Hanum seorang wanita cantik berhijab berusia 24 tahun memilih pergi meninggalkan suaminya karena rasa sakit hati telah di khianati
keluarga sang suami pun tidak begitu suka Hanum karena hanum mereka anggap sebagai benalu yang selalu menyusahkan mereka
keluarga Dimas selalu menghina keluarga Hanum yang berasal dari keluarga sederhana dari desa
Dimas pria berusia 26 tahun yang sudah mengikat hanum dengan tali pernikahan selama dua tahun ini
akan kah hanum mempertahankan rumah tangganya bersama Dimas? atau Hanum menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 Mappasikawara (saling sentuh)
"Kok pintunya tidak terbuka aji" tanya Damar
"tinggumi nak,kalau sudah mi ki kasi pakkonci pasti nabukami puntuna(tunggu saja nak ,kalau kita sudah kasi kuncinya pasti pintunya akan di buka)"jawab Aji So'na
" maksudnya bagaimana aji!?" tanya Damar belum mengerti apa yang bu aji katakan
"Begini dek damar di sini itu ada tradisi jika pengantin laki-laki hendak masuk ke kamar pengantin perempuan keluar baik itu sepupu atau pun tante pengantin perempuan akan berdiri di belakang pintu sebagai penJaga pintu dan mereka akan meminta uang kunci betapa pun dek damar berikan maka pintu kamar akan segera di buka" jawab kakak sepupu Hanum yang memangsedari tadi menemani mereka
"oh seperti itu!? Mama bawa uang kes nggak ?" tanya damar pada sang mama yang Berdiri di sampingnya
" bawa nak tapi cuma lima ratus ribu ini sisa uang di tas mama
Soalnya mama belum sempat narik"jawab dian syahleni(Mamanya damar)
"ya Uda itu aja,kak apa ini cukup!?" tanya Damar pada Ratna kakak sepupu Hanum
"iya itu sudah cukup" jawab kak ratna
"haji So'na kisuro sungkemi tauwwa pakkebu kamarana niakmo pakkoncina (haji So'na tolong minta buka pintunya karena sudah ada kuncinya)"ucap Tante Ratna pada haji So'na
"oh iye,kisungkemi pakkebbutta nakusareki pakkonci (Tolong buka pintunya saya akan memberikan kuncinya )"ucap Haji So'na dan membutuhkan waktu lama suara kunci terdengar di putar ,
Pintu pun terbuka
Haji So'na meminta uang kuncian pada Damar
Damar pun menyerahkan uang sebesar 500 ribu pada haji So'na
Uang lima puluh ribuan sebanyak sepuluh lembar
Haji So'na pun membagikan uang itu pada orang-orang yang ada di dalam kamar pengantin
Hanum tersenyum saat melihat Damar masuk ke dalam kamarnya dengan balutan baju pengantin adat Sulawesi sesuai dengan baju yang dipakainya
Damar terlihat lebih tampan dalam balutan baju pengantin itu
Begitu pun dengan Damar terpesona melihat wajah wanita yang di cintainya begitu cantik dengan baju pengantinnya
Hanum terlihat bak Boneka Barbie
"kenapa mesti di bagi-bagikan uang!? Ternyata orang-orang kampung matre-matre juga ya
Modusnya karena adat eh tau-taunya cari keuntungan " ucap salah satu keluarga damar yang memang terkenal biang gosip
Bu dian menoleh kearah saudara sepupunya itu dan menatapnya dengan sangat Tajam
"kami bukan matre ya bu itu hanya adat istiadat kami disini dan ibu harus tau jika itu semua sebagai sebuah simbol kebahagiaan dan kegembiraan kami
Saudara kami menikah dan kami meluapkan semua dengan mengikuti tradisi " Jawab kakak sepupu hanum Geram dengan ucapan keluarga damar
"trus kalau pihak pengantin pria tidak bawa uang gimana!?" tanya tante damar lagi
"kami tidak memaksa seadanya saja,tapi kalau memang tidak ada itu juga tidak jadi masalah karena dari sinilah kami menilai keluarga baru yang akan masuk dalam keluarga kami apakah suka berbagi ataupun suka julid" ucap sepupunya hanum emosi
"sudahmi dilla janganmi di ladeni orang seperti itu palabu-labbusu bebeji (sudah dila kamu tidak usah menanggapi orang seperti itu buang-buang liur saja)" ucap sahabat Dilla
"iya kamma tojengi anjo Darma nukanaya kana palabu-labbusu bebe tojengji tena matu-matunna (iya benar sekali itu Darma yang kamu bilang meladeni orang seperti itu tidak berguna buang-buang ludah saja)" jawab Adilla
Dilla menatap sinis kearah bu Tejo tente Damar itu
Mereka masuk kedalam kamar pengantin sesampainya di dalam kamar mereka melihat proses mappasikawara yaitu saling bersentuhan
