NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:39.5k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penuh Rasa Bersalah

"Apa-apaan ini?" Mayang menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Regan barusan.

Sudah hamil katanya? Apakah ia tidak salah dengar? Bagaimana bisa Naura hamil sedangkan mereka belum menikah? Apakah pergaulan anaknya di Jakarta sebebas itu?

"Bu?" Naura kembali bersuara, dengan raut wajah tak kalah menyedihkannya. Menatap ibunya dengan tatapan penuh rasa bersalah, dengan pelupuk mata yang sudah digenangi air mata. "Bu, maafin, Naura, Bu...."

Suara Naura sudah bergetar, menandakan bahwa dia sudah tidak kuat menahan tangis yang akan segera keluar. Demi apa pun, Naura benar-benar tidak tega melihat ibunya sekarang. Betapa terlihat kecewanya wanita itu sampai matanya sudah memerah, air matanya berjatuhan, tapi raut wajahnya masih memerlihatkan hal yang sama. Ibunya menahan tangis, meski air mata sudah mengalir di pipinya.

"Bu...." Naura sudah tidak kuat lagi, ia menangis di tempatnya. Menunduk seraya menutup wajahnya dengan telapak tangan. Menyembunyikan wajah sedihnya dari dua orang yang mungkin tengah saling tatap sekarang. Naura ingin terlihat kuat-atau setidaknya pura-pura kuat-tapi semuanya tidak bisa ditahan. Naura lemah kalau menyangkut dengan ibunya. Naura tidak bisa terlihat baik-baik saja di hadapan wanita itu. Naura rapuh. Terlebih, semuanya terjadi karena kesalahannya sendiri. Naura merasa sangat bersalah.

"Bu?" Kini suara Regan yang mengambil alih. Melihat Naura sudah menangis seperti itu membuatnya sedikit terenyuh-kasihan melihatnya. Tidak mau terlalu melebar ke mana-mana, lebih baik ia segera menjelaskan semuanya saja. Menjelaskan kenapa Naura bisa hamil sedangkan keduanya tidak berada dalam hubungan spesial atau yang sering disebut dengan pacaran.

Regan tidak tahu, akan semarah apa ibunya Naura nantinya, yang pasti-meski kesalahan yang akan ia akui ini amat memalukan- setidaknya ia sudah jujur dan mau mengakui kesalahan, bukan?

Regan menatap wajah ibunya Naura, dengan tatapan penuh percaya diri dan terselip rasa bersalah di sana. Sedangkan wanita itu, menatapnya dengan tatapan yang entah apa artinya. Seperti... tatapan yang penuh kebencian. Dan Regan menerimanya.

"Bagaimanapun, jangan salahkan anak ibu atas ini semua, karena semuanya murni kesalahan saya sendiri. Naura tidak salah sedikitpun." Regan akan jujur dan berkata apa adanya. Tolong jangan salah paham, di sini ia memang membela Naura, tapi itu bukan berarti ia sudah memeiliki rasa lebih selain kasihan kepada cewek itu. Tidak sama sekali. Yang ia lakukan sekarang murni sebagai pembuktian bahwa sebagai laki-laki bajingan dan urakan pun masih memiliki rasa tanggungjawab dalam dirinya. Murni untuk menunjukan bahwa ia gentle sebagai laki-laki.

"Hari itu saya dalam keadaan berantakan, benar-benar berantakan. Saya nggak bisa kasih tahu Ibu alasan pastinya, yang pasti saking berantakannya saya saat itu, saya melihat Naura sebagai orang yang saya kenal dan yang saya benci. Saya tidak bisa menjelaskan secara detail, tapi hari itu saya melakukan kesalahan besar, merusak anak Ibu padahal saya tidak mengenalnya sama sekali. Sekali lagi, saya benar-benar minta maaf, Bu."

Regan memejamkan matanya sejenak, menampar diri dengan umpatan-umpatan kasar yang ia ucapkan dalam hati. Bagaimanapun, Regan tetap membodohkan dirinya sendiri. Membenarkan bahwa dirinya memang sebajingan dan sejahat itu. Bisa-bisanya ia melakukan kesalahan sebesar itu kepada seseorang yang bahkan tidak ia kenal sama sekali. Yang pada akhirnya, menbawanya ke dalam situasi sulit dan memalukan seperti ini, membuat hidupnya berubah dan sebentar lagi, seluruh hidupnya akan berubah.

Regan sangat menyesal, tapi penyesalan saja tentu tidak berguna, bukan?

Kembali membuka mata, Regan melihat ibunya Naura yang kini tatapannya terlihat berbeda dari sebelumnya. Kali ini kebencian itu terpancar dengan jelas, kali ini sorot matanya terlihat tajam dengan bola mata yang memerah. Ditambah dengan air mata yang tak berhenti berjatuhan membasahi pipinya.

Regan merasa bersalah. Tatapan yang ia berikan kepada wanita itupun sudah berubah. Yang awalnya terlihat percaya diri, sekarang lebih melemah dan melihatkan betapa merasa bersalahnya dirinya sekarang. Regan tidak berharap mendapat maaf dari wanita itu-karena ia sadar kesalahannya tidak pantas untuk dimaafkan. Namun, setidaknya ia berharap kalau ibunya Naura mengizinkan dirinya untuk mempertanggungjawabkan semuanya.

