Andien, gadis cantik itu tidak menyangka kedatangannya di satu desa untuk menghadiri acara pernikahan sahabatnya, membuat dirinya dibawa mahluk gaib ke suatu tempat yang tidak dia kenal.
Andien dipaksa untuk menjadi pengantin wanita di tempat yang tidak dia kenal itu..
Akankah Andien bisa selamat atau dia akan menjadi pengantin wanita di alam gaib dan tidak lagi kembali pada orang tua nya?
yukk guys ikuti kisah Andien dan jika dia selamat siapa penolong nya.?
note: ini cerita sekuel Novel Terikat Syarat Jailangkung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20.
“Sudah Nyi, katanya sudah diganti dengan janur baru yang segar tetapi saat sudah jadi rangkaian kembali lagi menjadi coklat coklat dan layu.” Ucap kera putih besar penjaga taman keputrian itu dengan nada serius.
“Cepat katakan pada Sang Ratu masalah ini.” Ucap kera putih besar itu lagi sebab Nyi Dasih masih saja berdiri di depan pintu.
“Iya iya..” ucap Nyi Dasih sambil membalikkan tubuhnya dan dia pun cepat membuka pintu dan melangkah masuk.. Di saat dia baru saja melangkah beberapa langkah ...
“Haduh aku kan dipesan oleh Sang Ratu kalau tidak boleh mengucapkan satu patah kata pun. Bagaimana aku melaporkannya.” Gumam Nyi Dasih sambil mengetuk ngetuk kening dengan jari telunjuk nya sendiri.
Sang Ibunda Ratu yang masih mengusap usap kepala Andien sambil menghipnotis Andien menoleh ke arah Nyi Dasih yang masih berdiri tampak bingung.
“Ada apa Nyi?” tanya Sang Ibunda Ratu..
“Emmm eemmmm..” gumam Nyi Dasih tanpa membuka mulut sambil telunjuk jari menunjuk nunjuk ke arah pintu. Sang Ibunda Ratu yang paham lalu mengusap wajah Andien. Ibunda Ratu mengakhiri acara menghipnotis Andien. Kini Andien dibuat untuk tidak mendengar suara apa pun.
“Katakan sekarang ada apa?” ucap Sang Ibunda Ratu.
“Janur hiasan pelaminan selalu rusak menjadi coklat layu, sudah diganti rusak lagi.” Ucap Nyi Dasih
“Kurang ajar, ada yang berusaha menggagalkan pernikahan Putraku.” Ucap Sang Ibunda Ratu.
“Kamu jaga gadis ini. Jangan sampai ada kekuatan luar yang berusaha untuk mengambil dia.” Ucap Sang Ibunda Ratu.
Dan sesaat kemudian....
CLING
Sosok Sang Ibunda Ratu yang menyamar menjadi Mamanya Andien pun hilang lenyap...
Dalam sekejap Sang Ratu sudah berada di depan ruang yang indah luas dan megah. Sosoknya pun telah kembali berubah wujud pada sosok aslinya. Tubuh terbalut dengan kain batik dari batas dada atas hingga mata kaki, kebaya putih dari kain sutra yang indah menutupi tubuh bagian atasnya. Rambut panjang diikat terlilit oleh hiasan emas dan mutiara indah. Di taruh di bagian samping kanan dadanya. Mahkota yang sangat indah menghiasi puncak kepalanya...
Akan tetapi Ibunda Ratu tampak kaget saat pintu ruang yang dihiasi janur, janur janur itu tampak coklat layu.
“Semua janur menjadi coklat! Siapa yang berani berani melawan aku!” gumam Sang Ibunda Ratu dengan sangat geram.
Ibunda Ratu pun melangkah masuk melewati pintu yang dihiasi janur coklat layu itu..
Tampak para jin dan manusia yang menjadi abdi Sang Ratu sangat sibuk bekerja menyiapkan ruangan nan megah itu yang akan digunakan untuk acara pernikahan.. mereka semua berhenti sejenak untuk duduk bersimpuh menyembah Sang Ratu..
Sang Ibunda Ratu terus melangkah menuju ke pelaminan.. Tampak kembar mayang besar yang sudah jadi dengan indahnya tetapi hiasan janur janur itu terlihat coklat dan layu benar benar sangat merusak keindahannya, bagai kembar mayang bekas saja.. Hiasan hiasan lain yang terbuat dari janur juga tampak seperti itu janur cokelat dan layu.
“Cepat ganti yang baru!” perintah Sang Ibunda Ratu pada jin dan orang orang bekerja.
Satu kera putih besar yang menjadi penanggung jawab pembuatan pelaminan itu datang lalu duduk menyembah Sang Ibunda Ratu...
