NovelToon NovelToon
IDIOT BUT LUCKY

IDIOT BUT LUCKY

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: diahps94

Tiga sejoli menghabiskan usia bersama, berguru mencari kekebalan tubuh, menjelajahi kuburan kala petang demi tercapainya angan. Sial datang pada malam ketujuh, malam puncak pencarian kesakitan. Diperdengarkan segala bentuk suara makhluk tak kasat mata, mereka tak gentar. Seonggok bayi merah berlumuran darah membuat lutut gemetar nyaris pingsan. Bayi yang merubah alur hidup ketiganya.

Mari ikuti kisah mereka 👻👻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diahps94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Mahendra Kesuma

Rambutnya tak semua hitam, tanda usia matang kian kental. Tubuh tinggi dan kharismatik, kata terucap amat sedikit mampu mengguncang lawan bicara. Sosok terkenal yang di segani pihak berwajib dan pihak manapun. Pajak yang ia bayar, dan gaji yang ia berikan mampu menghidupi hampir separuh rakyat negeri. Mahendra tak terbantahkan dalam hal apa pun. Kini bicara lugas meminta bawahannya di keluarkan dari kasus, Wahdi bisa apa selain mengiyakan tanpa syarat.

Pembebasan yang menggelontorkan dana pembangunan infrastruktur pemerintah, berlandaskan tak ada korban dan pihak manapun yang di rugikan. Mahendra bahkan beraksi akan menyelesaikan masalah dengan sisi kekeluargaan, damai adalah jalan akhir dari semua hal. Wahdi mendampingi Mahendra dan tiga orangnya menuju kediaman Yanto. Berdasarkan informasi yang di terima, Djiwa berada di sana. Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka tiba di kediaman haji Jarwo.

Jarwo menyambut kedatangan tamu, dirinya dengan tampilan sehari-hari, sarung diikat di pinggang, kaos kutang berwarna putih menjadi kebanggaan. "Wah, masuk-masuk, ehhh.... tunggu dulu ini ampas tahu ngapa pada ngintil ya?"

Wahdi mengerti maksud Jarwo. "Om nanti di dalem aja kita bahas, percaya aja sama aku om."

"Masalahnya bukan percaya apa nggak Wahdi, ini tangan om liat si ampas bawaannya pengen baku hantam, ah tempeleng dikit sini, bikin orang tua jantungan aja lah." Jarwo nekat melancarkan aksinya, benar-benar menabok si botak.

Wahdi menghalangi Jarwo bertindak lebih anarkis, merangkul sang paman dan melangkah bersama masuk kediaman Jarwo. "Om, hayuk atuh masuk dulu lah."

"Eh lepasin nggk, itu baru noel kena botaknya yang dua masih bikin gedek." Jarwo tak suka meski Wahdi aparat dirinya tak seharusnya melindungi keparatt.

"Wes ono opo toh iki ribut-ribut?" Abah mail kakeknya Dayat datang bertamu.

Jarwo langsung membebaskan diri dari cekalan Wahdi, langsung mengadu pada orang yang di anggapnya bapak sendiri itu. "Ini loh pak, Wahdi udah gak ada rasa iba dengan kita, ini penculik Djiwa bebas nggk di borgol, petentang-petenteng di ajak ke rumah, kalau Djiwa liat mukanya terus trauma gimana coba pak, udah nggk waras di Wahdi."

Mahendra berdiri tegap di depan Jarwo, dengan suara beratnya dia berucap. "Saya jamin keselamatan semuanya, bisakah kita bicara sebentar, jika keberatan biar mereka menunggu di luar."

"Eh, emm.. anu..yaudah ayo masuk." Pada akhirnya Jarwo luluh dengan sosok Mahendra.

Ruang tamu kian ramai manusia, namun tak satupun bersuara. Dayat dan Ujang turut serta sebagai bagian keluarga. Temu rembuk guna remaja yang sama-sama di cinta. Mahendra cukup terkejut dengan pemaparan Abah Mail, rupanya putranya di asuh oleh tiga keluarga besar, masing-masing punya peran sebagai seorang ayah. Terlebih mereka belum menikah sampai detik ini, tak mundur mengasuh satu anak tak jelas asal usul.

Mahendra menatap lekat sosok pemuda yang rela mengasuh buah hatinya, terbesit rasa iri mendalam. Tiga orangnya berdiri tepat di belakang Mahendra, namun ketiga pemuda itu pun tak gentar melayangkan tatapan tak sukanya pada Mahendra. Daerah kekuasaan di usik, tak berisik saja sudah mengagumkan. Meski mulut ingin menghakimi, sadar diri harus bicara sesuai porsi.

