NovelToon NovelToon
Hasrat Tetangga Liar

Hasrat Tetangga Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: elfi

Sebuah kisah seorang ibu rumah tangga bernama Diana,iya berjuang keras untuk keluar dari jerat kemiskinan.suaminya,
Budi,tak mampu berbuat banyak karena upah yang ia peroleh dari bekerja tidak cukup untuk menutup hutang ya.
Hingga akhirnya takdir mempertemukan Diana dengan Kevin, Seorang lelaki misterius yang menawarkan sebuah kerja sama tak biasa,dimana Diana harus menjadi pemuas hasratnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Dina tak bergeming sedikitpun, hatinya luluh lantak. iya tak menyangka bahwa Budi akan mengetahui rahasianya secepat itu. air matanya terus berderai, bukan karena penyesalan melainkan karena rencananya gagal total.

delapan tahun bersama Budi, nyatanya tak meyakinkan dirinya bahwa Budi adalah pendamping yang baik. kenangan pahit semasa mengalami kesusahan, tetap menjadi patokan Dina untuk ke depan, dan tak memungkiri hatinya sudah dipenuhi oleh sosok Kevin.

sudah jam 12.00 malam, budi tak kunjung pulang. Dina yakin, suaminya itu sulit untuk menerima kenyataan, bahwa dia sudah menghianatinya. dikuncinya pintu rumah, wanita yang selalu mengenakan nastar itu beranjak ke arah kamar.

ya teman yang menatap lembaran uang yang tergeletak di atas meja. benarkah itu uang pribadi Budi? tapi, dari mana suaminya itu mendapatkan uang sebanyak ini. padahal setahunnya Budi masih belum mendapat pekerjaan. atau jangan-jangan suaminya itu menerima tawaran dia. kalau tidak kemungkinan uang ini ya dapat dari berutang yang nantinya akan berujung kesusahan.

Dina semakin dilanda kebimbangan sungguh ia belum yakin bahwa Budi akan bisa memperbaiki keadaan perekonomian. yang dina takutkan hanya satu yakni takut kembali menjalani hari pahit seperti dulu.

jika seperti ini ya bingung harus berbuat apa. di sisi lain, iya tak mau kehilangan Kevin, entah kenapa dirinya sangat yakin. bahwa laki-laki yang sudah memiliki istri itu sangat mencintainya. perlakuan Kevin kepadanya, sangat berbanding terbalik dengan apa yang lakukan kepada istrinya.

keesokan paginya, Dina masih menunggu kedatangan suaminya, namun sampai tengah hari Budi tak kunjung pulang. hatinya semakin cemas rasa takut jika sebenarnya apa yang boleh katakan tadi malam hanya tipuan belaka.

secara logika, mana ada suami yang mau menerima kembali istrinya setelah ketahuan selingkuh?

Dina tak tinggal diam, jika ia harus kehilangan Budi, itu tandanya ia harus mempertahankan Kevin. keduanya saat ini harus ada dalam genggamannya. setelah menimang-nimang, iya putuskan untuk mengunjungi rumah Kevin. namun, sebelumnya ia harus memastikan bahwa Sarah sedang tak di rumah.

iseng, yang mengunjungi bapak bu nilam, tujuannya hanya untuk mengetahui keberadaan istri Kevin.

beruntung Bu Nilam pagi tadi melihat Sarah, katanya Sarah sudah berangkat kerja sejak pagi.

berbekal informasi yang ia dapat dari Bu nilam, Dina akhirnya bisa bernapas lega, segera ia mempercepat langkah untuk segera tiba di rumah Kevin.

tok tok tok tok.

"mas buka!"teriaknya. sesekali Dina melihat sekeliling, memastikan tak ada yang melihat dirinya.

ketukan pertama tak ada jawaban, hingga ketukan kedua, pintu rumah pun terbuka perlahan, dan nampak lah sosok yang dina cari siapa lagi kalau bukan Kevin.

"mas tunggu!"

Dina menahan pintu dengan melusup kan tangannya, sedangkan respon Kevin saat mengetahui kedatangan Dina, iya langsung mau tutup pintu lagi. Dina meringis menahan sakit sedetik kemudian Kevin akhirnya membuka pintu.

"aku minta penjelasan?'

"apalagi sih? masih belum jelas juga?"

"kemarin kamu bilang akan memberi penjelasan? jadi hanya seperti ini?"

Kevin sudah berkacak pinggang ia bingung menghadapi Dina, seharusnya wanita itu tak mendatangi lagi, apalagi Sarah sudah mengetahui semuanya. melihat Kevin yang masih dia mematung Dina memilih menerobos masuk.

"ngapain kamu masuk ha?"

