Digondol Jin
Malam telah larut, dua gadis manis sudah terlelap karena sejak pagi sibuk demi suksesnya acara pernikahan teman satu kost nya. Andein dan Ningrum tidur di dalam satu kamar di rumah orang tua Ningrum. Rumah bergaya arsitektur tradisional Jawa itu merupakan rumah lama peninggalan Nenek Buyut nya Ningrum.
Andien gadis cantik itu terbangun karena merasa kandung kemihnya telah penuh dan minta dikeluarkan isi di dalamnya, dengan sangat malas Andien membuka kedua matanya..
“Haduh kamar mandi jauh di belakang sana..” gumam Andien saat ingat tidak ada kamar mandi di dalam kamar Ningrum.
“Mbak, aku belet pipis.. anterin dong..” ucap Andien sambil menepuk nepuk lengan Ningrum yang tidur pulas.
“Mbak... tolong dong.. aku bisa ngompol nanti..” ucap Andien lagi sambil terus menepuk nepuk lengan Ningrum.
“Aku ngantuk banget Ndien, kamu suruh nganter Mbok Piyah saja.. Kamar dia tidak dikunci.” Ucap Ningrum tanpa membuka kedua matanya.. Ningrum pun terlelap lagi. Mbok Piyah adalah pembantu di rumah itu sejak Ningrum belum lahir.
Andien yang sudah sangat kebelet itu pun lantas bangkit berdiri dan keluar dari kamar Ningrum. Saat keluar dari kamar, tampak rumah kuno yang ruang ruang nya sangat luas itu hanya remang remang saja sinar lampu penerbangannya. Karena lampu lampu yang terang benderang telah dimatikan.
Udara dingin malam hari di luar kamar dan ruang yang luas hanya remang remang membuat bulu kuduk Andien berdiri.
“Padahal sebelum tidur aku sudah pipis. Ihhh.. gara gara tadi aku begitu banyak makan semangka mungkin.. habis segar dan manis banget sih..” gumam Andien dalam hati sambil mengusap tengkuknya.
Sesaat hati Andien lega saat melihat sosok perempuan setengah baya bertubuh gemuk..
“Ah kebetulan itu Mbok Piyah, untung dia masih di luar kamar dan belum tidur.” Gumam Andien di dalam hati dia pun mempercepat langkah kakinya sambil berucap..
“Mbok Piyah, tolong antar aku ke kamar mandi.” Ucap Andien. Perempuan setengah baya bertubuh gemuk itu menganggukkan kepalanya dan menunggu langkah kaki Andien.
Mereka berdua pun terus melangkah menuju ke belakang melewati ruang terbuka yang tanpa atap yang biasa disebut dengan istilah longkangan. Ruangan pemisah antara ruang depan dan ruang belakang.. bulu kuduk Andien meremang saat melewati ruang itu, langit gelap bertabur bintang bintang terlihat, udara dingin malam menyentuh kulit halusnya.
Setelah melewati ruang terbuka kini mereka berdua sudah masuk ke dalam ruang makan, Andien mempercepat langkah kakinya karena rasa rasanya air seni sudah berada di ambang jalan keluar.. saat sudah melihat pintu kamar mandi dekat dapur Andien pun berlari.. dengan cepat dia buka pintu kamar mandi dan dia tarik ke bawah cepat cepat celana piyama dan celana dalem nya.. dan setelah itu.. dia jongkok dan...
SORRRR
Andien pun lega karena sudah keluar air seni yang dia tahan tadi.. Setelah membersihkan dan memakai lagi celana piyama dan celana dalem nya.. Andien pun cepat cepat keluar dari kamar mandi..
Betapa kaget dan takutnya Andein karena dia tidak melihat sosok Mbok Piyah di sekitar kamar mandi..
“Mbok.” Suara Andien agak keras, akan tetapi tidak ada jawaban dari Mbok Piyah..
“Apa Mbok Piyah di dapur.” Gumam Andien sambil melangkah ke dapur disamping kamar mandi. Akan tetapi Andien menelan kekecewaan karena tidak ada sosok Mbok Piyah yang dia cari.
“Mbok Piyah, kamu di mana?” teriak Andien lebih keras.. dan tidak ada juga jawaban dari Mbok Piyah.
“Mbok Piyah kok tega banget sih ninggal aku sendiri di kamar mandi, aku tidak menyuruh dia menunggu tetapi harusnya tahu kalau dia harus menunggu aku.” Gumam Andien dengan sedih hati karena takut harus melewati ruang terbuka lagi dan kini hanya sendirian..
Di saat Andien sudah berada di ruang terbuka tiba tiba angin berhembus dan sesaat muncul sosok bayang bayang putih yang sangat besar... Jantung Andien berdetak lebih kencang.. keringat dingin langsung keluar dari pori pori tubuhnya.., mata Andien melotot, tubuh Andien mulai terasa lemas, Andien sangat takut dan kaget hingga tidak bisa berkata apa apa, dalam sekejap tubuh Andien dibawa terbang oleh sosok bayang bayang putih itu.. Andien pun terlelap dan hilang kesadarannya..
