NovelToon NovelToon
MY UNLUCKY HUSBAND

MY UNLUCKY HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Si Mujur
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

#SiMujur
Bejo Fajar Santoso, atau Jo, adalah pria berumur 25 tahun yang selama hidupnya selalu diliputi kesialan. Namun, hidup Jo berubah drastis setelah dirinya bertemu dengan Athena Dewi Sarayu, wanita yang disebut-sebut sebagai wanita paling beruntung abad ini. Cantik, kaya, sukses, dan memiliki pacar seorang pengusaha tampan, Tina punya segalanya. Tapi, keberuntungannya lenyap saat nasib sial Jo berpindah kepadanya!

Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Dapatkah Tina mengembalikan keberuntungannya, atau akankah Jo akhirnya bisa merasakan keberuntungan seumur hidup? Ikuti kisah mereka disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Kamu Harus Menikah

Malam ini, Tina masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya di dalam kantor. Ia duduk di sofa sambil memangku laptop. Sementara itu, Jo setia menunggu dengan mata yang sudah merem-melek menahan kantuk.

"Bu," Jo yang sudah tidak tahan lagi akhirnya memanggil Tina. "Ibu nggak mau pulang?"

"Nggak," Tina menjawab tegas. "Nanggung, sebentar lagi,"

"Haduh Bu, saya ngantuk banget nih, mana laper lagi,"

Tina menghentikan aktivitas mengetiknya sejenak, kemudian melihat jam pada layar laptop. Ternyata sudah pukul sebelas malam. Pantas saja Jo sudah mulai mengeluh.

"Kita pulang setengah jam lagi. Biar nggak ngantuk, Lo pesen makan sana," Tina mengeluarkan kartu kreditnya yang unlimited kepada Jo, dan Jo menerimanya dengan senang hati.

"Siap Bu. Ibu mau dibeliin apa?" Mata Jo langsung cerah berbinar-binar.

"Terserah,"

"Oke Bu!" Jo pun bergegas melesat keluar ruangan. Setelah Jo pergi, Tina kembali melanjutkan pekerjaannya. Sebagai seorang workaholic, Tina memang pantang pulang sebelum pekerjaannya benar-benar selesai.

Sepuluh menit kemudian, terdengar suara pintu ruangan dibuka. Tina tidak menoleh karena mengira itu adalah Jo. Dia masih saja fokus mengetik di laptopnya. Tapi hingga satu menit berlalu, Tina merasa heran karena Jo tidak segera kembali duduk di sofa.

"Jo? Ngapain Lo—"

Belum sempat Tina menyelesaikan ucapannya, ia terkesiap saat sebuah benda tajam menyentuh lehernya. Dinginnya logam tersebut saat menyentuh kulit membuat Tina sontak menahan napas.

"Jangan bergerak," ucap seorang pria di belakangnya. Suaranya berat dan asing, jelas sekali bukan suara Jo.

"Siapa Lo?" Tina memberanikan diri bertanya meskipun keringat sudah mengucur dari pelipisnya. "Apa yang Lo inginkan? Uang? Berapa banyak? Gue bisa kasih berapapun yang Lo mau,"

"Ini bukan masalah uang," tukas pria itu. "Diamlah. Bukan Lo target utama kami. Jadi kalau Lo mau bekerjasama, Lo bakalan selamat,"

Bukan target utama? Tina berpikir. Lantas siapa?

"Bu Tina, I am coming!" terdengar teriakan Jo dari luar ruangan. Tina terbelalak. Jo, jangan mendekat!

Terlambat. Jo sudah membuka pintu ruangan dan ada empat orang yang langsung mengepungnya sambil membawa senjata.

"Apa-apaan, nih?" Jo jelas kebingungan dengan situasi ini. Ia makin terkejut saat melihat Tina sudah berada dalam bahaya. "Hei, lepasin Bu Tina!"

Jo hendak melangkah mendekat, tapi orang yang menyandera Tina semakin mendekatkan ujung pisau yang ia bawa ke leher gadis itu. "Jangan bergerak dan jangan melawan! Atau gue habisin dia!"

Sontak langkah Jo terhenti. Ia takut kalau sampai nekat, Tina akan kenapa-napa.

Salah satu dari empat orang yang mengepung Jo lantas mengayunkan balok kayu di tangannya.

BUAK!

Mengenai punggung Jo.

"Akhhh!" Jo langsung jatuh tersungkur.

