NovelToon NovelToon
Nur

Nur

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai
Popularitas:157.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Redwhite

Seperti artinya, Nur adalah cahaya. Dia adalah pelita untuk keluarganya. Pelita untuk suami dan anaknya.

Seharusnya ...

Namun, Nur di anggap terlalu menyilaukan hingga membuat mereka buta dan tak melihat kebaikannya.

Nur tetaplah Nur, di mana pun dia berada dia akan selalu bersinar, meski di buang oleh orang-orang yang telah di sinarinya.

Ikuti kisah Nur, wanita paruh baya yang di sia-siakan oleh suami dan anak-anaknya.

Di selingkuhi suami dan sahabatnya sudahlah berat, di tambah anak-anaknya yang justru membela mereka, membuat cahaya Nur hampir meredup.

Tapi kemudian dia sadar, akan arti namanya dan perlahan mulai bangkit dan mengembalikan sinarnya.

Apa yang akan Nur lakukan hingga membuat orang-orang yang dulu menyia-nyiakannya akhirnya menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Pamungkas mencoba menghubungi sang kekasih tapi tak kunjung mendapat jawaban.

Dirinya lantas membuka dasinya dengan kesal. Kenapa setelah berpisah dengan Nur dirinya justru kesulitan menjalin hubungan dengan Sisil.

Pamungkas merasa jika Sisil bahkan seperti menjauhinya. Dirinya tak bisa tinggal diam. Dia sudah kehilangan Nur, jadi dia tak mau juga kehilangan Sisil.

"Kenapa Bos?" tegur salah satu bawahannya yang juga menjadi teman dekat Pamungkas.

"Karena Sisil?" sambung Ali sembari meletakan sebuah map laporan di atas meja kerja Pamungkas.

"Ngga tahu lagi aku sama perempuan Li. Mereka benar-benar makhluk yang susah di tebak!" gerutu Pamungkas.

Ali lantas duduk di depan meja sang atasan. "Kamu serius sama dia? Apa bapak udah bilang sama Ibu Nur kalau mau nikah-in sahabatnya?" cecar Ali penasaran.

"Udah, tapi Nur nolak!"

Ali lantas tertawa terbahak-bahak. "Apa yang bapak harapkan? Bu Nur mau begitu di madu?"

"Lagian dia tuh aneh Li, Sisilkan sahabatnya, kenapa justru dia ngga terima, aku pikir dia sedekat itu sama Sisil!"

Ali benar-benar tak menyangka jik pikiran Pamungkas benar-benar dangkal menurutnya.

"Pak Pam ... Pak Pam. Mana ada wanita mau di madu Pak, ya jelas ibu Nur menolak. Bapak tahu enggak justru dengan permintaan bapak, sakit yang ibu Nur terima itu berkali-kali lipat. Sudahlah dikhianati, sama sahabatnya pula, coba bapak bayangin ajalah kalau kejadiannya di balik, apa bapak sanggup jadi ibu Nur?"

Pamungkas terdiam mendengar ucapan Ali. Andai keadaannya di balik, apa ia sanggup?

Cih, memang siapa yang mau dengan wanita itu?

"Terus sekarang bapak ini bingung karena Sisil ngambek karena Ibu Nur ngga setuju dengan rencana kalian?"

"Aku enggak tahu, bahkan Aku sama Nur itu udah bercerai, justru Sisil malah menghilang, bukankah aneh?"

"Apa? Jadi bapak lebih memilih melepaskan Bu Nur yang udah menemani bapak demi Sisil?"

"Tadinya aku cuma mau mengancam, eh ternyata Nur malah nantangin, dia itu emang keras kepala!" sungut Pamungkas kesal karena harus mengingat lagi kejadian tempo hari.

Ali makin geleng-geleng kepala mendengar cerita dari atasannya itu.

"Jadi, bapak ini udah menjatuhkan talak sama Bu Nur demi Sisil, tapi tiba-tiba Sisil memghilang? Kok aku merasa aneh ya sama Sisil ini?"

"Nah benarkan dia aneh? Apa mungkin dia masih ngambek? Soalnya dia memang ngancam ngga mau nikah sama aku kalau bercerai dari Nur, kan aku bingung Li!"

"Apa? Ah itu bukan aneh lagi pak, tapi sikap Sisil udah sangat-sangat janggal. Ya udah pak, saya ngga bisa kasih masukan apa-apa. Cuma menurut saya pikirkan lagi, sayang pernikahan bapak yang udah lama harus hancur begitu aja."

Ali tak mau ikut campur dalam permasalahan sang atasan yang menurutnya sangat pelik itu.

Dia tak menyangka seorang Pamungkas yang dia pikir family men nyatanya lebih memilih wanita lain dan menyakiti ibu dari kedua anaknya.

.

.

Pamungkas yang bertekad menemui Sisil akhirnya mendatangi kediaman sang kekasih.

Dirinya harus meminta penjelasan kenapa Sisil malah menghindarinya.

