Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 20
Aleta sibuk dengan komputer di depannya saat tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Dimas menaruh secangkir kopi panas yang masih mengepul asap di atasnya. Sengaja laki-laki itu berikan untuk Aleta dan diletakan di ujung meja kerja gadis itu.
"Buat kamu, biar rileks sedikit," ujar Dimas sontak membuat Aleta melirik laki-laki itu sebentar.
"Terimakasih," setelahnya Aleta kembali fokus dengan layar yang masih menyala di depannya.
Dimas hanya mengangguk kecil, ia kembali ke mejanya tanpa mengatakan apa-apa lagi.
Diam-diam Mili yang duduk tidak jauh dari Aleta mengamati pergerakan Dimas tadi, sampai interaksi di antara keduanya. Sengaja Mili menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Rita.
"Rik, lo ngerasa ada yang aneh nggak?" bisik Mili dibalas gelengan kepala oleh Rika.
"Itu si Dimas, tiba-tiba banget bikinin kopi Aleta, curiga nggak sih?" lanjut Mili kali ini membuat Rika yang sedang fokus teralihkan.
"Mana?" tanya Rika melihat Aleta yang fokus sendiri di meja kerjanya tanpa adanya Dimas.
"Ck, dodol. Tadi gue liat Dimas ngasih si Aleta kopi, tuh liat di ujung meja Aleta udah ada 2 cangkir kan? Yang satunya dari Dimas," jelas Mili diangguki oleh Rika mengerti.
"Terus?" bingung Rika yang langsung mendapat toyoran pada keningnya.
"Apa sih? Gue nggak suka ya diginiin," kesal Rika tidak terima.
"Menurut gue ya? Si Dimas kaya suka nggak sih sama Aleta? Lo bayangin aja sejak adanya Aleta si Dimas jadi pendiam banget kan? Nggak kaya dulu lagi," ujar Mili mencoba mengingatkan Rika.
"Ya tuh anak kan emang pendiam Mil," balas Rika seadanya.
"Sstttt nggak gitu. Diamnya Dimas sekarang itu beda Rik, kaya yang gimana gitu, iris kuping gue Rik kalau sampai omongan gue ini nggak bener, yakin gue si Dimas main hati ke Aleta."
Setelah mengatakan itu Mili kembali ke mejanya. Sementara Rika menatap Aleta dan Dimas secara bergantian, dan kebetulan Rika baru saja memergoki Dimas yang diam-diam sedang menatap Aleta, namun agaknya Dimas sadar sedang dilihat oleh Rika, terbukti dari Dimas yang langsung mengotak-atik komputer di depannya.
"Masa sih? Kayaknya enggak deh, tuh anak kan emang sedikit ajaib," gumam Rika ditunjukan untuk Dimas.
Dimas memang tergolong laki-laki yang pendiam, sebenarnya tidak terlalu pendiam, tetapi irit bicara dan hanya seperlunya saja. Mereka juga sudah cukup akrab di kantor. Itu yang membuat Rika sedikit tidak percaya dengan apa yang Mili katakan.
Sementara di ruangan lain. Fandra sedang menandatangani beberapa dokumen penting. Tanda tangannya memang sangat diperlukan, itu sebabnya ia tetap harus pergi ke kantor meski dengan posisi berbeda sekarang.
"Nyaman seragam lo Ndra?" pertanyaan Finda tidak digubris Fandra.
Laki-laki itu masih membolak-balikan lembaran demi lembaran kertas di mejanya. Sementara Finda asik bermain ponsel dengan sesekali melihat ke layar laptop yang dibiarkan menyala.
"Fandra, lo budek apa tuli sih?" kesal Finda diacuhkan oleh Fandra.
"Lo diem dulu deh, gue harus nyelesaikan ini," balas Fandra tetap fokus pada kegiatannya.
"Sebelum lo ngepel kantin kan? Buruan bentar lagi jam makan siang karyawan," ejek Finda kembali diacuhkan oleh Fandra.
"Done." Fandra menumpuk berkas terakhir yang dibaluti map berwarna biru, setelahnya laki-laki itu meregangkan kedua tangannya dengan kepala ia tengadahkan ke atas.
"Kasian banget sih adik gue, harus jadi tukang bersih-bersih di kantor sendiri," lagi-lagi suara Finda terdengar mengejek.
"Lo kenapa nggak kembali ke setelan pabrik aja sih Ndra? Kaya yang enak aja jadi OB," cerocos Finda.
