Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Sesampainya di depan pintu kamar Shani, Vino mengetukkan pintu kamar Shani namun tidak ada jawaban. Vino menurunkan nampan itu dan terpaksa membuka pintu itu, setelah di cek ternyata pintu kamar Shani tidak di kunci.
Setelah masuk ke dalam kamar Shani, dia melihat Shani sedang tiduran dia kasurnya dengan selimutnya menutupi tubuhnya. Vino mendekati Shani dan membuka sedikit selimutnya dan menaruhkan nampan berisi makanan dan minuman untuk Shani di nakas.
"Shan makan dulu yah" ucap Vino sambil mengelus kepala Shani
"Ga" ketus Shani yang masih sebal dengan papah ya sambil melipat kedua tangannya di dadanya dan memanyunkan bibirnya
"Shan makan dulu ya, kamu belum makan loh" ucap Vino yang masih mengelus kepala Shani dan mengecup kening Shani
"Itu papah kenapa sih godain aku terus sebel deh" ucap Shani yang sekarang sudah posisi duduk sambil bersandar di kepala ranjangnya dan masih melipat kedua tangannya di dadanya
"Sebenarnya maksud papah bagus kok biar kamu dapet pacar" ucap Vino sambil menoel hidung Shani
"Iya tapi kan bilang aja jangan goda gitu akunya yang kesel" Shani memasang wajah cemberutnya
"Tapi sekarang kan kamu udah punya pacar jadi mungkin habis ini papah ngga godain kamu lagi"
"Mungkin sih"
"Ya udah makan dulu yah, aku mau mindahin barangnya aku dulu" ucap Vino memberikan nampan itu dan berusaha ingin berdiri
"Kak" panggil Shani sambil menahan tangan Vino

"Kenapa hm?" Tanya Vino sambil melirik Shani
"Suapin" pinta Shani sambil memasang wajah memohon
"Astaghfirullah makan sendiri ya Shani tersayang, nanti kalo aku udah beresin barangnya aku nanti aku suapin" ucap Vino sambil mencubit gemas pipi Shani
"Ngga mau" Shani menggelengkan kepalanya dan memanyunkan bibirnya
"Ya udah deh aku suapin tapi dihabisin ya makannya" ucap Vino mengalah
"Iya kak" ucap Shani menganggukkan kepalanya dengan semangat
Kemudian Vino duduk di pinggir kasur Shani dan mengambil mangkuk makanan Shani, setelah itu Vino menyuapi Shani dengan telaten namun Shani menerima suapan Vino dengan berantakan jadi bibirnya belepotan, jadi Vino mengambilkan tisu untuk mengelapnya. Melihat momen itu Vino dan Shani menatap mata mereka satu sama lain namun mereka tersadar karena bunyi perut Shani yang membuat Vino dan Shani terkekeh dengan kejadian itu.
Setelah beberapa suapan akhirnya makanan Shani habis telah termakan olehmya. "Nah udah selesai deh"
"Lah makanan penutupnya mana?" Tanya Shani menanyakan makanan penutupnya
"Ngga ada Shan, coba nanti aku tanya mamah barangkali ada yang manis-manis" ucap Vino meletakkan mangkuk dan gelas bekas Shani
Saat Vino ingin berdiri ingin membawa bekas makanan Shani, Shani menarik tangan pelan Vino dan mengecup bibirnya. Selama beberapa detik Shani melepaskan kecupannya itu yang membuat Vino membeku sesaat dan bingung dengan situasi itu.
"Maksudnya aku itu kak" ucap Shani yang kesal dengan Vino karena tidak tau maksudnya
Vino menggelengkan kepalanya dan menoel hidung Shani. "Emang ish kamu Shan, inget yah kata papah ada batasannya"
"Iya kak"
"Ya udah aku ke bawah dulu ya naro ini sama mau beresin barangnya aku" ucap Vino yang sudah berdiri dan membawa nampan itu
"Iya kak" Shani menganggukkan kepalanya.
Akhirnya Vino meninggalkan Shani di kamarnya untuk menaruh bekas makanan Shani dan juga mengambil beberapa barangnya untuk di bawa ke kamar Shani.
Saat dia di dapur melihat Veranda juga sedang membersihkan piring bekas makan malam mereka.
"Ehh Vin, sini itu bekas makannya Shani yah" ucap Veranda melihat Vino yang baru saja turun dari kamar Shani
"Jangan Bu biar saya aja" ucap Vino yang merasa tidak enak
"Udah gpp biar sekalian aja" Veranda langsung mengambil nampan itu agar tidak ada penolakan dari Vino
"Iya Bu maaf ya saya ngerepotin" ucap Vino sambil mengelus tengkuknya
"Udah gpp ini biar sekalian"
"Iya Bu, kalo gitu saya permisi"
"Ehh iya Vin" panggil Veranda pada saat Vino ingin kembali ke atas
"Iya Bu kenapa?"
