NovelToon NovelToon
Jeri & Ryuna

Jeri & Ryuna

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Cintamanis / Teen School/College / Bad Boy / Enemy to Lovers / Slice of Life
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: And_waeyo

Hari itu Jeri tak sengaja melihat Ryuna yang sedang menari sendirian di lapangan basket. Ia yang memang dasarnya iseng malah memvideokan gadis itu. Padahal kenal dengan Ryuna saja tidak.

"Lo harus jadi babu gue sampai kita lulus SMA."

"Hah?!" Ryuna kaget.

"Pasti seru." Jeri tersenyum misterius membuat Ryuna menduga lelaki itu akan menyiapkan seribu rencana untuk membuatnya sengsara.

"Seru apanya?! Fix sih, lo yang nggak waras di sini!" gadis itu menatap Jeri dengan pandangan menghujat.

Sejak hari itu, Ryuna harus selalu berurusan dengan Jeri yang senang sekali bukan hanya mengganggu namun juga menjadikannya babu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon And_waeyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Menjadi babu seseorang tanpa digaji adalah cara memulai hari dengan buruk. Ditambah, Ryuna harus berlaku asing mulai saat ini pada orang yang paling dekat dengannya di sekolah. Jimi memang bersungguh-sungguh. Sedari pagi lelaki itu bersikap acuh dan seolah tak mengenalnya.

Lalu soal Jeri, lelaki itu mengirimkan pesan pada Ryuna agar membawakan minuman teh kemasan botol ke kelas. Jeri juga meminta Ryuna melakukannya setiap hari selama sekolah.

Memang permintaannya bukan yang aneh-aneh dan Ryuna pun sanggup melakukannya. Hanya saja setiap hari? Wah Ryuna pikir harinya akan cukup melelahkan.

Saat ini pun Ryuna sedang melaksanakan perintah Jeri. Ketika gadis itu akan ke kantin, Jeri menelponnya agar gadis itu mengambilkan gitar dari ruang kesenian yang Jeri pinjam. Katanya di sana sudah ada orang dan barang itu tinggal diambil. Ryuna sempat bertanya kenapa Jeri tidak meminta orang lain disana untuk memberikannya.

Jawabannya apa? Coba tebak.

Jawaban lelaki itu malah membuat Ryuna kesal. Ia bilang, babunya harus kerja dan tidak boleh makan gaji buta. Hei! Ryuna bahkan tak digaji, hanya dijanjikan suatu hal. Meski begitu, Ryuna tetap melakukan perintah Jeri.

Gadis itu memasuki kantin. Mencari Jeri yang katanya sedang berada di salah satu meja dengan temannya. Setelah melihat keberadaan lelaki yang ia cari, Ryuna menghampirinya.

"Untung gue sabar," gumam Ryuna sembari melangkah.

Ia mungkin agak kesal, tapi ekspresinya tetap biasa saja.

"Nih," ucap Ryuna setelah berada di dekat Jeri.

Lelaki yang memang sedang asik ngobrol dan sebelumnya tak menyadari kedatangan Ryuna jadi menoleh. Begitupula dengan kedua teman lelaki itu.

"Eh Ryuna, halo Ryu," sapa salah satu teman lelaki itu sok akrab. Ia memang easy going, gampang tersenyum, namun playboy.

"Hai," Ryuna membalas sapaan Raifal.

Seorang lelaki dengan tubuh bongsor di samping Raifal hanya melirik gadis itu sekilas dan lanjut makan. Dia ..., yang waktu itu menabrak tubuh Jimi sampai sahabatnya jatuh dan terluka.

Jeri mengambil gitar dari Ryuna. Lalu menatap gadis itu. "Beliin gue teh manis sama dimsum."

"Jer, gue aja belum beli makanan!"

"Beliin dulu punya gue."

Ryuna rasanya ingin mengatai lelaki itu tapi ia menahannya sekuat tenaga dan hanya menatap Jeri kesal.

"Sana buru."

Gadis itu mendecak, ia berlalu pergi untuk melakukan apa yang Jeri perintahkan.

"Sejak kapan lo dekat sama si Ryuna?" ucap Raifal.

"Sejak kemarin," kata Jeri jujur.

"Nggak mungkin, lo barusan nyuruh-nyuruh dia. Kalian nggak mungkin baru kenal," ucap Raifal dengan ekspresi tak percaya.

Jreng

Bukannya menanggapi Raifal, Jeri malah mulai memetik senar gitar.

"Nyanyi kuy," ucap lelaki itu.

"Gue lagi makan," ucap lelaki di sisi Raifal, Azki namanya.

"Heh jawab dulu pertanyaan gue!" ucap Raifal.

"Rai lo pernah dengar istilah 'keingintahuan bisa membunuh kucing' nggak?"

"Pernah, tapi gue bukan kucing," jawab Raifal.

"Untung lo bukan kucing, kalau iya nyawa lo udah nggak ada," ucap Jeri.