Dayat memainkan kaki, lututnya di gerakkan menimpa kaki Ujang dan Yanto karena dia duduk di tengah, memberi isyarat untuk kelahi dengan orang yang duduk di seberang mereka. Dayat mana tahu, Ujang nyaris membuat kursi busa milik Jarwo koyak, sedang Yanto mengutuk dalam hati dengan lincahnya. Dayat tak tahan, jika terus di pendam takut jadi bisul. Dia menanti kesempatan bicara, tunggu saja pasti langsung ia semprot lelaki tua bangka tak tahu diri.

Kesempatan tiba, Dayat berdehem lebih dulu. "Ehmmm ....tuan Mahendra yang terhormat, tak usah mengorek seluk beluk kami, kau yang datang harusnya kau yang kita tanyai, kenapa datang seperti wartawan, tanya sesuka hati, kau tak kenal dengan kita, tak usah mengandalkan harta kita tak perlu, dan beraninya kau datang setelah menculik anakku, keparaattt sekali kau bedebaah tua!"

Yanto dan Ujang otomatis menengok ke arah Dayat yang terlalu berani mengkritisi. "Yat, sing eling."

Ujang melihat Yanto berbisik di telinga Dayat, seperti dapat wangsit ikut mengumpat. "Mulut mu boleh berpendidikan beda dengan kita, tapi masalah kasih sayang jangan ditanya, ah satu lagi kau yakin ayah dari Djiwa? Ku rasa kau bahkan tak tahu jika Djiwa ada di dunia."

Siapa sangka seorang Mahendra terluka atas intimidasi seseorang, dia kini bersimpuh di lantai. Duduk di hadapan ketiga ayah dari benihnya. "Aku mohon maaf, aku tak berdaya, cuitan ku akan nista di mata kalian, aku hanya ingin bertemu ia, aku hanya ingin melihat buah cintaku, maafkan aku yang ceroboh sebagai orangtua."

Dayat kaget dengan tindakan Mahendra, hei dia bukan orang sembarangan, lantas derajat apa yang mampu meruntuhkan pondasi kuat seorang singa. "Kau pikir dengan sandiwara murahan mu kita luluh?"

"Kau benar aku ternilai berlebihan, bahkan jika darah menjadi tangis ku, yakinlah kalian tetap tak percaya akan usaha ku untuk tahu kalau bayi ku hidup, aku juga kehilangan, aku mencari begitu lama, aku meyakinkan diriku kuat untuk bertahan, aku tak ingin merusak kebahagiaan anak ku, tapi aku semakin tua, kelak jika aku mati tanpa bertemu dan tahu faktanya, mungkin semua akan jadi penyesalan terhebat dalam hidup." Mahendra berkata penuh belas kasih.

Dayat hampir luluh, namun egonya menang. Dia tetap duduk tak bergeming satu milimeter pun, beda cerita dengan Yanto dan Ujang. Mereka membantu Mahendra untuk memenangkan diri lebih dulu, lantas menyalurkan kekuatan agar Mahendra berdiri dari posisinya yang kurang pantas. Bersimpuh seolah tersangka penuh dosa, di hadapan hakim belia yang tak kalah jauh perihal dosa.

"Yat, udah." Ujang menepuk bahu Dayat, meski dirinya emosi tapi semua harus diselesaikan.

Yanto memeluk Dayat. "Kau paling tenang biasanya, jadi kali ini tenanglah, semua ada jalan keluarnya. Meski marah kau tetap harus berkepala dingin."

Abah Mail angkat bicara. "Wes Yat, Ojo di terus no. Sekarang duduk ke tempat masing-masing, di rembuk baik-baik."

"Bener, usia bukan lagi anak kemarin sore, emosi sih ada, jangan sampai kalap dan merugi." Wahdi turut berkomentar.

"Nanti aja kalau mau melampiaskan kesal, aku juga masih perhitungan dengan tiga cecunguk yang culik cucuku, sekarang kita ngobrol dulu." Jarwo tak bisa berlapang dada.

"Jarwo jangan ngajarin sesat anak-anak mu, dah sekarang siapa itu, lah bapaknya Djiwa gimana kok bisa kehilangan jejak kelahiran Djiwa tuh gimana?" Abah Mail menginterogasi.

Mahendra menenggak air mineral yang ia bawa tadi. "Saya bukan kehilangan pak, mereka di rampas paksa dari jangkauan saya. Selama ini saya mencari, makanya saya mengutus mereka bertiga."

"Tapi apa yang mereka laporkan ke saya diluar batas pikir manusia normal. Benar saya kehilangan istri saya yang hamil tua. Tapi jika sudah terseret maut, bagaimana yang tiada menghadirkan sebuah jiwa lainnya. Syok berat nyaris depresi, saya selalu meminta perkembangan Djiwa dari mereka. Hingga puncaknya penculikan waktu, karena saya begitu ingin memeluknya dalam kerinduan yang tak berbalas." Imbuh Mahendra.

