NovelToon NovelToon
As You Wish

As You Wish

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Lo gak seistemewah itu."
"Kalau begitu jangan ikut campur urusan gue!."

^-^

Karelio Nathanael
Mantan terberengsek sekaligus mantan terindah bagi Desya.
Mereka sudah berstatus mantan, tetapi tetap saja cowok itu berkeliaran di sekitar Desya seakan Desya adalah pusat hidupnya.

Adesya Sakura Atmaja
Julukan Queen Bee juga sesuai dengan arti nama Adesya 'anak perempuan raja', Bukan hanya dari keluarga old money, Desya juga cantik dan mempunyai otak yang diatas rata-rata sehingga dia selalu dieluh-eluhkan.

Desya mempunyai saudara kembar yang supportif dan menjadi garda terdepan untuknya.

Elio merasa Desya, perempuan yang terlalu sempurna untuk Elio yang bukan siapa-siapa.
________
Dan cerita ini tentang Desya dan orang-orang yang memiliki peran penting dihidupnya. Bahkan sosok Elio yang hanya mantan, susah untuk dihilangkan dari ingatan karena susah untuk di enyahkan.

"As you wish, terserah kamu mau apa!."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Elio Freak

Dengan santainya seorang Elio bertanya KABAR?

Setelah tujuh bulan?

Setelah nyakitin gue berkali-kali dengan ngotot minta putus, jadian dengan Clara, berkali-kali bermesraan didepan mata gue!.

Lo baru sekarang menanyai kabar gue?

Dasar An***g!!!

Desya ingin berteriak seperti itu, namun kata-kata itu hanya bersarang diotak cantiknya tampa mampu dia lontarkan.

Mencoba terlihat tidak perduli, Desya memutuskan tautan mata mereka, kembali meneruskan niatnya yang tertunda tadi, memakai jaket kulitnya santai. Padahal kenyataannya seratus delapan puluh derajat berbanding terbalik dengan itu.

Apa kabar hati, otak, jantung dan darahnya yang berdesir cepat. Tangannya mulai merasa dingin, begitupun dengan kakinya.

Untung saja tempat .ereka berdiri hanya disinari cahaya bulan dan cahaya lampu jalanan yang agak jauh, sehingga pipi memerah Desya tidak begitu terlihat jika tidak benar-benar memperhatikan wajahnya dari jarak dekat.

"Ade apa kabar?" Tanya Elio lagi.

Mencoba menuli meski nyatanya tidak, Desya meraih helm full facenya hendak memakainya tetapi Elio lebih dulu mencegahnya, sehingga tangan mereka malah saling tarik menarik.

"Lepas gak?" Ancam Desya tampa menatap Elio.

"Akhirnya kamu mau ngomong" Elio tersenyum lebar.

"Dasar freak!, lepas!."

"Jawab dulu Ade."

Desya berdecak, kepalanya menoleh, menatap Elio dengan nyalang. Meski jantungnya berdegup kencang, mendengar Elio memanggilnya Ade, nyatanya tidak membuat Desya bahagian. Ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan, membuat dadanya sesak perlahan.

"Jangan pernah memanggil gue Ade" desis Desya dengan suara lirihnya.

"Oke" Elio masih mempertahankan senyumnya, "bisa jawab dulu apa kabar?."

Rahang Desya mengetat, "sebelumnya baik. Tapi sekarang setelah liat loe, dada gue serasa sesak harus ngirup udara yang sama dengan lo."

Senyum Elio semakin lebar, Desya masih Desya yang dulu dia kenal, judes, sombong dan ngegemesin diwaktu yang bersamaan.

Desya menyentak helm ditangannya hingga terlepas dari genggaman tangan Elio hendak memakainya.

"Mungkin sesak karena gugup ketemu gue ditempat favorit kita ini."

 Desya terperangah dengan apa yang dikatakan Elio hingga mengurungkan niatnya memakai helm dan kembali menatap nyalang pada Elio yang kini bersandar pada motor Desya dengan santainya.

"Gugup ketemu lo?" Desya bertanya dengan nada sarkasme, "gak lagi, udah basi" lanjutnya dengan nada sok tegas.

"Oh ya?" Tanya Elio mencoba memastikan.

Desya tidak menjawab, memakai helm full facenya tidak perduli dengan pertanyaan Elio.

"Kalau udah gak gugup lagi dan udah basi, kenapa kesini?, kenapa ketempat favorit kita ini?" begitu lembut disetiap kata yang Elio utarakan.

Tampa sepengetahuan Desya, Elio menaruh harapan yang sangat besar dalam pertanyaan yanh dia lontarkan barusan.

Harapan, harapan mendengar Desya merindukannya, hanya satu kata itu tidak lebih, namun jawaban Desya malah membuat Elio tergelak.

"Gue baru nyervise motor gue, dan gak sadar malah kesini, mungkin setan-setan disini kali yang bisikin gue harus beluk kemana sampek gue gak sadar."

"Bukan setan" Elio menatap Desya dalam, "tapi hati lo yang bimbing loe sampek sini, yang artinya lo lagi kangen gue."

"Idih .... Apaan sih!, gak gitu ya!!!."

Desya mendorong kuat Elio, untung saja wajahnya sudah tertutup helm full facenya. Jika tidak, Elio pasti akan mengetahui gimana Desya mengulum bibirnya agar menahan degupan jantungnya yang menggila.

Elio yang tidak siap menerima dorongan dari Desya hampir saja terjatuh andai dia tidak pintar menjaga keseimbangan diri.

"Kalau beneran setan, berarti mereka mau kita disini, nemenin setan-setan yang mungkin ada wewe ..."