"No, gue muak dikejar-kejar perempuan terus, wajah dan posisi gue terlalu memikat mereka," ujar Fandra beranjak dari duduknya.
Sisi arogan seorang Fandra masih melekat, namun meski begitu Fandra mulai sedikit berubah, ia sendiri jenuh terus dikejar banyak wanita yang menyukainya karena tampang dan hartanya. Fandra ingin mendapatkan wanita yang bisa membuatnya mengejar, yang bisa menggetarkan hatinya. Fandra belum mendapatkan itu selama ini.
"So, lo mau sampai kapan kaya gini?" tanya Finda sebelum Fandra benar-benar keluar dari ruangannya.
"Sampai gue yang ngejar-ngejar seseorang, bukan dia yang ngejar gue," ujar Fandra sontak membuat Finda tertawa.
"Mimpi, mana ada seorang gadis mengejar laki-laki OB seperti lo Ndra," ejek Finda.
Namun lagi-lagi sudah tidak dihiraukan oleh Fandra. Laki-laki itu sudah melangkah menuju kantin untuk mempersiapkan makan siang para karyawan.
Menata piring dan lain sebagainya. Bila perlu mengelap kembali meja kantin agar karyawan semakin betah bekerja di kantornya.
Itu bukan ide Fandra, melainkan sudah turun temurun dari kakek buyutnya yang begitu memanusiakan para karyawan sehingga selalu lama bekerja di perusahaan yang didirikan oleh kakek buyutnya dulu.
"Fandra, kamu ambil sendok yang sudah aku bersihkan ya di belakang, semua sudah siap," titah seorang OB yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Fandra.
Laki-laki itu melangkah menuju tempat yang dimaksud oleh OB temannya tadi. Cukup telaten Fandra melakukannya, sebenarnya Fandra hampir menyerah melakukan itu semua, namum karena kedatangan seseorang membuatnya kembali bermain-main dengan sandiwaranya sekarang.
Beberapa karyawan mulai berdatangan untuk makan siang, hampir semua karyawan yang bekerja di kantornya memang tidak ada yang membawa bekal. Makanan di kantin sudah lebih dari enak bahkan penuh dengan gizi, dengan menu yang setial hari berganti-ganti.
Kantin sudah penuh, dan bahkan beberapa karyawan sudah pergi dan bergantian dengan yang lain, namun seseorang yang Fandra tunggu belum lah kelihatan.
"Ck," decaknya berniat untuk pergi.
Langkah Fandra terhenti saat kedua wanita yang Fandra tahu cukup dekat dengan Aleta datang, namun lagi-lagi gadis itu tidak berasama dengan mereka.
"Hei, itu kamu? Wah...tampan sekali," puji Mili saat melihat penampilan Fandra sekarang.
Rambut rapih dan klimis itu sengaja Fandra singkirkan, namun lagi-lagi ia sudah mendapat pujian, bahkan tidak sedikit sedari tadi di kantin karyawan yang terang-terangan memuji penampilannya.
"Aleta, apa kalian melihat Aleta?" tanya Fandra sukses membuat Rika dan Mili saling melempar pandang.
"Tata tadi ijin ke depan, ada urusan katanya," beritahu Rika yang langsung diangguki oleh Fandra.
Laii-laki itu pergi dan mungkin saja akan menuju ke tempat yang disebutkan oleh Rika barusan.
"Wah.. Ada saingan Dimas ternyata," komentar Mili langsung disiku Rika.
"Hati-hati, nanti jadi gosip kantor Mil," peringat Rika mendapat kekehan dari Mili.
Fandra mencari keberadaan Alet, tetapi ia belum juga menemukan keberadaan gadis itu, bahkan di tempat yang dimaksud oleh Rika tadi pun Aleta tidak di sana. Satu tempat yang Fandra curigai dan mungkin saja Aleta berada di sana.
Langkahnya memelan saat ia sampai di tempat tersebut, terlihat Aleta yang sedang mengobrol dengan seseorang, tapi dari jauh pun Fandra dapat melihat jika itu bukanlah obrolan biasa, melainkan sebuah perdebatan.
"Sial," gumamnya melangkah pelan mendekati mereka.
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭
cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.
tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁
sabar ya mas Fandra😉
nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....
Dasar Dipta buaya kadal buntung. udah punya istri hamil masing aja jajan sana sini. awas aja Alesa bakal kena penyakit nya ntr😌😌😌
di dukung kq mas Fandra biar Arfanda Junior nya segera rilis dan mba Tata jg jd lupa sama dendamnya. biar fokus aja sm dede emes nya🤭🤭