"Diam-diam saya mengamati pertumbuhan Djiwa, saya di hantui rasa bersalah, saya bahkan tak bisa mengontrol kehidupan saya, makanya saya melarikan diri ke Jepang, seolah tak ada jejak mencurigakan di sini. Jika beberapa orang tahu saya mengorek kembali hilang Zalina, besar kemungkinan Djiwa dalam bahaya." Tukas Mahendra.

Si botak mengangkat tangan, interupsi untuk menambahkan keterangan. "Maaf sebelumnya, tapi kami menjaga keluarga ini dari serangan nyonya besar juga. Kabar Yanto dan kawan-kawan yang kerap berkunjung ke pemakaman terdengar sampai ke telinga nyonya, membuatnya murka dan mengirimkan beberapa anak buah untuk membuat ke kacauan."

"Betul, bahkan sempat ada fitnah tentang keluarga ini yang akhirnya kami turut meredam agar tak sampai terdengar Djiwa. Kami mohon ampun, semua mulut laknatt yang menghina Djiwa pasti babak belur usai melontarkan cacian, sebenarnya itu ulah kami, kami sampai tak pandang usia saat melakukan misi perlindungan." Ujar teman di botak.

"Bukannya kami membela tuan kami, tapi ketahuilah kami bekerja untuk menjaga Djiwa, banyak hal yang terjadi kami tak bisa ungkapkan satu persatu, tapi yang jelas kami menghalau apapun dan siapapun yang berniat buruk ke keluarga ini." Ungkap yang lain, padahal mereka gatal untuk membeberkan fakta kalau semua usaha yang di bangun tiga keluarga itu sukses pesat juga karena bantuan Mahendra. Tapi mereka takut lancang dalam bertutur kata.

"Jadi apa mau mu sekarang?" Dayat tak butuh naskah pembenaran dari Mahendra, dia ingin tahu apa tujuan sebenarnya.

"Ekhmm, aku ingin bertemu anak ku." Tukas Mahendra.

Dayat mendelik tak terima. "Dia anak kita, bukan anak mu, kau hanya menanam benih, kita yang rawat. Apa kau ada saat dia menangis, kau ada saat dia buang air kecil, apa kau ada saat dia berceloteh dan tantrum, apa kau tahu khawatirnya kami saat sosok itu demam, apa kau ada saat dirinya meniup lilin? Tidak bukan! Jadi jangan mimpi dan sombong berkata dia ANAKMU!"

Dayat menghapus airmatanya, membalik tubuh lantas menuju kamar putranya. Yang lain tercengang dengan perkataan Dayat, yang bicara malah kabur tanpa kata. Dayat memang paling sayang dengan Djiwa. Mau seberapa sering Yanto dan Ujang mengasuh, tetap Dayat yang di cari-cari. Ketergantungan Djiwa akan sosok Dayat seperti ikatan timbal balik kasih sayang. Jadilah dia paling tak suka jika ada hal ganjil yang menyeret putranya.

"Maaf jika aku membuatmu terkejut." Dayat membuka pintu kamar Djiwa, dia tahu Djiwa tersentak saat dirinya menerabas masuk, mungkin putranya sedang mencuri dengar semua diskusi para orangtua.

Djiwa mendekap Dayat. "Botuuuu...."

"Ayo temui ayah mu yang lain." Seru Dayat, mencoba menahan tangisnya agar tak luruh.

Deg

Mahendra berdiri melongo, bagai pinang di belah dua, Djiwa adalah gambaran dirinya sewaktu remaja. Djiwa begitu indah tanpa cacat, pahatan ilahi yang luar biasa serupa dengannya. Mahendra tak bisa menunggu, dia mendekati Djiwa berusaha selangkah lebih dekat.

"Anak ku." Mahendra berusaha memeluk djiwa.

Djiwa menepis tangan itu. "JANGAN SENTUH AKU!"

Bersambung

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
aduhhhh djiwaaaaaa tolonginnnn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
yaa alloh,,, knp jd kerasukan lagiiii...
mkny pakkkk dekatkan diri sama yg maha kuasa....
jd kasiannn sm C musdal🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
djiwa dipercaya 👍👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
gelang ny sayang ma djiwa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ya salammmm galauuuuu😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
ngareppp yaaa🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😱😱
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Memang kesurupan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Setuju 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
klo tinggal di desa,,, bareng2...
koplak nyaa nularrr nnti😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
wajarrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
diaa inget Zalina🤧
◌ᷟ⑅⃝ͩ● ᴹᴿˢ᭄°Ney Maniez🔮𝙎⃟𝙈
😂😂😂😂
lbh kyakkk yaaa,,,
bpk nyaa djiwa sultannn
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Itu ujian untukmu Djiwa, semoga kamu bisa menjaga amanah kiai 😁
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata Djiwa msh keturunan kiai 👍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Alhamdulillah ternyata gelangnya bisa melindungi Djiwa lg 😉
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wow apa gelangnya hidup lg 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!