"Mas?" panggil Sisil terpaksa. Sebenarnya dia masih malas menemui Pamungkas, terlebih lagi usai pertemuannya dengan Nur membuat sahabatnya itu seperti makin membencinya.

"Kamu menapa Sil? Kenapa mendadak kamu menghindariku? Apa salahku?" cecar Pamungkas begitu keduanya duduk di kursi ruang tamu.

"Bukankah aku udah bilang mas? Jangan pernah ceraikan Nur kalau mas mau menikahiku!"

"Kamu dengar sendiri kalau dia enggak sudi di madu Sil, lalu bagaimana mas harus membujuk dia?" keluh Pamungkas putus asa.

"Itu urusan kamu mas, kalau kamu mau sama aku, bujuk kembali Nur. Kalau gagal, aku pun tak masalah, sebab bagi aku Nur adalah segalanya," ucap Sisil ambigu.

"Aku enggak ngerti sama jalan pikiran kamu Sil? Bukankah harusnya kamu senang karena menjadi satu-satunya?"

"Enggak! Aku mau bahagia sama Nur. Kalau kamu ngga bisa buat Nur bahagia, maka aku yang akan buat dia bahagia."

Sisil benar-benar tegas dengan keputusannya, dia mau jadi yang kedua jika itu adalah Nur.

Merasa menemui jalan buntu dalam membujuk sang kekasih, Pamungkas akhirnya memilih pergi dari rumah Sisil.

Entah bagaimana cara membujuk Nur agar mau kembali padanya, Pamungkas rasa itu tidaklah mungkin.

"Ingat Mas, setelah kamu kembali sama Nur kamu baru boleh mendatangiku."

.

.

Setelah pertemuan dengan Sisil yang di rasa Nur sangat memuakan, akhirnya wanita itu mendatangi kediaman adik keduanya.

Di sana dia di sambut oleh adik iparnya— Bety. Nur menebak jika sang adik pasti masih bekerja.

"Mbak Nur?" panggil Bety terkejut. Dia tak menyangka jika kakak iparnya yang kaya tiba-tiba datang ke rumahnya tanpa pemberitahuan.

"Maafkan mbak ya Ty kalau mbak ngga ngabarin kamu, hp mbak habis baterainya."

"Eh, iya ngga papa mbak, ayo masuk!" ajak Bety ragu-ragu karena Nur datang membawa sebuah koper.

Bety selalu melihat koper yang di bawa olehnya, mau tak mau Nur harus menjelaskan maksud kedatangannya.

"Ty mbak mau ngomong sesuatu—"

"Eh iya mbak, aku juga mau kasih mbak kabar baik!" sela Bety.

Nur tersenyum kaku tapi tetap mengangguk dan bertanya lembut." Ada apa Ty?"

"Alhamdulillah aku hamil Mbak, kata dokter udah enam minggu," ucap Bety antusias.

"Alhamdulillah, semoga Allah selalu jaga kamu dan calon anak kamu ya."

"Iya mbak makanya Dokter bilang aku jangan sampai stres dan jangan capai-capai. Eh iya mbak mau ngomong apa tadi?"

Mendadak Nur merasa ragu, entah kenapa sikap Bety tak seperti sebelumnya jika dirinya bertamu.

Apa mungkin perasaannya saja yang memang lagi overthinking, atau memang Bety memang sudah berubah.

"Begini Ty, mbak mau izin tinggal di sini untuk sementara waktu—"

"Apa?!"

.

.

.

Lanjut

1
🌷💚SITI.R💚🌷
lama ga up..bikin kejutan buat sultan wah ko bisa bete nikah tanpa bercerai..
Nus Wantari
lanjuutt Thor...
Firman Joist
lanjuuuut
Laizajiloh
ceritanya mghibur
Umi Asijah
lanjut
Wiwin Winarti
punya adik pada waras kabeh
Rosti Yetty
Manda2 kacau lu ya......bikin susah mak mu...
Ocha Lanuru
ku tunggu thor,selalu ku tunggu up berikutnya
tri kurniati
thoor bagus banget ceritanya
Ririn Endang S
Thoorrr maaf baru bisa coment, dari bab awal sampai to be continue ceritanya bagus banget. Lanjut upnya thoorrr jangan lama-lama.
Rosti Yetty
tak apa pamungkas kawin sama Sisil makan kamu tdk selamat.....
Rosti Yetty
suami tdk tahu diri......
Umi Asijah
jangan lama2 thor biar nda lupa cerita nya..😁
Nurul Syahriani
jangan kelamaan update nya thor
🌷💚SITI.R💚🌷
sepertiy ada rahasia yg selama ini di tutup tentang bety..kita² apa ya lanjuut
we
ber damailah dengan keadaan
Anonymous
keren
Nurgusnawati Nunung
lanjut Thor
Ririn Endang S
Apapun klo sdh mengganggu rumah tangga orang itu yaa gk baik.
Ririn Endang S
Iiiihhh boo...ooong banget, gitu kok katanya mau adil....bikin esmosi aja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!