"Dalam tradisi adat Makassar biasanya terkunci rapat dan biasanya terjadi dialog singkat antara pengantar mempelai pria dengan penjaga pintu kamar mempelai wanita. Setelah mendapatkan izin maka selanjutnya diadakan namanya appabajikan bunting atau disebut dengan acara Mappasikarawa (saling menyentuh)"
Damar dan Hanum di dudukkan saling berhadap-hadapan
Haji So'na mengambil kedua jari jempol mereka lalu menyatukannya
Mulut haji So'na tak henti-hentinya melantunkan doa-doa kebaikan untuk keduanya
Mulut haji So'na komat Kamit membaca doa saat menuntun tangan Damar mulai dari belakang telinga kanan Hanum lalu telinga kiri hanum tujuan doanya agar sang istri mendengar perkataan sang suami
Haji So'na kini mengarahkan tangan Damar ke hidung mancung Hanum lalu turun ke kedua pundak Hanum tujuan Doanya agar kelak dalam rumah tangga mereka saling bahu-membahu dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka bersama penuh kasih sayang dan cinta
Lalu kepangkal lengan kanan dan kiri yang bertujuan agar mereka kelak di berikan kelancaran dan kemudahan dalam mendapatkan rezeki
Mulut haji So'na masih saja komat Kamit menuntun tangan Damar menyentuh bagian bagian tubuh hanum yang menurut dalam adat istiadat masyarakat Bugis Makassar bagian itu adalah bagian yang baik
Setelah itu haji So'na yang masih duduk di hadapan ke-duanya diatas ranjang pengantin
Setelah acara bersentuhan selesai mereka diarahkan oleh haji So'na saling berlomba untuk meniup lilin yang haji So'na pagang
Tapi sebelumnya lilin itu di kelilingkan di wajah keduanya doanya bertujuan untuk memberikan penerangan dalam menjalani rumah tangga mereka
Setelah itu haji So'na mengarahkan mereka untuk saling berlomba untuk berdiri dan itu bertujuan agar mereka
berdiri bersama saling dukung dalam menjalani kehidupan berumah tangga kedepannya hingga maut memisahkan
Namun sialnya haji So'na yang duduk di ujung ranjang Hanum terpelanting kebelakang saat Hanum dan Damar berlomba untuk berdiri dari duduk mereka masing-masing
Haji So'na melakukan salto yang indah hingga akhirnya wanita sepuh itu terduduk di lantai dengan ciput di kepalanya yang awalnya tertata rapi kini sudah berantakan
Keluarga damar yang melihat itu tertawa terbahak bahak namun saat melihat keluarga Hanum menahan tawa mereka
Seketika mereka tersadar dan menghentikan tawa mereka
Beberapa orang membantu haji So'na untuk berdiri dari duduknya di lantai untungnya di depan ranjang Hanum itu di gelar karpet tebal hingga saat haji So'na salto kebawah tidak begitu merasakan sakit dikepala dan punggungnya
Haji So'na kembali duduk di hadapan kedua pengantin itu karena haji So'na ingin menyelesaikan ritual adatnya agar kedua mempelai bisa di bawa ke pelaminan untuk menerima tamu
Hanum dan Damar terus menahan tawa mereka karena mereka berdua selalu membayangkan bagaimana Haji So'na terpelanting kebelakang saat mereka berdua berlomba untuk berdiri
begitu pun orang-orang yang ada di dalam kamar itu
kini saatnya pertukaran cincin kawin
Damar menyematkan sebuah cincin emas berpermata berlian di jari manis Hanum
Setelah itu Hanum pun menyematkan sebuah cincin perak murni dijari manis Damar
Setelah itu Hanum mencium punggung tangan Damar lalu Damar mencium kening Hanum dan membaca doa
Setelah semua prosesi adat selesai kedua mempelai kini di tuntun untuk menuju pelaminan
Hanum dan Damar terlihat sangat cantik dan tampan dalam balutan baju pengantin mereka
Semua mata tertuju pada kedua mempelai
Walaupun ini pernikahan kedua bagi Hanum tapi setelah melewati berbagai macam ritual adat istiadat yang dulu tidak dilakukan saat pernikahan pertamanya sehingga pernikahannya kali ini sangat berkesan bagi Hanum
Hanum merasa ini adalah pernikahan pertamanya
Hal yang sama pun di rasakan oleh Damar
Banyak pengalaman berharga yang didapatkannya dari semua proses yang dijalaninya
Mulai dari proses lamaran Hingga hari ini sudah sah memiliki Hanum wanita yang sangat di cintainya
Dari awal mereka bertemu namun cintanya sempat kandas karena hanum memilih menikah dengan pria lain hanya karena Damar kalah cepat dengan Dimas mengatakan perasaannya
Namun pepatah memang benar Jika sudah jodoh pasti Takkan kemana