NovelToon NovelToon
TUMBAL RUMAH SAKIT

TUMBAL RUMAH SAKIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Tumbal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Pita Selina

Sebuah pembangun rumah sakit besar dibangun depan rumah Gea, Via dan Radit. Tiga orang sahabat yang kini baru saja menyelesaikan sekolah Menengah Kejuruan. Dalam upaya mencari pekerjaan, tak disangka akhirnya mereka bekerja di rumah sakit itu.

Sayangnya, banyak hal yang mengganjal di dalamnya yang membuat Gea, Via dan Radit sangat penasaran.

Apakah yang terjadi? Rahasia apa yang sebenarnya disembunyikan para author? Penuh ketegangan. Ikuti misteri yang ada di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pita Selina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantangan

Feri membentangkan dirinya. Ia melompat bebas dari lantai 8.

"Ah!"

Orang-orang dilantai bawah melihat kejadian itu.

"Ck ah! Kau ini kenapa!" teriak rekan Feri, Gumilang. Ia bersikeras menahan Feri agar tidak terjatuh. "Ah! Angkatlah tubuhmu itu, Feri. Tidak usah bermain-main. Kau akan mati."

Tatapan Feri terlihat kosong. Ia hanya bisa terdiam seraya tersenyum.

"Tolong! Teman-teman tolonglah!" teriak Gumilang. "Feri tidak sadarkan diri! Tangkaplah dari bawah."

Suasana menjadi rusuh. Orang-orang dengan sigap membantu menangkap Feri dari lantai bawah.

****

"Lagi-lagi dan lagi?" Ibuku membuka pintu kamar. Ia terkejut saat melihat kami tertidur di belakang pintu beralaskan selimut. "Apa kalian tidak kedinginan?"

Saat itu kami bertiga langsung berdiri. Teringat kejadian semalam sangat menakutkan, membuat kami sangat trauma mengingatnya.

Saat itu aku langsung memohon seraya memegang kedua kaki Ibu. "Kumohon ... aku sudah tak sanggup. Ibu, Ia menggangguku, Via dan Radit."

"Siapa? Siapa yang mengganggu kalian? Lalu, kenapa Radit memakai baju dastermu, Gea?"

"Itu nanti kujelaskan ...." Radit menyergah. "Seorang nenek tua mengganggu kami. Kurasa itu Mak Piah," ceplos Radit. Seketika suasana menjadi asing dan dingin.

"Hush ...." Ibu menghentikan pembahasan itu. "Kalian melakukan apa lagi?"

"Tidak .. kami tidak pernah melakukan apapun," timpal Via.

"Memangnya kalian kenapa? Semalam baik-baik saja, kan?"

"Tidak sama sekali, Ibu. Semalam kami diganggu. Kami bertiga hanya bisa tertidur lelap pukul empat pagi." Aku menunjukkan bekas cakaran di luka bakarku. "Ia melukaiku." Cakarannya begitu dalam.

"Betis pada kakiku juga terasa panas." Radit menunjukkan luka pada betisnya. "Lihatlah." Lukanya kemerahan dan melepuh, seperti luka bakar.

"Ceritakanlah, semalam ada apa?" tanya Ibuku seraya khawatir.

Kembali pada kejadian malam tadi ....

"Tenangkan dirimu, kita tidak boleh melihat kebelakang!" bisikku pada Via. "Anggap semuanya tidak ada yang terjadi."

Kami langsung berjalan menuju tempat pencucian piring yang berada di ujung dapur. Hingga tempat cuci piring sudah di depan mata. Tiba-tiba saja, air pada krannya menyala. Tentunya hal itu membuat langkah kami bertiga terhenti.

"Hahah ... krannya memang rusak, sering menyala sendiri," kusergah langsung kejadian itu agar semuanya tetap kondusif.

"Ya—" Wajah Radit yang ketakutan pun, ikut menyergahnya. "Di rumahku juga sering mengalami hal itu. Hal itu sangat wajar."

"Y-ya, kalau kejadian itu sering terjadi di kamar mandi rumahku, itu terjadi karena airnya mati dengan kondisi krannya terbuka," ucap Via. "Sudah, simpan lah semua piring-piring itu."

Langkah kami mulai dekat sekali dengan tempat pencucian piring.

BUSHHH

Srekk

BUSHHH

Srekk

Ya, setan itu memainkan kran airnya.

Tatapan kami bertiga tak lepas pada kran air yang sedang dipermainkan.

"K-kau tahu tidak bahwa hal itu termasuk pada gravitasi bumi? Semuanya pasti ada hal yang menjadi penggerak. Bisa saja karena krannya sudah lama, kan? Rumahmu berdiri tahun berapa?" Radit berusaha menyergahnya meski tak dapat dipungkiri bahwa wajahnya penuh dengan keringat.

"Tidak tahu. Sekitar sudah 30 tahun lamanya."

"Ya sudah dipastikan kerannya rusak."

"Tidak masuk akal," bisik Via.

"Diamlah! Kutahu itu! Kau diam saja," gumam Radit.

Tatapan kami tak lepas pada kran airnya. Perlahan kami menyimpan piring itu.