"aku butuh penjelasan mas? siapa Yulia? kenapa dia mengetahui hubungan kita berdua"

"itu tak penting Dina. sekarang lebih baik kamu pulang. semua sudah selesai, mungkin Sarah sudah menjelaskannya!"

Kevin meraih tangan Dina kemudian menarik tubuhnya agar keluar. namun Dina menahannya yang ada Dina maju kemudian menutup pintu rapat-rapat.

"oke, apa yang mau kamu tanyakan ha? soal Yulia? dia adikku....."

"apa? adikmu?"

"iya, aku bekerja untuknya. Yulia yang menyuruhku mendekatimu. dan semua yang secara ucapkan tentangku adalah benar adanya"

"jadi selama ini?""aku sudah pernah bilang dari awal hubungan kita tak lebih hanya sebatas partner bercinta"

"tapi kenapa kamu minta aku memakai perasaan hah? apa kamu tak memikirkan itu?"Dina mulai terisak. melihat ada wanita yang menang di depannya sungguh membuat Kevin merasa muak, iya paling tidak suka melihat wanita menangis apalagi karenanya.

Tina perlahan merobohkan diri dari duduk pesan dari pintu sembari memeluk kedua kakinya.

"adikku terobsesi dengan suamimu sejak duduk di bangku SMA. selama itu dia memandang perasaan sampai muncul ide seperti ini."maaf

Kevin tak tega bagaimanapun juga Dina adalah korban dari perbuatan adiknya.

"aku mencintaimu mas!"ucap Dina tiba-tiba yang seketika membuat laki-laki bertubuh jangkung itu terkesiap.

"lupakan semua yang sudah lalu, kembalilah kepada suamimu, karena sebentar lagi aku akan pergi dari sini"

kali ini Dina yang tersentak, tangannya untuk bisa menjadi pasangan Kevin fokus begitu saja.

"semuda itu? telah banyak kenangan manis yang sudah kita lewati? lalu, bagaimana dengan uangmu sudah aku pakai?"

"ini semua kekeliruan. aku mencintai istriku dan kau seharusnya mencintai suamimu"

"semenjak kamu hadir cinta itu sudah memudar. entahlah, aku tak mengerti dengan hati ini"

Kevin terdiam beberapa saat, iya pun akhirnya berjongkok tepat di depan dinas Raya menyentuh pundak wanita itu"kita akhiri semua ini kembalilah pulang. suamimu itu laki-laki bertanggung jawab, asal kata musibah yang selama ini menimpanya adalah ulah adikku"

"apa?

"iya aku akui, kamu mau itu laki-laki yang hebat, kau wanita yang beruntung bisa bersanding dengannya. sedangkan aku? aku tak lebih seorang pecundang, belum tentu kamu menerima kekuranganku seperti Sarah"kata Kevin berapi-api.

"bukan itu, apa tadi kamu bilang? Yulia?"

"semua musibah yang menimpamu adalah rekayasanya dan aku pun ikut terlibat, asal kamu tahu ATM yang kamu pakai itu uang Yulia, bukan uangku"

kedua netra dina kembali mengembun, sakit sekali saat mendengar ucapan Kevin. sungguh ia tak menyangka bahwa wanita yang bernama Yulia itu wanita sangat berbahaya. sampai saat ini membuatku kekacauan sejauh ini.

tangis Diana semakin kencang, tubuhnya gemetaran sembari menahan sesak di dadanya. melihat denah begitu terpukul, Kevin Sarah refleks menarik tubuhnya ringkiknya ke dalam dekapan, bukannya mereda, tangis Dina malah semakin kencang.

cukup lama Dina menangis dalam pelukan Kevin, sampai membuat kawasan dikenakan lelaki itu bahasa di bagian depannya.

"terima kasih"ujar dina seraya menjauhkan diri. Kevin menelan nafas dalam, kemudian tersenyum manis padanya. ada rasa ngilu yang dina rasakan, sekuat apapun ia tahan tetap saja ia tidak bisa memungkiri bahwa dirinya sudah jatuh ke dalam pesona Kevin.

"pulanglah.... keluargamu pasti menunggumu di rumah. soal ATM itu simpan saja. biar aku yang mengurusnya dengan Julia"

Dina bergeming tak juga bangkit dari duduknya, sampai Kevin pun akhirnya mengulur kan tangan. semburat senyum akhirnya merekah dari bibir Dina. jika seperti ini, kemungkinan ini adalah hari terakhir ia bertemu dengannya.

