Maya Cantika Putri, seorang wanita cantik dan sederhana. Yang kehidupan awalnya berasal dari sebuah panti asuhan. Karena kegigihannya Maya bisa menjadi seorang dokter spesialis. Setelah dewasa secara tidak sengaja ketemu dengan ayah kandungnya, berkat bantuan seorang CEO tampan yang tidak sengaja dikenalnya. Akankah Maya bahagia dengan hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Mula
Untuk beberapa hari ini Maya berada di tempat Yasmin.
Bagaimana dengan Mayong?
Setelah kejadian Maya terselamatkan, Mayong kembali disibukkan dengan rutinitas di perusahaannya. Mayong berniat segera menuntaskan masalah yang sebelumnya telah diselidiki Doni.
"Don, penelusuranmu di Samudera grup gimana, sudah ada titik terang? "Mayong duduk di kursi kebesarannya menatap Doni.
"Sebenarnya beberapa bukti yang sudah kita miliki cukup untuk menjerat tuan David dari Samudera grup, tinggal menunggu ijinmu tuan untuk mengeksekusinya" Doni menunggu keputusan Mayong.
"Masih adakah bukti yang terlewat Don?" Mayong menegaskan kembali.
Doni nampak berpikir, "kayaknya sudah lengkap tuan" ujar Doni mantap.
Doni sudah mendapat bukti bahwa dua orang yang terjerat kasus mark up pengadaan alat kesehatan itu adalah orang-orang dari Samudera grup. Isi chat kedua orang itu dengan seseorang dari Samudera grup bisa dijadikan bukti di pengadilan. Tender yang dimenangkan oleh Gayatri Grup, juga memudahkan Mayong untuk menelusuri. Harga alat yang diberikan oleh perusahaan Gayatri ternyata dimanipulasi sedemikian rupa untuk kepentingan pribadi mereka berdua.
"Apa kita memerlukan saksi Don? Apa sudah cukup dengan bukti-bukti data itu?" tanya Mayong.
"Kalau ada saksi lebih baik tuan" imbuh Doni.
"Sebaiknya kita ke RS Suryo Husada lagi. Aku akan turun tangan sendiri Don. Setelah apa yang dilakukan David, memasukkan orang ke dalam perusahaanku aku harus waspada" Mayong menambahkan.
Doni mengangguk.
"Besok kita temui pak Bambang, direktur. Siapkan dirimu!!!!" perintah Mayong.
"Siap tuan" Doni menyahut.
Mereka berjalan keluar ruangan bersama. "Sin, kita mau makan siang, habis kamu istirahat siapkan berkas-berkas perusahaan yang mengajukan kerjasama dengan kita" pesan Doni.
Sinta mengangguk melihat kedua tuannya berlalu.
Mayong dan Doni menuju restoran tempat Maya bekerja part timer dulu, sekarang restoran itu menjadi langganan Mayong. Mayong dan Doni menuju ruang VIP restoran tersebut.
Ketika akan masuk ruangan, terdengar orang menyapa di belakangnya.
"Selamat siang tuan Mayong" sapanya.
Mayong menoleh.
"Siang, tuan David CEO Samudera grup" Mayong berusaha ramah.
David mendekat, ternyata di belakangnya ada tuan James juga.
"Gimana kabar ayah kamu Mayong?" sapa tuan James basa basi.
"Baik, berkat doa tuan James juga" Mayong mulai jengah dengan basa basi mereka.
"Mari tuan David, tuan James saya duluan" Mayong dan Doni masuk begitu saja ke ruangan VIP tanpa memperdulikan mereka.
Keesokan harinya Mayong mendatangi rumah sakit Suryo Husada. Mayong benar-benar turun tangan sendiri. Mayong mendatangi ruangan bagian pengadaan dan keuangan. Sidak yang dilakukan Mayong tentu membuat kalang kabut kedua bagian itu. Mereka semua yang di ruangan itu, sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh kepala bagian mereka. Beberapa hari Mayong masih bolak balik ke rumah sakit. Saksi sudah didapatkannya.
Hari itu ketika melewati poli kandungan yang letaknya berada di ujung dekat dengan kantor manajemen, tak sengaja Mayong ketemu Maya. Maya tersenyum menyapa, "Selamat siang tuan Mayong. Apa kabar?"
"Kabar baik, gimana dengan kamu?" Mayong tetap dengan mode datar on.
"Alhamdulillah sudah lebih baik tuan" imbuh Maya.
"Baiklah, aku barusan dari kantor manajemen. Silahkan dilanjut kesibukannya!!" Mayong mulai melangkahkan kakinya menuju parkiran rumah sakit.