“Maaf Gusti Ratu kami sudah melakukan mengganti dengan janur baru, tetapi saat sudah selesai akan menjadi coklat lagi. Lihat itu Gusti Ratu sudah banyak yang jadi tapi kami singkirkan.” Ucap Sang penanggung jawab pembuatan pelaminan sambil menoleh ke arah belakang banyak rangkaian janur yang coklat layu tertumpuk di lantai mau dibuang.
“Hmmm aku harus mencari tahu siapa yang sudah membuat seperti ini!” gumam Sang Ibunda Ratu lalu dia bersedekap kedua tangannya...
Sementara itu di lain tempat, Pungki telah ikut di dalam perjalanan ke bandara bersama keluarga orang tua Andien dan keluarga Pak Hasto. Akhirnya Keluarga Pak Hasto ikut semua ke Nusa Tenggara Barat sekalian untuk mengikuti jadwal sidang Hananta sekretaris pribadinya yang sudah menjadi otak pembunuhan Dewa. Ningrum pun juga turut serta karena dia ingin juga menjemput Andien karena perasaan rasa bersalahnya.
Sama seperti rencana semula Pungki dan Syahrul tidur nyenyak di dalam mobil. Mereka berdua berada di dalam satu mobil bersama Ndaru dan Fatima. Sedangkan Pak Hasto dan Bu Hasto kini mereka berdua ikut di mobil keluarga orang tua Andien.
“Hmmm kenapa mereka berdua yang tidur nyenyak ya, padahal kita yang kerja lembur.” Ucap Ndaru yang duduk di samping Fatima sang istri tercinta. Mereka berdua duduk di jok paling belakang.
“Mas Ndaru bisa saja, malu kalau didengar orang.” Ucap Fatima dengan lirih..
“Tidak usah malu Fat, kita maklum pada pengantin baru.” Ucap Ningrum yang duduk di jok belakang kemudi tanpa menoleh ke arah belakang.
Namun tiba tiba Syahrul yang tadi tidur pulas kini terbangun dan tampak bingung.. telapak tangannya menutup mulutnya layak orang sedang mabuk perjalanan ingin membuang isi di dalam perutnya.
“Mas Syahrul mabok perjalanan? Mual?” tanya Ningrum tampak dia lalu mencari cari kantong plastik buat Syahrul agar apa yang dikeluarkan dari mulutnya nanti tidak mengotori mobil dan baju Syahrul.
Fatima yang mendengar pun segera memberikan kantong plastik pada Ningrum.
“Ini Mbak..” ucap Fatima sambil mengulurkan satu buah kantong plastik yang tadi sudah tersedia di kantong jok karena dia sudah siap siap untuk jaga jaga jika dirinya mabok perjalanan karena badan tidak begitu fit akibat kelelahan dan kurang tidur, mengingat tadi malam Ndaru menggempur dirinya hingga dini hari.
Ningrum pun segera menerima dan dia berikan pada Syahrul.. Syahrul pun cepat cepat membuka kantong plastik itu dan dia taruh pada mulut nya dan...
“Hoek...” suara Syahrul bersamaan itu ke luar cairan kental berwarna merah..
“Mas, Mas Syahrul sakit.” Ucap Ningrum.
Ningrum yang sejak tadi menoleh memperhatikan Syahrul pun tampak kaget dan sangat panik, karena melihat apa yang keluar dari mulut Syahrul sebab cairan kental merah itu terlihat dari balik kantong plastik yang berwarna putih itu.
“Mas, minum obat ya.” Ucap Ndaru sambil tangannya terulur memijat mijat punggung Syahrul dari belakang. Fatima pun sibuk mencari cari minyak angin dan obat.
“Daarah yang keluar dari mulut Mas Syahrul.” Ucap Ningrum sambil menoleh ke arah Ndaru dan Fatima.
“Hah!” teriak Ndaru dan Fatima tampak panik.. Pak Sopir yang mendengar pun juga tampak kaget dan panik.
“Kita ke dokter dulu, biar aku temani Mas Syahrul. Kalian tetap lanjutkan perjalanan. nanti aku coba reschedule tiket ku dengan Mas Syahrul.” Ucap Ndaru sambil cepat cepat meraih hand phone dari saku kemejanya.
Syahrul yang sudah mengeluarkan isi dari dalam mulutnya itu mengecek yang ada di dalam kantong plastik..
“Hmmm benar darah, tapi aku tidak merasa sakit.” Gumam Syahrul lalu dia mengikat kantong plastik itu.
genting ini...
kasihan andinnn
hp br bener.