"JOOO!!!" Tina reflek berteriak, tapi pisau yang teracung di lehernya membuat ia tak bisa bergerak untuk menolong.

Jo berusaha bangkit, tapi balok kembali terayun dan menghantam perutnya. Kali ini Jo jatuh terjengkang ke belakang.

Memanfaatkan hal itu, empat orang yang mengepung Jo lantas mengeroyok lelaki itu. Tina yang melihat kejadian itu di depan matanya hanya bisa berteriak sambil menangis ketakutan.

"Hentikan! Jo!"

"Diam! Atau ku bun*h kau!" Ancam orang yang mengacungkan pisau ke leher Tina.

Jo mencoba bertahan dari serangan bertubi-tubi yang menghujani tubuhnya. Ia melindungi perut dan dadanya sekuat tenaga, namun rasa sakit yang luar biasa membuatnya semakin lemah. Darah mengalir dari luka-luka di wajah dan tubuhnya, tetapi ia tidak bisa melawan. Ia tahu bahwa keselamatan Tina bergantung padanya.

Sementara itu, Tina berusaha keras untuk berpikir jernih di tengah ketakutannya. Ia melihat ke arah meja di sampingnya dan melihat benda yang bisa digunakan sebagai senjata. Dengan hati-hati, ia mencoba meraih vas bunga besar yang terletak di meja itu. Namun, pria yang menyanderanya memperhatikan gerakannya dan segera menekan pisau lebih keras ke leher Tina.

"Jangan coba-coba," pria itu mengancam dengan suara dingin. "Atau lo bakal mati sekarang juga."

Tina menelan ludah, menahan napas. Ia tahu bahwa satu gerakan salah bisa berakibat fatal. Di tengah ketegangan itu, tiba-tiba terdengar suara sirine polisi yang sangat keras. Para penyerang mulai panik.

"Polisi datang! Kita harus kabur!" salah satu dari mereka berteriak, matanya liar mencari jalan keluar.

Pria yang menyandera Tina terlihat bimbang, namun akhirnya ia mendorong Tina dengan keras ke lantai dan melarikan diri bersama yang lainnya. Tina mengaduh kesakitan, tapi ia segera bangkit dan menghampiri Jo.

"Jo, Lo nggak apa-apa?"

Jo, dengan luka-luka memenuhi wajah dan tubuhnya berusaha bangkit. Tina membantunya dengan hati-hati.

"Kita harus segera ke rumah sakit!" ujar Tina khawatir. "Kita harus minta tolong ke polisi untuk segera memanggil ambulans!'

Jo menggelengkan kepalanya sembari susah payah menahan sakit. "Nggak usah Bu, saya nggak apa-apa kok. Lagian, polisinya sebenarnya nggak ada,"

"Hah? Terus suara yang tadi itu apa?"

Jo mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, dan barulah Tina mengetahui kalau asal suara sirine itu berasal dari ponsel Jo. "Ini nada dering telepon saya Bu,"

Tina ternganga. Astaga, orang gila mana yang menyetel nada dering telepon menggunakan sirine polisi? Tapi kemudian Tina bersyukur karena berkat hal aneh itulah mereka selamat.

"Halo, Mbak Yena?" Jo mengangkat telepon penyelamat itu yang ternyata adalah Yena. "Mbak, cepetan jemput kita mbak! Kita habis diserang preman!"

"Apa?!" Yena yang masih bersantai di atas ranjangnya langsung bangkit berdiri. "Kok bisa? Ya udah, aku ke sana sekarang!"

Tak berselang lama, Yena segera datang. Ia tidak sendirian, melainkan bersama kedua orang tua Tina.

"Mama! Papa! Kok kalian bisa ada di sini? Kapan kalian pulang?!" Tina terkejut bukan main. Mama Tina tidak menjawab dan langsung memeluk Tina sambil menangis tersedu-sedu.

"Astaga, Mamamu sejak kemarin ribut minta segera pulang ke Indonesia. Katanya ada firasat yang tidak baik soal kamu. Ternyata benar. Saat kita baru sampai di bandara, kita langsung dapat kabar kamu habis diserang preman," Papa Tina menghela napas panjang. "Kami sengaja nggak memberitahu kepulangan kami karena mau kasih kejutan, tapi malah kami yang terkejut,"

"Tina, astaga, kamu nggak apa-apa kan, sayang?" Mama Tina mengecek kondisi putrinya.