"Kamu beneran pacaran sama Shani?" Tanya Veranda setelah meletakkan mangkuk dan gelas bekas Shani di wastafel
"I...iya Bu" jawab Vino namun gugup
"Alhamdulillah ibu turut senang yah akhirnya Shani punya pacar juga" Veranda menghembuskan nafas pelan dan mengelus dadanya
"Iya Bu sama-sama saya juga terimakasih sudah melahirkan Shani" ucap Vino juga berterimakasih
"Iya Vin, tapi inget yah kamu jangan nyakitin anak ibu karena dia anak gadis satu-satunya ibu" syarat Veranda pada Vino
"Iya Bu, ibu tenang aja saya akan jaga Shani dengan sepenuh hati saya" Vino menganggukkan kepalanya dengan yakin
"Ibu seneng dengernya" Veranda tersenyum pada calon mantunya itu
"Iya Bu"
"Ya sudah katanya kamu mau tidur di kamar Shani, inget yah ada batasannya" Veranda mengingatkan pesan Kinan pada Vino
"Iya Bu saya sudah bilang ke Shani saya tidur di bawah dan Shani di kasurnya" Vino menjelaskan tentang posisi tidurnya nanti
"Ya sudah gpp biar Shani tenang" Veranda mengetahui tentang Shani yang memiliki gangguan tidur
"Iya Bu kalo begitu saya permisi ke kamar dulu" pamit Vino
"Iya Vin"
Vino meninggalkan dapur dan menuju ke kamar Krishna mengambil matrasnya, laptop, charger laptop dan handphone, dan beberapa dokumen yang dia belum selesai baca. Setelah itu Vino membawa barangnya ke kamar Shani dan disambut oleh Shani yang membantu dirinya.
"Banyak banget kak bawanya" ucap Shani sambil membantu mengangkat matras yang dibawa Vino
"Iya kan aku juga ada beberapa dokumen yang belum aku baca jadi sekalian ngelembur" ucap Vino setelah meletakkan matras di posisi yang pas
"Yah kok ngelembur kak" ucap Shani sambil memasang wajah cemberutnya kembali
"Iya kan demi bisa nafkahin kamu jadi terpaksa" Vino mencubit pipi Shani dengan gemas.
"Iya kak tapi jangan begadang oh nanti kakak sakit gimana" Shani mengingatkan tentang kesehatannya
"Kan ada kamu yang ngerawat aku" canda vino sambil menoel hidung Shani
"Jangan gitu ah kak, sini tidur jangan begadang" ucap Shani sambil memanyunkan bibirnya
"Tanggung isya Shan"
Beberapa saat itu adzan isya berkumandang. "Nah tuh adzan, sekarang sholat terus tidur yah"
"Yah kok gitu sih" ucap Vino yang memohon agar dirinya diijinkan untuk menyelesaikan tugasnya
"Kalo ngga, aku rusak nih laptopnya sama dokumennya. Mau?" Ancam Shani yang memegang laptop Vino
"Iya deh iya aku sholat dulu" vino akhirnya mengalah
"Iya kak" Shani menganggukkan kepalanya
Vino masuk ke dalam kamar mandi untuk ber-wudhu dan setelah itu dia sholat isya. Kemudian mereka berdua mempersiapkan diri untuk tidur dengan Vino yang tidur di bawah dan juga Shani yang berada di kasurnya.
"Kak"
"Hmm"
"Ngga di atas aja kak nanti kakak sakit loh" pinta Shani
"Ga nanti pada salah paham" tolak vino dengan tegas
"Ngga kok kak, aku ngga tidur kalo ngga di kelonin" ucap Shani yang sebenarnya adalah alasan
"Ya Allah Shan, kamu udah sebesar ini masih dikelonin" ucap vino sambil duduk di matrasnya sambil melihat Shani
"Ya mau gimana lagi kak" Shani yang memanyunkan bibirnya lagi
"Ya udah deh tapi nanti kalo kamu udah tidur aku tidur dibawa, jangan maksa" pinta Vino sambil berusaha berdiri
"Iya kak" Shani menganggukkan kepalanya dengan semangat
Vino pindah ke kasur Shani dengan posisi bersandar di kepala ranjang dan mengelus kepala Shani agar dia cepat tidur. Namun yang terjadi adalah Vino yang tertidur dan Shani belum tertidur karena nyamannya elusan Vino di kepalanya, dan pada saat elusan itu terhenti Shani melihat ke atas ternyata Vino tertidur.
Shani memposisikan tubuh Vino agar tidur di sebelah dirinya. Sebenarnya Shani memang beralasan untuk tidur bersama Vino namun Shani juga memiliki gangguan tidur yaitu jika tidak ada yang menemani untuk tidur makan dia akan kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.
"Kamu ganteng juga kak kalo tidur ngga kayak pas bangun apalagi pas dulu pertama ketemu, mukanya dingin dan ngeselin lagi sering nyuruh aku" batin Shani memanyunkan bibirnya sambil menjelajahi wajah Vino dengan tangannya
"Tapi gpp sih aku suka sama kakak sejak pandangan pertama, dan semoga kakak adalah jodoh aku yang udah aku minta sama Allah" batin Shani yang tanpa sengaja menganggu tidurnya Vino
"Lucu deh kamu kak, aku ikut tidur ya kak. Semoga mimpi indah" lanjut batin Shani sambil terkekeh melihat tidur Vino terganggu
Shani mengecup kening dan pipi Vino kemudian dia ikut menuju ke alam mimpi. Itu adalah momen terindah yang belum pernah Shani rasakan selama ini.
***