"bolehkah aku lagi mas? sebagai tanda perpisahan?"cicit Dina pulang, ia menunjukkan kepala tak berani menatap Kevin. pendengaran hanya mendengar kekehan pelan dari lelaki itu, membuat hati yang semula takut langsung berbunga.

keduanya bangkit berdiri, kemudian mereka pun saling berpelukan lagi. Dina tak bisa menyembunyikan hatinya begitu memuncak dan memeluk Kevin begitu erat, pun dengan Kevin entah mengapa ya juga larut dalam momen ini. bahkan saat Dina mulai melepaskan pelukan, keduanya berpandangan cukup lama hingga akhirnya jarak mengikis mereka berdua. ketika hati mereka mantap untuk menudai semuanya, namun hal itu berbanding dengan hasrat yang mereka miliki saat ini.

...----------------...

di tempat lain, syarat untuk seraya menatap layar laptop. entah sejak kapan air mata di kedua meterannya mengalir deras, sedangkan laki-laki yang duduk di sampingnya hanya sesekali terus terdengar mendesah.

"kita lapor pak RT!"ucap Sarah. Budi yang sedang menatap layar laptop langsung menoleh ke arahnya. saran nampak lebih kacau dari sebelumnya, Budi minta ingin menambah kesakitan lagi untuk wanita itu sehingga memilih menutup layar laptop.

"kenapa ditutup? aku mau lihat setelah mereka pelukan, pasti------"suaranya tercekat, iya tak mampu melanjutkan ucapannya.

cara memang sedang mencari tahu, seberapa jauh hubungan suaminya dengan istri Budi, apalagi saat dinas secara terang-terangan mengatakan bahwa Kevin mencintainya.

"ayo kita lapor pak RT. mereka harus diberi pelajaran"

"tahan Sarah, kendalikan emosimu, ini aib suamimu, aib dirimu juga, jangan gegabah!

"tapi mereka sudah keterlaluan. kalau kau memang tak mempedulikan itu, biar aku sendiri yang melapor supaya mereka digerebek warga"

Budi langsung menahan suara yang hendak bangkit dari tempat duduknya. sejujurnya hatinya sama hantunya seperti yang saat ini Sarah rasakan, seandainya saja, ini bukan tempat umum, mungkin ia akan menangis kencangnya.

"kita berdua saja yang ke sana, jangan libatkan orang lain.

"kenapa? mereka harus mendapat pelajaran dari perbuatan zina ini. aku akan memanggil pak RT dan warga, juga akan memviralkannya ke sosial media. biar tahu rasa, biar Mereka malu, biar mereka..... hik hik hik "lagi-lagi sara menangis, beberapa orang yang melihat menatapnya heran ke arah keduanya.

kebetulan kafe milik Sarah sedang ramai pengunjung. Budi yang tak mau jadi pusat perhatian. langsung memboyong Sarah menuju parkiran.

"ini masih tempat umum. tahan dulu emosimu Sarah, kita ke sana sekarang"

Sarah hanya pasrah saat Budi pembawanya masuk ke dalam mobil. bahkan masih terekam jelas diingatannya, mobil ini pernah Kevin gunakan beberapa kali untuk mencelakainya. tunggu licik sekali Yulia, untuk menyembunyikan kejahatan bahkan ia menggunakan mobil milik iparnya.

sepanjang perjalanan, Budi dan Sarah diam dengan pikiran masing-masing, hingga mobil sedang memasuki jalan komplek, wajah tegang keduanya sudah nampak jelas.

"kita berhenti di sini"

"kenapa?"

"bukankah kita mau memergoki mereka?"

cara langsung membuka sabuk pengaman dan tugas keluar mobil, Budi pun mengikutinya.

"cara tolong jangan libatkan orang lain dulu"

"kenapa sih Budi? kamu takut? apa kamu terlalu cinta dengan dia.

"kau akan paham saat bayimu sudah lahir. ini bukan soal cinta, marah atau malu. seburuk apapun Dinda di mata orang lain, tapi tidak di depan anak-anakku., kita belum tahu kan kejadian di dalam sana"

cara membuang muka, iya nampak tak setuju dengan usulan Budi. bagaimana aku juga hatinya sudah hancur, itu tandanya Kevin dan Nina harus mendapat hukuman yang sama.

1
martina melati
nah betul tuh...
kalo emang mau nolong y tulus tanpa embel2...
martina melati
jangan php jika nti malah ingkar yg ada malah dosa, berbohong...
martina melati
waduh... ini namany gk tulus, ada udang dbalik udang...
Putu Sriasih
Lumayan
Putu Sriasih
Kecewa
Any
lanjut
Xyn Anala
Kejutan tak terduga
Akbar Cahya Putra
Keren sekali, thor. Rasanya seperti membaca lembar demi lembar karya masterpiece. 🎉
Elfi Asmawati: 😀😀😀😉 iya kk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!