"Eh, sebentar tuan" Maya mencegah Mayong.
Mayong menoleh, Maya jadi canggung.
"Begini tuan, kalau ada waktu bolehkah saya mengajak tuan makan siang. Anggap saja sebagai rasa terima kasih saya, karena tuan sudah menolong saya" Maya merasa lega sudah mengungkapkan keinginannya.
"Kalau ada waktu luang, saya aja yang nelpon kamu gimana? Karena beberapa hari ini saya masih sibuk" ujar Mayong.
"Baik" Maya mengangguk.
"Boleh minta nomer ponselmu?" pinta Mayong
"Boleh...boleh..tuan.."Maya tergagap. Mayong menyerahkan ponselnya, "Ketik nomermu May" ujarnya. Maya mengetikkan nomernya di ponsel Mayong.
Mayong berlalu menuju parkiran rumah sakit, sedangkan Maya berjalan ke ruang rawat inap untuk visite pasien.
"Setelah visite, lapar juga ni perut" gumam Maya. Maya membelokkan kakinya ke kantin. Tak sengaja Maya ketemu Bara sama Yasmin.
"O..o...kamu ketahuan" nada Maya mengikuti sebuah lagu yang sempat ngehit beberapa tahun silam.
Yasmin menoleh, "Panjang umur loe May, barusan kita obrolin kamu".
"Alesan aja kamu cin" Maya pura-pura marah.
"Muka loe napa May" Bara menoel lengan Maya.
"Gak cocok kali, kalau muka loe kau bikin jutek" Yasmin tertawa.
"Beneran, ni tadi Yasmin mau nelpon kamu ngajak makan. Sapa suruh kamu nongol duluan" Bara membela Yasmin.
"Karena sudah di sini, silahkan pesan tuan putri" ujar Yasmin
"Hmmm, baiklah" Maya tersenyum.
Kedua sahabatnya ini memang is the best. Mereka bertiga makan, diselingi sendau gurau.
"Habis makan aku balik yaa, ntar sore loe minta antar kak Bara aja May. Aku ada janji temu dengan klienku di ruko. Aku masih trauma kalau loe pulang sendiri" Yasmin menoleh ke Bara minta persetujuan.
"Oke, hari ini kan kuantar dikau" Bara terkekeh. Maya setuju-setuju aja.
Makan siang selesai. Yasmin kembali ke rukonya. Bara dan Maya menuju ruang operasi, karena ada satu jadwal operasi elektif yang menunggu mereka. Memang hari ini Maya menjadwalkan histerektomi. Sengaja Maya acarakan habis makan siang. Maya harus menyiapkan amunisi dulu, biar kuat fisik untuk melakukan operasi itu. Ternyata operasi itu baru selesai setelah tiga jam lebih, ada perlengketan jaringan dan perdarahan yang ditangani. Bara pun sigap menangani sewaktu durante operasi terjadi syok hipovolemik. Mereka berdua adalah pasangan yang kompak di ruang operasi.
"Kak, habis ini kita langsung pulang aja, capek banget ni badan" pinta Maya.
"Oke, mari kita kumpulkan tenaga buat esok" Bara tersenyum.
"Dok, setelah sadar pasien boleh pindah ruangan rawat inap ya?" perawat datang menyela.
"Setelah sadar dan semua stabil, silahkan pindah ruang rawat" advis Bara.
Bara dan Maya langsung menuju parkiran untuk pulang ke ruko Yasmin.
Karena terlalu capek, Maya langsung tidur sehabis mandi. Yasmin sampai menggelengkan kepalanya "Dokter itu capek banget ya May?" gumam Yasmin. Bahkan untuk makan pun sampai terlewat. Jam sepuluh malam "perfect" mengalun dari ponsel Maya, bahkan sampai beberapa kali. Maya mengangkat dengan malas tanpa melihat siapa yang menelponnya.
"May, sudah tidurkah?" terdengar suara di seberang.
Maya masih belum genap kesadarannya, mencoba lihat lagi layar ponselnya. Nomer tidak dikenal. Maya meletakkan begitu saja, tanpa mematikan panggilan. Terdengar dengkuran halus nafas, bahkan dengkurannya pun terdengar di ujung telpon sana.
"Hm, sudah sampai nirwana ternyata" gumamnya. Telpon pun ditutup. Selanjutnya ada beberapa notifikasi pesan masuk ke ponsel Maya.
#mumpung libur, coba dobel up#semoga suka#
Like, komen, bunga, kopi, de-el-el tetap othor tunggu yaa