"Bukan gitu intinya bego," ucap Azki yang daritadi mendengar pembicaraan mereka.

"Kiw, hai Luna!" perhatian Raifal sudah teralih pada seorang gadis yang baru saja melewati mejanya.

"Apaan dih," balas Luna jutek.

Jeri menertawakan temannya sementara Raifal tersenyum masam.

"Udah punya pawang masih aja lo gangguin. Entar anak-anak ipa itu tambah benci sama kita," ucap Jeri.

"Biarin, emang gue peduli?" Raifal bersikap acuh tak acuh.

"Gue juga kagak sih," ucap Jeri, lalu mulai memainkan gitarnya lagi dengan intro lagu yang cukup familiar.

"Asik, tetap ngegalau walau nggak ada yang digalauin," ucap Raifal.

"Lanjutin Jer! Mau ikut nyanyi nih!" ucap seorang gadis dari meja lain, dia adalah teman sekelas Jeri.

"Si monyet tebar pesona!" yang lainnya juga ikut nimbrung.

"Nggak tebar pesona juga pesona gue udah bertebaran," ucap Jeri percaya diri.

"Narsis gila!"

Teman-teman lelaki itu menyoraki dengan heboh sementara Jeri hanya tertawa, lagu dimulai, lelaki itu menyanyikan sebuah lagu bersama beberapa orang yang cukup dekat dengannya. Mungkin sebentar lagi kantin bisa disulap sebagai tempat konser.

Ryuna diam-diam memerhatikan lelaki itu selagi menunggu dimsum pesanannya yang sedang dibuat. Harus Ryuna akui jika suara Jeri cukup bagus.

"Ini dimsumnya," ucap seorang penjual ibu-ibu kepada Ryuna.

"Oh iya, makasih, Bu."

Ryuna memberikan uang pas. Sekarang tangan gadis itu penuh dengan minuman dan semangkuk dimsum. Ia sempat ragu untuk datang ke meja Jeri karena sekarang perhatian beberapa orang sedang fokus pada lelaki itu.

Tapi masa bodo lah, ia ingin urusannya cepat selesai.

Ryuna meletakan makanan dan minuman yang ia bawa di atas meja. Gadis itu hendak berbalik dan pergi dari sana namun suara Jeri menghentikan langkahnya bertepatan dengan suara gitar yang berhenti.

"Mau kemana lo?"

Beberapa orang yang sedang menyanyikan lagu jadi protes. Tapi Jeri menghiraukan itu.

Ryuna kembali membalikkan tubuhnya. "Beli makanan."

"Duduk dulu, siapa bilang tugas lo udah selesai?"

"Jer, astaga gue pengen makan."

Lelaki itu hanya diam sambil menatapnya. Ryuna menghela napas.

"Wih siapa tuh? Diam-diam mangsanya anak ipa!" seorang lelaki dari bangku lain bersuara.

"Bacot lo Gra!" balas Jeri pada lelaki itu dengan nada bercanda.

Namun Agra malah mengoloknya, membuat teman lelaki itu juga ikut-ikutan menyoraki dengan heboh.

Jeri beralih menatap Ryuna yang mulai menampakkan ekspresi datar.

"Apalagi?" ucap Ryuna sambil duduk di sampingnya.

"WAHHH! BENERKAN GUE, PEJE JER!"

Jeri menghela napas. "Gra! Diam lo, gue lagi ada urusan."

"Urusan apa urusan?" Agra mengatakan itu dengan nada menggoda.

1
Pipit Aprilianti
Luar biasa
and_waeyo: Terima kasih💕
total 1 replies
GingerGarlic
💕
and_waeyo: Terima kasih💕
total 1 replies
Muanisah Jariyah
ceritamu bagus, penulisan rapi enak di baca tapi kok sepi ya thor?
Muanisah Jariyah
cerita nya seru tapi kenapa sepi yaaa
and_waeyo: Ada 3 kemungkinan, Kak. Pertam, karena saya penulis baru di NT, mungkin sekitar awal Agustus 2024. Kedua, karena target pasar di NT/algoritmanya mungkin kurang ke cerita seperti ini. Ketiga, kurang promosi. Keempat, saya kurang tahu😂🙏
Tapii di luar itu, makasih banyak untuk kakak yang sudah mendukung cerita ini😙
total 1 replies
Rita Riau
kayak nya kehidupan Ryuna dgn Jeri ga jauh beda 🤔
Rita Riau
sekarang,kamu bilang bukan cewek mu Jeri,,? kedepannya kamu bakalan kelepek kelepek,,
Rita Riau
awas Jer,,,, hati hati dengan tindakan mu. babu jadi rindu"
and_waeyo: Wkwk kena karma ntar
total 1 replies
anggita
🎸🎼...Ryuna👏
anggita
hadiah iklan☝+ikut ng👍like aja. moga lancar novelnya.
and_waeyo: Aamiin, mkaasii Kak🪄😚
total 1 replies
anggita
Jeri😏... Ryuna😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!