Suasana semakin terasa menegangkan bagi Regan, padahal ia sudah berusaha untuk tetap santai di tempatnya. Naura masih menunduk dan menangis, terdengar isakkan-isakkan kecil di sana, dan ibunya Naura masih menatapnya dengan tatapan yang sama, penuh kebencian.

Masih belum ada yang bersuara di sana, Regan pun bingung harus mengucapkan apa lagi sedangkan ucapan yang sebelumnya masih belum dibalas oleh wanita itu. Sampai ia dibuat mendongak ketika ibunya Naura beranjak dari sana, dan pergi memasuki ruangan yang ia yakini merupakan kamar tidur.

Ibunya naura pergi begitu saja, tanpa mengeluarkan suara sepatah kata pun. Membuat Regan bingung harus melakukan apa di tempatnya. Sedangkan perempuan di sampingnya juga masih dalam posisi yang sama. Menangis dengan sesenggukkan yang sudah mulai terdengar dari mulutnya.

***

Setengah jam setelah kepergian Mayang, Naura mendongakkan kepala dan mebersihkan sisa-sisa air mata di pipinya. Meski menunduk dan menangis, ia masih sadar ketika ibunya bernajak dan pergi dari sana. Naura belum sekuat itu untuk berhenti menangis dan menerima semua yang menimpa hidupnya. Namun, jika ia terus menerus berada dalam keadaan seperti itu, bukankah masalahnya tidak akan cepat selesai? Bagaimanapun, semuanya harus segera diselesaikan. Hari ini juga.

Setelah membersihkan jejak air matanya, Naura menoleh menatap Regan yang tengah menatap ke arahnya juga. Hanya sebuah tatapan, tidak sampai mengeluarkan suara. Kemudian keduanya kembali mengalihkan pandangan satu sama lain.

Selain sadar akan kepergian ibunya, Naura juga masih mendengarkan apa yang diucapkan oleh Regan sebelumnya. di mana laki-laki itu menjelaskan bahwa kehamilannya disebabkan oleh sebuah kesalahan. Yang mana mungkin itu membuat ibunya tidak bisa berkata dan memilih untuk mengasingkan diri dari sana.

Semuanya sudah semakin rumit. Naura harus segera berpikir untuk langkah selanjutnya. Bagaimana caranya ia berbicara dengan ibunya, dan bagaimana caranya ia bisa meyakinkan wanita itu agar mau menerima dan mengizinkan pernikahannya dengan Regan.

Jujur, kalau disuruh memilih pun, Naura juga tidak mau menikah apalagi dengan cara seperti ini. Tidak mau. Sama sekali tidak mau. Di mana ia dulu memiliki wedding dream yang ingin ia wujudkan bersama calon suami yang ia cintai nantinya, namun kenyataannya, pernikahan yang terjadi dalam hidupnya malah harus terlaksana dengan cara memalukan seperti ini.

"Ibu masih belum keluar?" tanya Naura. Sebenarnya tidak perlu dijawab pun ia sudah tahu jawabannya, itu hanya bentuk basa-basi untuk memecah keheningan saja.

Regan tidak mengeluarkan suara, dia hanya menggelengkan kepalanya pelan. Jika sebelumnya Naura selalu melihat kesangaran dalam wajah laki-laki itu, kali ini bukan lagi. Wajah sangarnya hilang entah ke mana. Wajah menakutkannya tidak terpampang lagi di sana. digantikan dengan wajah yang... demi apa pun Naura bahkan tidak menyangka kalau seorang Regan bisa menunjukan wajah seperti itu di hadapannya.

Raut wajah sedih dengan sorot mata yang penuh rasa bersalah. Naura jadi berpikir, sebenarnya... Regan Januar ini laki-laki yang seperti apa?

1
who i am?
sudah GK ada harapan lagi kah Thor..?
Reyhan Gaming
sudah dtunggu ni
Reyhan Gaming
kok updet lagi ,22
Emi Maesa
kerennnn
Hani: mampir dikaryaku ya readers /Pray/
total 1 replies
kopisusu
author kemana kok gak up sma sekali, aku nungguin thor, 😭
Reyhan Gaming
kok nggak up lagi sedang asik crita nya
who i am ?
thor kenapa belum up juga,
syisya
Regan udah mulai nakal 😂
kopisusu
kapan up thor
who i am ?
belum up Thor..?di tungguin lhooo
Neneng Dwi Nurhayati
gak jelas orang tua
lebih milih orang lain dari pada anak keluarga nya
kopisusu
iya jdi kesel banget sma naura gk keluar, sdh tau bagas memicu terjadinya perang
who i am ?
kenapa Naura ga keluar rumah aja si...
kopisusu
nyesek banget rasa nya 😭
Ketut Arsani
dari judul dan cerita sih bagus, tapi pas di baca sedikit berat dan puyeng jadi gk pengen lanjut, maaf y thor di ringankan dikit tulisan nya, padahal keren, semangat trs y
who i am ?
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
kopisusu
gk sabar nunggu naura cerita ke regan
who i am ?
semangat terus thorr
kopisusu
aaaa sayang bgt gk tuh nauraaa
kopisusu
naura jaga kepercayaan regan yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!