Tina menganggukkan kepala. "Nggak apa-apa Ma,"

"Nggak bisa begini," Mama Tina menoleh ke arah sang suami. "Mulai sekarang, kamu harus selalu berada dalam pengawasan Papa dan Mama. Kamu nggak boleh lagi keluar rumah sembarangan!"

"Tapi Ma, Pa, aku ini sudah besar, sudah 25 tahun! Aku juga sudah punya perusahaanku sendiri, masa aku nggak boleh kemana-mana, sih?" protes Tina.

"Dunia luar berbahaya untuk kamu Tina. Kamu adalah putri Mama dan Papa satu-satunya, jadi kami nggak bisa membiarkan kamu dalam bahaya," tegas Mama Tina. "Jadi kamu harus mengikuti aturan kami."

"Tetap nggak bisa Ma. Saat ini perusahaan Tina sedang menjalankan proyek besar, Tina nggak bisa di rumah terus!"

"Kalau gitu, cuma ada satu caranya," Mama berkata dengan serius. "Kamu harus menikah,"

"Apa?"

1
Nanik Arifin
haisshh.... bukannya berlaku lembut & manis, menyesuaikan dg Siti, malah ngeluarin tanduk & arogan. Tina... Tina... 😔🤦🏻‍♀️
VALLENDA: udah kebiasaan sejak lahir sih kak🤭
total 1 replies
Eva Karmita
astaghfirullah Tina jgn gitu dong kasihan Siti dia cuma kangen aja sama Jo karena Jo teman masa kecilnya ya mungkin Siti punya perasaan ke Jo tapi Jo nya kan belum tentu , jadi jgn gadi"dah kamu Tina 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
cemburu boleh tapi jgn gitu juga kali pakai ngaku hamidun segala 😩
VALLENDA: betul kak
Azzahra Asyilla: itu saking cemburunya si Tina Tun kak,jadi begitu deh,,tapi dia masih gak sadar juga kalau udah cinta sama jo
total 2 replies
mamah fitri
tina lupa klu keadaan bisa berbalik ... awas ntar malllluuuuuuuu wkwkkwkwwkwk
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum...

wkwk, Tina manas-manasin siti🤭🤭
Hikmal Cici
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
VALLENDA: thankyou akak
total 1 replies
Eva Karmita
Jo kamu memang keren 👍🥰
VALLENDA: jo: aku gitu loh😚
total 1 replies
Azzahra Asyilla
Tina dah cinta tapi gengsi
VALLENDA: apa iya tin? 😉
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, selamat membaca bab 29 gaes😘😘😘
Azzahra Asyilla
ujungnya selalu tak terduga ,,,,Jo emang top bgt
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum...
Selamat membaca bab 28 gaes😘😘
mamah fitri
hampir pingsan itu tina ketemu si papa.. 🤣🤣🤣🤣
Azzahra Asyilla: padahal ketemu papanya sendiri ya ,,Jo yg mau ketemu camer biasa aja tuh,,,,emang ya si jo selalu di luar Nurul
VALLENDA: hihihi iya🤭
total 2 replies
Eva Karmita
keren Jo laki" bertanggung jawab tidak mau hidup dgn penghasilan istri 😍🤗 ,, semangat Jo 🔥💪🥰
Azzahra Asyilla: iya betul walaupun penghasilan tidak banyak setidaknya Jo ingin memberi nafkah sebagai tanggung jawab suami
VALLENDA: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, selamat pagee semuanya 🥰🥰

Kasih semangat buat Jo mau ketemu Papa camer😚
mamah fitri
dah lah tak bisa berkata2 aku.. bejo yg polos apa tina yg bego 🤣🤣🤣🤣🤣
VALLENDA: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
mamah fitri
😂😂😂😂
Azzahra Asyilla
ya ampun mama Tina hebat bgt loh aktingnya ,,Jo langsung percaya ,ini karena mama Tina yg hebat apa karena Jo yg terlalu b*g* ya🤔🤔
VALLENDA: wkwk, kayanya yang kedua deh kak😆
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum, ramaikan bab ini dengan like dan komentar ya🥰🥰
Eva Karmita
ya ampun camer dikatain kakak Tina benar" Bejo ini bikin gemeeeeeessh 😂😂😂😂😂
VALLENDA: hihihi, tapi camernya malah kesenangan tuh 😆
total 1 replies
VALLENDA
Assalamu'alaikum bestie...

Sudahkah kalian ikutan stres seperti Mbak Tina Toon? 🤭🤭
pisces
meri iku jenenge anak bebek jo /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
VALLENDA: Jo: oh, gitu ya mbak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!