NovelToon NovelToon
VOYAGE

VOYAGE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Perperangan / Persahabatan / Romansa / Roh Supernatural / Penyelamat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sweety Pearl

Persahabatan adalah yang segalanya dalam hidupnya saat ini, berkuliah di salah satu Universitas besar dan terkenal di dunia adalah impiannya sejak dahulu. Bersama dengan 7 sahabat lainnya yang setanah air di sinilah dirinya berada, Oxford University.

Bangunan tua dengan seribu rahasianya, banyak rumor tersebar kalau setiap tahun akan terbuka sebuah pintu ajaib yang akan menarik beberapa mahasiswa ke dunia Fantasi yang tidak diketahui lokasi pastinya.

Mendengar rumor tersebut mereka berdelapan sepakat untuk mencari tau dan ingin membuktikan kebenarannya, apakah memang benar tentang rumor tersebut atau memang hanyalah rumor angin?

Yuk kepoin ceritanya di sini!

[JANGAN LUPA LIKE, SHARE, DAN KOMEN]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Lagi.

Enjoy!

Setelah berkeliling melihat secara keseluruhan semua lukisan yang ada di ruangan dan mendapatkan sedikit informasi mengenai Naga-Naga yang menghuni negeri TREQUENIX, kali ini para pria langsung diajak ke menara tertinggi lainnya yang beda tempat dengan para gadis.

Jurylis membawa mereka naik menggunakan gumpalan awan sama halnya dengan Lullayva lakukan, dan reaksi mereka sama juga terlihat meragukan.

"Jurylis apa tidak salah kamu ingin membawa kami menaiki awan tersebut?" Gavino menatap bingung gumpalan awan di depannya.

"Untuk apa aku bercanda ini memang salah satu alat transportasi yang digunakan di Kerajaan," Pria asap tersebut berkacak pinggang dengan sebelah tangannya melihat mereka tidak kunjung naik dan malah saling menolak untuk naik duluan.

"Awan itu gak bakalan hancur, kan?" tanya Lloyd menginjak awan perlahan-lahan, rasanya memang padat tapi tidak tau apa yang terjadi kemudian.

"Tidak, percayalah padaku." Berkali-kali sudah Jurylis menghembuskan nafas sabar menghadapi mereka berdelapan dari ruang lukisan tadi.

"Brandon gak usah naik deh." Frederick berkata tiba-tiba, Lloyd yang sudah naik di awan menatapnya bingung.

"Kenapa?" Sang pemilik nama menautkan kedua alisnya kebingungan.

"Takut jebol awannya," ucapan Frederick tersebut membuat Damian tertawa lepas sambil memukul punggungnya.

"Gua gaplok palak lu," Hanya itu jawaban Brandon dan langsung melangkahkan kakinya naik ke awan, tidak ada apapun yang terjadi.

"Ampun ampun .... Peace yaa damai damai." Frederick berpindah tempat saat Brandon berhasil naik di awan mengamankan dirinya takut benar-benar dipukul dengan tangan lebar Brandon.

Setelah semuanya berhasil naik di awan tersebut awan tersebut perlahan membawa mereka bersembilan semakin tinggi melewati tangga yang melingkar di dinding, Jurylis mendongak melihat sejauh mana lagi mereka akan tiba.

"Kita sampai di salah satu menara tertinggi yang ada Kerajaan," Awan berhenti tepat di dekat tangga paling atas yang mengarah langsung ke pintu, Jurylis langsung membuka pintu tersebut dan sebuah ruangan berbentuk setengah lingkaran terpampang dengan jendela tanpa kaca.

AHAETULLA Boy's melangkah masuk perlahan dengan Lloyd yang berada paling depan, melihat sekeliling jendela yang berjumlah empat tersebut ada teropong juga di dekatnya. Clayde mengajak Lloyd melihat ke salah satu jendela di sana.

"Wah ternyata inilah keidahan yang ada di TREQUENIX," Clayde menyembulkan setengah badannya keluar membiarkan hembusan angin yang sedikit kencang menyapu wajahnya dan menerbangkan helaian rambut depannya.

"Eh gua ngeliat padang pasir di sana," Frederick tiba-tiba menyeletuk, mereka semua melirik ke arahnya yang melihat pemandangan menggunakan teropong. Damian memintanya untuk bergantian karena juga ingin melihat padang pasirnya.

Gavino segera mengambil alih teropong dan melihat pemandangan padang pasir luas sama seperti yang Frederick lihat, "Iya ada Oasis juga di tengah padang pasinya yang warna airnya hijau gitu,"

Hanya sebentar Gavino melihat menggunakan teropong dan bergantian dengan Brandon yang juga penasaran dengan pemandangan Oasis di tengah padang pasir yang warnanya berwarna hijau.

"Ada patung Metal Dragon juga di sana," Clayde menggunakan teropong melihat ke mana arah teropong tersebut terpasang, Lloyd menepuk pundaknya meminta untuk bergantian.

"Itu perbukitan Kristal bukan sih? Warnanya mengkilap banyak warna gitu," Edmund memanjangkan lagi teropong yang digunakannya karena dari tadi perbukitan yang dilihatnya tidak terlalu jelas saat sudah bisa ia pun bergantian dengan Alton untuk melihat perbukitannya.

"Kalian adalah para pemuda yang akan membangkitkan kekuatan empat Naga awal, membuat sumber kekutannya kembali lagi seperti sedia kala dan membantu delapan gadis melawan masa kelam yang akan mendatangi pemerintahan King Ryudelys," Jurylis mengatakan hal tersebut dengan suaranya yang lirih, Lloyd mendengar sedikit ucapannya tapi tidak terlalu jelas.