Sementara itu, Mbok Piyah keluar dari kamarnya karena dia mendengar sayup sayup ada yang memanggil namanya..
“Siapa yang memanggil dan mencari aku? Mbak Ningrum apa temannya?” gumam Mbok Piyah yang melangkah sambil toleh toleh..
“Tadi suaranya seperti dari belakang.” Gumam Mbok Piyah lalu melangkah cepat menuju ke belakang..
Saat sampai di ruang kosong dia menemukan sepasang sandal Andien yang tergeletak tidak beraturan..
“ini seperti sandal teman Mbak Ningrum. Kenapa ada di sini.” Gumam Mbok Piyah yang bulu kuduk nya mulai berdiri..
“Mbak...” suara Mbok Piyah sambil menoleh noleh.. Mbok Piyah tidak melihat sosok manusia di sekitar situ. Tangan Mbok Piyah pun mengambil satu pasang sendal Andien itu..
“Mbak!” teriak Mbok Piyah dengan keras.. sesaat muncul dua teman pembantu Mbok Piyah dengan wajah yang terlihat sangat mengantuk, mereka berdua terbangun karena suara teriakan Mbok Piyah..
“Ada apa Mbok?” tanya mereka berdua.
“Tadi seperti ada yang memanggil aku, aku keluar ada sendal ini. Ini kan sendal teman Mbak Ningrum.” Ucap Mbok Piyah sambil menunjukkan sepasang sandal yang ditemukan di longkangan.
“Iya ini sendal Mbak Andien. Di mana orangnya..”
“Coba lihat di dapur dan di dalam kamar mandi!” perintah Mbok Piyah pada kedua temannya yang lebih yunior.
Sesaat kemudian..
“Mbok tidak ada Mbak Andien, lapor Pak Kades jangan jangan Mbak Andien digondol itu Mbok..” ucap salah satu teman Mbok Piyah sambil begidik ngeri..
“Digondol apa?” tanya Mbok Piyah dengan mata melebar
“Itu hiii.. itu.. wiwi atau wowo..” ucap teman Mbok Piyah sambil merinding bulu bulu kuduk nya.
“Jangan menakut nakuti kamu.. Ayo kita lihat di kamar Mbak Ningrum dulu, nanti Pak Kades marah kalau kita memberikan berita palsu.” Ucap Mbok Piyah dan segara melangkah menuju ke kamar Ningrum anak Kades. Dua pembantu lainnya itu pun mengikuti langkah kaki Mbok Piyah..
TOK
TOK
TOK
“Mbak Ningrum...”
“Mbak! apa Mbak Andien di dalam kamar?”
Ningrum pun terbangun mendengar ada orang menyebut nama Andien. Ningrum langsung bangkit dari tempat tidurnya, dia pun sambil terhuyung huyung karena masih mengantuk melangkah menuju ke pintu kamar..
“Andien kenapa?” tanya Ningrum setelah membuka kamar..
“Mbak Andien tidak ada di dalam mbak? Ini sendal nya kan?” tanya Mbok Piyah sambil menunjukkan sandal Andien.
“Tadi kan Mbok Piyah yang mengantar Andien ke kamar mandi. “ ucap Ningrum tampak bingung..
“Saya tidur Mbak tadi bangun karena mendengar suara orang memanggil saya.. saya keluar ada sendal ini, saya cari cari Mbak Andien tidak ada.” Ucap Mbok Piyah kini ketakutan, takut dimarahi Pak Kades dan takut jika Andien hilang digondol
“Hah! Gimana sih kamu? Pasti kamu tidak dengar waktu dibangunkan Andien.” Suara Ningrum agak keras dan penuh kekhawatiran..
Mendengar ada suara ribut ribut, Pak Kades dan Bu Kades orang tua Ningrum terbangun dan keluar dari kamarnya..
“Ada apa malam malam ribut ribut?” tanya Pak Kades.. Dan setelah mendapat jawaban dari Ningrum dan Mbok Piyah. Pak Kades akan segera melihat rekaman CCTV, Ningrum yang sangat khawatir akan keadaan Andien pun mengikuti langkah kaki Sang Bapak untuk melihat rekaman CCTV.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
naynay
langsung digondol dibab pertama...
semoga andien baik² aja...
2024-07-08
1
FiaNasa
ternyata skrg Andin yg dibawa,,aq datang nih Thor buat bantu menyelamatkan Andin 😀😀😀
2024-07-07
1
🏖⃟⃞🌺 ᴶᴿ
suaranya @andini andana.
bikin ngakak🤣🤣🤣🤣🤣
2024-07-06
8