Kutahan langsung kran air yang bergerak-gerak itu. Kucuci langsung tanganku. "Cepatlah, cuci tangan kalian!"

Via dan Radit dengan rusuh langsung mencuci tangannya yang kotor.

Aku langsung menutup kerannya. Tatapan kami bertiga tak lepas pada kran airnya. Dan, krannya tak bergerak lagi.

"Cepatlah! Kembali ke kamar."

Kami langsung membalikkan badan. Berlari kecil menuju kamar. Hingga .....

Brush

Srekk

Brush

Srekk

Krannya nyala kembali. Reflek Radit membalikkan badannya. Melihat pada kran air itu.

Tatapan Radit tak bisa lepas. Ia melihat nenek tua sedang duduk seraya mengayunkan kedua kakinya. Wajahnya seram, Ia menatap tajam pada Radit dengan senyumannya yang menyeringai.

"Ayolah!" Sontak aku tak sengaja melihat ke belakang. Aku melihatnya. Kututup mata Radit. Aku langsung menarik tangannya. "Lari!"

Kuceritakan semua itu pada Ibu.

Mendengar dan melihat luka-luka pada tubuhku dan Radit Ibu terdiam. Raut wajahnya terlihat khawatir. "Ibu akan kembali."

Aku langsung menggenggam tangan Ibu dengan erat. "Tidak! Ia akan menyerupai Ibu dan menganggu kami lagi."

"Kalian ikutlah dengan Ibu."

Ibu langsung bergegas mengunci pintu rumah. "Awalnya Ibu tidak pernah percaya dengan mitos itu, tetapi mengapa kau mengganggu!"

****

"Lepaslah! Kami akan menahannya dari bawah!" Teriak beberapa rekannya dari bawah.

"Tunggu. Aku berusaha untuk mengangkatnya dulu." Gumilang saat itu masih bersikeras mengangkat Feri. "Tubuhmu berat sekali! Ayolah! Angkat tubuhmu! Kau akan mati! Sebetulnya kau ini kenapa! Ck! Ah ...."

Banyak orang yang sudah berkerumun dibawah untuk menangkap Feri.

****

"Kek ... kumohon, dia datang lagi mengganggu anakku dan teman-temannya." Ibu mendatangi rumah Kakek Wono.

"Seharusnya ... kau tidak lagi mengungkit-ungkit kejadian yang membuat dia bangkit kembali." Kakek Wono seraya menyeruput kopinya.

"Tetapi mereka tidak melakukan apapun, tidak ada hal parah yang mereka lakukan yang menuju ke arahnya." Ibu berusaha membela kami.

"Jujurlah ... tidak akan ada asap kalau tidak ada api." Kakek Wono menatap kami dengan tajam. "Kalian akhir-akhir ini melakukan apa? Mengapa kalian bisa mengenalinya? Apa kalian selama ini mencari tahu tentangnya?"

"Kami tidak mencari tahu ... awalnya kami hanya mengamati tingkah Mbak Lasmi yang aneh. Lalu ... tak sengaja mendengar bahwa konon, neneknya itu adalah Mak Piah yang telah tewas karena kebakaran." ceplos Radit.

Kakek Wono tersenyum. "Ini alasan dari semuanya. Bahkan, hanya dengan kau mengingat dia di desa ini itu adalah sebuah pantangan."

Ibu menatap kami bertiga. "Jadi harus bagaimana, Kek?"

"Kalian harus membiasakan semua ini."

"Tidak." Ibu menggelengkan kepalanya. "Berikan satu jalan, hal apa yang bisa membuat mereka terjauh dari malapetaka itu?"

"Kalian telah mengundangnya untuk masuk dalam kehidupan kalian." Raut wajah Kakek Wono sangat serius. "Kalian tahu tidak apa tujuan sosok itu mengganggu setiap orang yang mengingatnya?"

Tidak ada yang bergumam sedikitpun ketika Kakek Wono mengucapkan itu.

"Karena dendamnya sangat besar terhadap orang-orang yang tinggal di desa ini. Apa kalian mau merasakan penderitaan yang dideritanya?"

****

"Naiklah!" Gumilang tetap pada pendiriannya. "Kau akan mati! Ingatlah pada keluargamu! Mereka sedang menunggu kepulanganmu."

Feri tak menjawab. Matanya terbelalak, Ia terlihat melamun dengan tatapannya yang kosong.

"Ayolah Gumilang! Lepas saja, Feri akan aman, kami di sini sudah siap untuk menangkapnya," teriak seseorang dari bawah.

"Lama sekali! Cepat lepaskan!"

"Iya! Akan kulepaskan sekarang!" Gumilang melepaskan genggaman tangannya. Gumilang melepaskan tali pengaman yang mengikat.

Feri dan Gumilang ikut terjatuh. Termasuk ambruknya bangunan yang kurang kokoh itu.

1
Rena Ryuuguu
Sempat lupa waktu sampai lupa mandi, duh padahal butuh banget idung dipapah😂
Hafizahaina
Ngakak sampe perut sakit!
sweet_ice_cream
🌟Saya sering membawa cerita ini ke kantor untuk membacanya saat waktu istirahat. Sangat menghibur.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!