Mereka berdelapan bergantian melihat seluruh pemandangan yang ada hingga masing-masing tau keindahan penjuru negeri TREQUENIX, ada banyak rahasia yang tersembunyi rapat di seluruh daerah, hanya menunggu waktu untuk membongkarnya perlahan.

Seusai melihat keadaan yang ada di menara kali ini Jurylis membawa mereka menuju ke bagian belakang Kerajaan yaitu kamar, berhadapan dengan pintu kamar para gadis yang tertutup rapat. Pintu besar dan tinggi tersebut Jurylis buka dan menampakkan ruangan besar dengan delapan ranjang yang terbagi 2 di sebelah kanan kirinya.

Ruangan mewah dengan dinding yang berwarna merah gelap, di sekelilingnya ada ukiran-ukiran yang berwarna emas melingkar di penjuru langit-langit, Chandelier besar dan megah tergantung di tengah-tengah ruangan.

Pandangan mereka tidak berhenti takjub melihat betapa megahnya isi kamar sehingga salah satu dari mereka membayangkan kalau mereka akan menetap selamanya di Istana, langkah kaki mereka membawa mereka ke tengah-tengah ruangan yang di mana ada karpet dengan wajah Naga Artyfleyda di sana.

"Inilah kamar yang akan kalian tempati selama berada di Kerajaan beberapa hari buatlah diri kalian merasa nyaman," Jurylis langsung menghilang begitu saja dan pintu besar tempat mereka masuk tadi langsung tertutup rapat.

"Dia langsung pergi begitu saja padahal kita belum mengucapkan terimakasih atau apapun," Alton berujar menatap pintu yang tertutup itu.

Lloyd melangkahkan kakinya mendekat ke jendela melihat pemandangan di luar sana, matahari akan terbenam dibalik tingginya deretan pegunungan yang terlihat sangat jauh di ujung.

"Ada apa Lloyd? Lu oke aja?" Damian berjalan menghampirinya dan menyentuh bahunya pelan.

"Gua baik, hanya gua tiba-tiba keingat sama perkataan Mr. Hoppy tentang ramalan Starybulla. Apakah ramalan itu memang berhubungan dengan keberuntungan kita mendapat giliran berkunjung ke dunia Fantasi?"  ucapan dan pertanyaan dari Lloyd membuat mereka bertujuh saling berpandangan.

Gavino berjalan mendekat lalu mengusap punggungnya, "Siapa lagi kalau bukan kita semua yang ada di ramalan Starybulla itu, kita memanglah para remaja yang diceritakan dalam ramalan tersebut."

"Lalu dengan tibanya kita ke Kerajaan apakah ramalan Starybulla hanya akan sampai di sini saja? Nggak mungkin ramalan tersebut hanya menceritakan kedatangan kita jika tidak ada sebab lainnya," ucapan dari Edmund membuat Gavino menoleh dan menyuruhnya diam.

Lloyd menghela nafasnya dengan berat, "Nanti saat bertemu dengan para gadis kita akan tanyakan tentang ramalan Starybulla mungkin saja mereka tau lebih banyak tentang ramalan tersebut."

Setelahnya mereka langsung berpencar memilih ranjang yang ingin ditempati tentu saja dengan sedikit rebutan dan ada perkelahian diselingi candaan di antara mereka, suara tawa mereka menggema di seluruh kamar bahkan bisa terdengar ke luar.

Para gadis yang kamarnya berhadapan dengan pria satu persatu mulai terbangun dikarenakan suara tawa tersebut, Lilyana menyalakan chandelier utama sambil mengucek matanya. Neisha ikutan terbangun mendengar suara tawa tersebut.

Desya yang tidak tidur menyadari juga suara tawa tersebut yang sepertinya sangat dekat dengan posisi kamar mereka, buku TREQUENIX di pangkuannya diletakkan di atas bantal dan berjalan mendekat ke pintu. Sempat diliriknya Lilyana dan gadis itu menyuruhnya membuka pintu.

Pintu dibukanya sedikit menyembulkan sebagian badannya mengintip koridor sekelilingnya sepi dan semakin gelap karena hari sudah mendekati senja dan suara tawa tersebut berasal dari pintu yang ada di depan kamarnya, terdengar suara tawa seorang pria yang dirasanya tidak asing.

Setelah mengumpulkan keberanian Desya berteriak memanggilkan satu nama, "LLOYD?"

Suara tawa itu seketika berhenti dan itu membuat Desya sedikit terhenyak apa mungkin itu adalah hantu, tapi saat pintu di depannya terbuka dan muncul sebuah kepala yang berambut blonde itu membuatnya mengukir senyuman senang.

"Desya!"

Continue.

1
halooooo kaka aku mampir yh, cemangat terus bikin karya nya/Hey/
Lolly_Fyalin: makasih kak udah mampir🌹
total 1 replies
viverryn
uwah, sebetulnya aku suka konsepnya, tapi karena masih pemula banyak yang harus kakak perhatiin ya. Cuma ini lebih baik dari aku kok, mungkin dikonsisten 'kan lagi aja biar makin banyak yang penasaran sama ceritanya kaya aku. Oh iya, End itu berarti selesai kak, jadi kalau di akhir bab dikasih notice "end" dan bukannya "to be continue" yang artinya bersambung, berarti bab ini sama bab setelahnya enggak berhubungan lagi.

Maaf kalau terkesan menggurui ya😥 aku cuma merasa sayang karena lihat karya ini punya potensi karena udah lumayan. semangat terus, aku bakal sering mampir kok!
Lolly_Fyalin: WAH KAK TERIMAKASIH BANYAK SUDAH MAMPIR DN BERKENAN MEMBERIKAN KOMENTAR🫂🫂

noted! ak terima masukan dari kakak, trimakasih sudah memberi tahu yaa kak🫂🫂🫂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!