istirahat Dium, setelah ini kita akan bekerja, mulai dari mengangkat air hingga sore nanti kerja keluar, kau mau ikut aku pergi menjaring ikan?" tanya Beta.

Aku mengangguk, tidak masalah. Sepertinya mood Beta sudah kembali, wajahnya sudah tidak terlihat terlipat lagi, rambut keriting nya juga sudah tidak seperti di sengat listrik.

" Apakah kau pernah pulang ke timur sana bet." tanyaku memecah lenggang.

Beta menggelengkan kepalanya.

" Buat apa toh, aku sudah memiliki keluarga di sini, aku juga tidak memiliki siapapun di sana. " jawab Beta.

Aku mengangguk, benar juga, percuma bagi Beta untuk kembali, bisa jadi itu hanya akan mengembalikan luka lama. Apakah nanti aku akan kembali juga? Atau aku akan tetap di sini lalu meneruskan hidup seperti Beta dan yang lainnya menjalani hidup? Ibu tolong bantu aku menjawabnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!