"KARELIO!!!"

Desya memekik, Elio mengetahui jika Desya tidak suka dengan membahas masalah si Wewe dan kawan-kawan sehingga pria itu memancing emosinya.

Lihat bukan, Elio malah tertawa setelah Desya terpancing emosi.

"Gue belum selesai bicara."

Elio menutup lubang kunci motor Desya sebelum Desya memasukkan kunci itu dan pergi.

Tatapan mereka kembali bertemu, Desya dengan tatapan penuh emosinya, dan Elo masih sama seperti tadi, dengan tatapan lembut dalamnya.

"Mungkin mereka tahu gue selalu kesini sendirian dan bimbing lo kesini karena hak mau gue sendirian."

Sial ....

Kak Ta*k!!!.

Dasar jantung sialan ... Berhenti gak lo ...

^-^

Kevana keluar dari kamarnya, menatap pintu kamar Elio yang tertutup sejak tadi. Kevano melihat Elio keluar tadi sore, dan sampai sekarang pria itu belum juga datang.

Dengan langkah gontai Kevano berjalan menuruni tangga.

Tangannya yang memegang ponsel menyelakan layar ponselnya, masih saja tidak ada balasan dari Desya, pesannya dibaca pun tidak dengan gadis itu, membuat Kevano uring-uringan sejak tadi, padahal dia mau mengajak gadis itu jalan.

"Loh, Rei gak keluar?."

Langkah Kevano terhenti kala mendengar suara yang tidak asing lagi baginya sejak delapan bulan lalu.

Savira, wanita itu berjalan menghampiri Kevano, sepertinya sejak tadi wanita itu berada diteras rumah. Entahlah, Kevano tidak perduli dari mana wanita itu, toh dia juga numpang dirumah mereka, dengan batas waktu yang tidak diketahui.

"Elio udah dari tadi keluar, kamu yang katanya udah on proses sama Desya kenapa malah diruman malam minggu gini?."

Kevano berdecak malas, "jangan sok inggis deh Bu, telinga sala geli" ujar Kevano sebelum melangkah pergi begitu saja.

Jelas saja Savira menangkap jika apa yang dia ucapkan tadi berhasil menyinggung Kevano.

Setelah kepergian Kevano, Savira tersenyum sama beberapa detik sebelum kembali menunjukkan wajah polosnya.

^-^

"Gue anter ya?, ini udah malam, perjalanan dari sini bisa sampek dua jam loh."

"Heh Elio!, mau ini malem kek, pagi, siang sore emang apa hubungannya ama loe?" Desya mulai terpancing emosi.

"Gue khawatir kalau ..."

"KARELIO!" Desya berteriak berang.

Sejak tadi Elio selalu mengalanginya untuk pulang, sok perhatian dan baik hati mau mengantar Desya pulang, bahkan Elio rela motornya dititipkan kepenjaga vila milik keluarga Baskara yang tidak jauh dsri tempat favorit mereka.

Desya benar-benar muak lama-lama, debaran jantungnya hilang entah menguap kemana karena kesalnya pada Elio.

"Jangan bersikap freak, jaga batasan lo!" Penuh dengan tekanan dan mata menatap tajam penuh amarah.

Elio mengjela nafas, tangannya tidak lagi memegangi motor Desya. Perlahan Elio melangkah mundur memberi jalan agar Desya bisa lewat.

"Jangan ngebut, gue ikutin dsri belakang, kalau capek berhenti ya, dari pada ..."

"KARELIO!!!"

Desya semakin berang dibuatnya, nafasnya mulai tidak teratur menahan emosi yang berkecamuk, yang sulit dia artika apa.

Mata mereka untuk kesekian kalinya malam ini kembali saling tatap lebih lama dari pada yang sebelumnya, dalam keheningan dan semilir angin.

"Tolong" ucap Desya lirih.

Deg ...

Dada Elio terasa terhimpit mendengar suara Desya yang lirih seakan tercekat, tatap mata desya berubah sendu penuh permohonan, tatapan yang selalu berhasil melemahkan Elio.

"Jangan bersikap begini" Desya kembali bersuara, tidak kalah lirihnya seperti tadi.

"Begini bagaimana?" Elio mencoba keberuntungan.

Kembali berharap akan mendengar kalimat yang bisa menunjukkan jika Gadis didepannya masih mencintainya. Setidaknya Elio masih menjadi pemilik hati itu, meski nanti Desya akan bersama dengan orang lain.

Selama beberpa detik Desya terdiam sebelum menjawab.

"Dasar Elio freak, minggir!!!."

Desya menarik gas tidak mau lagi terje ak dengan Elio, yang selalu membuat emosinya seperti menaiki roller coster.

Seratus persen Desya yakin, jika lima menit lagi dia disekitar Elio, Desya yakin jika pria itu akan mengetahui perasaan Desya yang masih stay ditempat dan dengan perasaan yang masih sama.

^-^

.

Hayu Readers jangan lupa tinggalkan jejak demi mendukung karya Author dan membuat Author semangat updatenya 😇

Terima kasih ... 🙏

Tiap hari sudah setia menunggu updatean 🤩 As You Wish 🥰

Tapi jangan lupa 🌟 Rate 🔖Vote 🎁 Hadiah💖 Favorit 👍 Like and 💬 Comment

Love You 😘

Unik Muaaa💋

1
evi nurazizah
lanjut thor
amora: semangat kk💪🤗
amora: semangat kk🤗
total 3 replies
bebby vie
rencana berapa episode Thor
Unique: Masih belum tahu 🤗 karena sejauh ini masih 1 konflik yang kebuka uppsss ... 🤭

Terima Kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!