NovelToon NovelToon
Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Cerita Inspiratif Di Sudut Kota Tangerang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mugiarni

Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Aktivitas Alinah

Alinah mencermati seorang Ibu yang berdiri di hadapannya. Dia datang bersama Rara. Sakinah tersenyum. Demikian pula dengan Ibu Rara.

"Oh iya, Silahkan Bul"

"Begini Bul, saya datang ke sini untuk mengucapkan terima kasih. Karena Ibu telah berkenan membimbing putri saya untuk berlatih menulis cerita anak," kata Mama Rara dengan suara lembut.

"Oh iya Bu, sama-sama. Itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai seorang guru," Alinah berbicara apa adanya.

"Di rumah, Rara cerita kepada saya selain Ibu membimbing menulis cerita anak, ternyata Ibu juga membimbing anak-anak untuk berlatih menari," tuturnya dengan panjang lebar.

Ibu Rara menyimak setiap tutur kata Alinah.

"Anak saya juga bercerita kalau Ibu kerap kali memberinya uang jajan saat sedang berlatih,"

Pada awalnya Mama Rara menyampaikan rasa terima kasih atas uluran tangan dari Alinah hingga keluhan tentang kakak Rara yang sekolah di SMA di kota ini dan sedang memerlukan biaya sekolah yang tidak sedikit.

"Kita kan harus menolong Sesama," tutur Sakinah dengan nada pelan. Dia tersenyum manis.

Alinah mencermati wajah seorang Ibu berusia separuh baya yang kini sedang duduk berhadapan dengannya.

Ada gurat kesedihan yang terpancar dari raut wajahnya. Kulit wajahnya begitu kusam. Tak terawat. Menunjukkan bahwa dirinya tak pernah meluangkan waktunya untuk perawatan wajah. Atau bisa jadi, karena dia tidak tertarik untuk memoleskan wajahnya dari sentuhan-sentuhan make up. Pakaian yang dikenakan pun sekenanya. Penampilannya begitu berbeda tidak seperti orang tua murid lainnya yang mengantar anaknya ke sekolah itu yang berpenampilan sangat rapi. Tidak sedikit di antara orang tua murid yang memperhatikan penampilannya secara detail. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Saya bawa keripik pisang, buat Ibu," katanya nada pelan. Kemudian dia melanjutkan perkataannya" Dari dulu sebenarnya saya ingin ke tempat ibu, tapi saya belum tahu rumah Ibu," Ibu muda itu menyodorkan Bungkusan keripik pisang yang dikemas dalam kantong plastik berwarna merah tua.

"Iya Bu, terima kasih. Sebenarnya saya juga ingin ke tempat Ibu, tapi sampai sekarang belum terlaksana."

"Iya Bu, sekarang jadi kita sudah saling mengenal ya Bu Alinah" Alinah termenung,

Awal pertemuannya dengan Rara satu tahun yang lalu. Sebagian siswa-siswinya berteriak

"Bu, Rara menangis!" mendengar muridnya berteriak, Alinah mengambil langkah kaki seribu, "Ayo ikut Ibu!" Alinah membimbing Rara masuk ke kantor untuk menghiburnya Ketika itu, di ruang kantor suasana dalam keadaan sepi. Hanya ada dua orang guru saja. Mengingat pada saat itu belum tiba waktunya untuk istirahat. Dan guru yang sedang duduk di ruangan kantor itu karena ada jadwal bidang studi. Kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di kelas masing- masing. Guru yang mengajar di sekolah itu pun sangat fokus untuk membimbing siswa siswinya.

"Kenapa kamu menangis, Ra?" Alinah mengamati wajah Rara dengan penuh perhatian. Rara masih tertunduk. Kedua matanya basah.

***

Setelah mengurus segala sesuatunya, tiba-tiba Alinah bertanya. ceritakan pada Alinah. Bagi Alinah mengurus anak asuh adalah panggilan jiwanya. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga Alinah seorang anak itu adalah sebuah kenyataan. Dengan kondisi seperti itu, Alinah tak pernah mengeluh.

Belum hadirnya Buah hati, justru Alinah bisa melakukan banyak hal dalam kehidupan, Dia ingin menolong sesama yang lebih membutuhkan. Dia menerima kenyataan itu sebagai suatu takdir yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya. Dia bahkan telah memilih jalan hidupnya untuk hidup sederhana, sementara dirinya dan suami akan mengurus anak-anak asuh sesuai dengan batas kemampuannya itu.

Bel masuk menjerit panjang. Suara gaduh anak- anak kembali terdengar. Anak-anak berbaris dengan rapi di depan kelas.

