Istri Berbahaya Tuan Muda

"Ini pembukuan toko kami, dan juga absen para staf toko," ucap manager toko menyerahkan sebuah buku pada Diana.

Diana hendak mengambil buku itu ketika sebuah tangan langsing mendahuluinya.

"Diana tidak mengerti hal-hal seperti ini, jadi biar aku mewakili dia memeriksanya," ucap Maya.

"Eh?" Sang manager terkejut, 'dia tidak mengerti? Lalu kenapa bendahara dan sekretaris bilang kalau aku harus hati-hati padanya? Bahkan bendahara tidak mau lagi memanipulasi pembukuan keuangannya. Apa bendahara hanya bohong saja ya?' ucap sang manager dalam hati.

Diana pun tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengambil gelas tehnya dan menikmati teh yang disuguhkan padanya.

Sementara itu, Naomi yang duduk di sebelah Diana mengulurkan tangannya menyentuh paha putrinya. Dia seolah memberi kode pada Diana, tapi Diana balik tersenyum.

"Biar Maya yang memeriksanya," ucap Diana.

Maya yang mendengar ucapan Diana langsung berbalik menatap Naomi, "itu benar tante, aku cukup pandai dalam hal ini," ucap Maya.

"Baiklah," kata Naomi.

Maya kembali memeriksa dokumen di hadapannya sebelum berkata, "ini terlalu banyak untuk di periksa dalam satu hari. Lagipula laporan pendapatan beberapa tahun sebelumnya masih di cantumkan di sini. Mungkin aku bisa datang secara pribadi besok untuk memeriksanya," ucap Maya.

"Itu,, Bendahara menyuruh saya menambahkan semua laporan dari tahun-tahun sebelumnya. Kalau begitu saya akan mengambilkan laporan tahun ini saja," kata sang manager sambil berdiri.

"Itu bagus!" Ucap Maya seraya tersenyum, 'hm,, beberapa bagian di laporan ini mengalami kesalahan. Nanti aku akan bilang mau ke toilet dulu lalu membiarkan Diana dan ibunya kembali terlebih dahulu. Setelah itu aku bisa mengancam manager ini dan mendapatkan beberapa uang. Aku rasa uang 50 juta cukup untuk toko ini. Dan setelah itu ada beberapa toko lagi,,, ah,, betapa aku sangat senang hari ini. Ayah benar sekali, aku harus memperbaiki hubunganku dengan Diana dan melupakan kejadian tempo lalu, uang akan mengalir deras ke kantongku asal Diana masih terus mempercayaiku,' ucap Maya dalam hati.

Maka mereka menunggu beberapa saat sampai sang manager kembali membawa sebuah buku yang lebih tipis dari sebelumnya.

"Ini laporannya," ucap sang manager.

"Terima kasih," kata Maya mengambil laporan tersebut.

Dia pun memeriksanya selama beberapa saat sampai akhirnya dia meletakkan kembali dokumen itu di atas meja, "pembukuan ini luar biasa. Pemasukan dan pengeluaran sinergis, dan stok barang di gudang selalu diperbaharui. Laba perusahaan juga naik dari tahun sebelumnya. Kau mengelola toko ini dengan baik," kata Maya.

"Ah,, terima kasih, itu bukan apa-apa," kata sang manager merasa senang.

Naomi melihat putrinya, 'padahal semua bendahara melakukan korupsi, apa mungkin bendahara di toko ini tidak melakukannya ya?' kata Naomi dalam hati, dia menunggu putrinya berbicara. Tapi perempuan itu terkejut saat diana mengeluarkan pendapat nya.

"Syukurlah jika seperti itu," ucap Diana melihat ke arah CCTV dalam ruangan yang mengeluarkan cahaya merah, itu artinya CCTV itu sedang menyala.

'Aku harus menyambungkan CCTV di semua toko dan pabrik ke ruang kerja di rumah,' ucap Diana dalam hati.

"Kalau begitu tidak ada masalah lagi 'kan?" Kata Maya yang tidak sabar Naomi dan putrinya segera meninggalkan ruangan tersebut.

"I,, iya," jawab sang manager, 'kalau seperti ini, aku bisa mengubah laporannya ke laporan awal supaya aku tidak perlu mengganti uang yang sudah ku ambil. Lagi pula ternyata perempuan ini tidak seperti yang dikatakan bendahara sialan itu, dia masih bodoh seperti dulu,' ucap sang manager dalam hati.

"Kalau begitu kami pergi dulu, besok akan ada teknisi yang datang kemari, tolong layani mereka dengan baik," ucap Diana seraya berdiri.

"Eh? Teknisi?" Sang manager keheranan. Untuk apa seorang teknisi datang ke toko?

"Kau akan tahu besok," kata Diana sambil berjalan keluar bersama ibunya.

"Diana, tante, kalian duluan saja, aku masih mau menggunakan toilet," ucap Maya.

"Baiklah, sampai ketemu di depan. Ah,, salinan laporannya tolong dikirim ke rumah ya," ucap Diana sambil membuka pintu.

"Baik," jawab sang manager, 'hehe... Dia pasti tidak akan memperdulikannya jadi aku tidak perlu khawatir,' ucap sang manager dalam hati sambil menutup pintu dan melihat Maya kembali duduk di sofa sambil menikmati secangkir tehnya.

"Toiletnya di sebelah sana," ucap sang manager sambil menunjuk sebuah pintu.

Maya meletakkan gelasnya lalu tersenyum menatap sang manager, "kau pikir itu tujuanku tinggal?" Tanya Maya mengejutkan sang manager.

"Eh? Lalu,, apa yang Nona inginkan?" Tanya sang manager agak gugup.

Meski dia memberikan laporan yang telah di perbaiki, tapi tetap saja ada beberapa kesalahan kecil di sana karena pengerjaannya yang buru-buru.

"Hm,, tentu saja aku hendak membicarakan masalah laporan milikmu. Bukankah kau sendiri sadar disana ada banyak kesalahan? Kira-kira apa yang terjadi kalau aku memberitahukan Diana soal masalah itu?" tanya Maya sambil tersenyum membuat keringat dingin sang manager menetes di punggungnya.

Sang manager dengan gugup berkata, "A,, apa yang anda bicarakan? Sa,, ya--"

"Tidak usah pura-pura, Diana menungguku di depan," kata Maya sambil berdiri.

"Tunggu!" sang manager menghentikan Maya yang hendak pergi, "apa yang kau inginkan?" tanya sang manager.

Maya tersenyum sambil menarik kertas dari tasnya, "sekarang juga transfer 50 juta ke sini, lalu aku akan membiarkan masalah tadi!" tegas Maya.

"A,, apa?" sang manager terkejut, itu jumlah yang sangat banyak!

"Tidak mu? Ya sudah, aku tinggal mengatakannya pada Diana," ucap Maya melangkah ke arah pintu.

Sang manager mengigit bibir bawahnya, dia kesal.

"Tunggu!" Sang manager menghampiri Maya, "baiklah, akan kukirimkan sekarang. Tapi jangan katakan masalah ini pada Nona Muda," ucap sang manager.

Maya tersenyum, "tentu saja! Kirim uangnya sebelum aku sampai di mobil," ucap Maya menyerahkan kertas berisi nomor rekeningnya lalu pergi dari sana dengan senyum merekah.