Alinah mengajar di kelas itu dengan penuh kesabaran. Ada rasa yang tak bisa diungkap. Tapi hanya satu hal yang dia tahu. Dia dilahirkan dan dibesarkan untuk dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

Suasana syahdu menyelimuti sekolah itu. Sekolah yang di dalamnya banyak didapati guru-guru yang berhati tulus.

**

Menjalani profesi seorang guru dan sekaligus pendamping Pak Burhan itu bukanlah perkara yang mudah. Butuh banyak hal yang sekiranya bisa lakukan untuk suami. Menjadi istri dan sekaligus sebagai teman curhat untuk suami.

"Pak Burhan mah kalau sama istrinya saja, baru mau ngomong. Kalau sama orang lain, kok ngga?"

Pak Burhan tersenyum simpul. Tak berkata apapun.

Pak Burhan dikenal sebagai orang yang berpenampilan tenang. Seperti orang yang tidak memiliki persoalan apapun dalam hidupnya. Tapi siapa sangka, Alinah teramat sulit posisi nya untuk berdampingan dengan Pak Burhan. Alinah berharap bila dirinya hanyalah ingin fokus menjalani profesinya sebagai seorang guru dan menjalani karir sebagai seorang penulis. Meskipun Alinah menyadari bila dirinya harus terus belajar.

Dua bulan yang lalu, saat menunggu antrian saat berobat ke dokter praktek ada seseorang yang mengomentari Pak Burhan.

"Bu, suami ibu itu penampilannya tenang, tidak banyak bicara," Tuturnya dengan nada pelan. Lalu la pun melanjutkan perkataannya" Kalau berumah tangga dengan Pak Burhan jadi nggak pernah berantem ya ?"

Tak terdengar nada sahutan dari Pak Burhan. Tapi tak lama kemudian terdengar langkah kaki Pak Burhan. Tak dama kemudian terdengar suara pintu dibuka lalu pintu ditutup kembali. Pada akhirnya terdengar suara mesin motor menderu, kemudian motor itu pun berjalan perlahan menyusuri gang itu. Dalam hitungan Pak Burhan telah membawa jamu yang di pesan oleh Alinah.

Alinah dalam menjalani profesinya sebagai seorang guru dirasakannya seringkali terbantu dengan pendamping hidup, Pak Burhan suaminya.

Suatu kali Alinah hendak menuju ke sekolah namun terburu-buru. Alinah belum menggosok baju seragam yang harus dipakainya di hari itu. Alinah Pun tak sungkan- sungkan untuk meminta bantuan pada Pak Burhan, suaminya.

"Pak tolong aku buru- buru sekali. Tolong lanjutin gosok bajunya. Aku takut nggak terkejar nanti waktunya!"

Dalam menjalani kehidupan rumah tangganya, Alinah bahu membahu dalam mengerjakan tugas rumah tangganya. Apalagi dalam urusan mencuci dan menggosok baju, Pak Burhan sangat terbuka dalam menjalani pekerjaan ini. Tidak ada unsur paksaan dalam yang satu ini.

"Pak, yang buat seragam di pakai besok aku lupa belum dicuci, Tolong Pak, aku capai banget baju yang buat besok belum ada"

Mendengar perkataan Alinah, dengan serta merta Pak Burhan pun mencuci baju itu. Lalu dijemur nya. Agar lekas kering dengan harapan, esok hari bisa di pakai oleh istrinya.

Pak Burhan sangat memaklumi kondisi istrinya yang mudah sakit itu. Dulu pernah berobat ke dokter spesialis syaraf. Alinah kerap kali mengeluh rasa sakit yang tak tertahankan pada bagian kepala. Saat Alinah diserang oleh rasa nyeri yang hebat, Alinah minum obat resep dari dokter. Kemudian istirahat. Pak Burhan turut merasa prihatin saat Sakit kepala Alinah datang menyerang.

Dalam menjalani profesinya sebagai seorang guru, Alinah pun selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Ikut webinar. mengikuti pelatihan pelatihan yang terkait dengan pengembangan dirinya. Bahkan Alinah tertantang sekali untuk mengikuti pelatihan pembuatan Video pembelajaran. Desain canva. Ini memang desain yang menarik.

"Pak, aku minta izin untuk banyak mengikuti pelatihan dan webinar. Doa kan ya Pak, siapa tahu nanti berhasil. Kalau aku berhasil, nanti Pak kut senang, kan?"

Pak Burhan tak Menyahut. Entah hal apakah yang sedang dipikirkan oleh Pak Burhan saat itu. Alinah tak pernah tahu soal itu.

1
Choi Jaeyi
Aku udah mampir dan ninggalin like & komen.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋
Black Jack
Pengalaman yang luar biasa
mugiarni: terimakasih
total 1 replies
Ritsu-4
Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!
mugiarni: terimakasih, salam kenal
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!