MY UNLUCKY HUSBAND
"Jam berapa jadwal saya bertemu Pak Moris?" Seorang wanita cantik bertanya pada sang sekretaris sambil melangkah melewati lobi kantor. Sepatunya yang berwarna merah menyala dengan heels setinggi lima sentimeter bersuara 'tak tak tak' setiap kali kakinya melangkah. Sementara itu di belakangnya, seorang wanita berpakaian rapi dengan kacamata bulat berjalan mengikutinya.
"Untuk jadwal rapat dengan Pak Moris pukul 12 siang di restoran prancis bu," wanita berkacamata yang adalah sekretaris si wanita cantik menjawab sambil melihat layar tablet di tangannya.
"Oke, berarti masih ada waktu untuk wawancara karyawan baru," wanita cantik itu melirik jam tangannya sebelum ia masuk ke dalam lift. Sekretarisnya dengan sigap menekan tombol lantai yang mereka tuju.
Pintu lift terbuka di lantai 8, dan para karyawan langsung menunduk hormat.
"Selamat pagi Bu Tina," sapa para karyawan yang dibalas anggukan singkat dari sang wanita cantik bernama Tina itu.
"Pagi," sapa Tina.
Athena Dewi Sarayu, atau Tina, adalah seorang pemilik perusahaan Athena Beauty yang memproduksi produk kecantikan seperti skincare dan makeup. Meskipun usia perusahaan itu baru lima tahun, tapi nama Athena Beauty sudah mampu menyaingi produk kecantikan terdahulu. Maka tak heran, nama pemiliknya juga ikut dikenal oleh publik. Apalagi Tina juga memiliki wajah dan proporsi tubuh yang sempurna, membuat semua orang merasa kagum dengannya.
Tak hanya wajah dan kesuksesan, Tina juga memiliki keberuntungan karena lahir di keluarga Irawan yang juga memiliki pengaruh besar pada bidang teknologi. Tina bisa saja membawa nama keluarganya untuk memudahkan jalan kariernya, namun ia memilih untuk membangun Athena Beauty dari nol dengan kerja keras dan dedikasinya sendiri. Hal ini membuat banyak orang menghormati dan mengagumi integritas serta ketekunannya.
Sayang❤
Hai sayang, lagi sibuk ya?
Tina menghentikan langkahnya sejenak untuk membaca pesan singkat dari pacarnya itu. Satu lagi keberuntungan gadis itu yang membuat iri banyak orang, yaitu pacarnya adalah Andra Pangastu, seorang pengusaha muda yang juga merambah menjadi politisi. Andra Pangastu terkenal karena wajah tampannya dan sikapnya yang sangat rendah hati. Benar-benar pasangan yang cocok untuk Tina.
^^^Tina^^^
^^^Iya sayang. Aku mau wawancara calon karyawan baru. Nanti kita ketemu ya😘^^^
Tina kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruang wawancara setelah membalas pesan dari sang kekasih. Langkahnya yang mantap dan tegap membuat pandangan orang-orang kembali tertuju padanya.
Tina masuk ke dalam ruangan, dan orang-orang yang ada di sana sudah berdiri untuk menyambut. Sekretaris Tina dengan sigap mengarahkan kursi tempat duduk Tina dan memastikan bosnya itu duduk dengan nyaman.
"Silahkan dimulai," ucap Tina kemudian. Para calon karyawan pun dipanggil satu persatu.
Sebenarnya, wawancara hari ini hanya untuk merekrut karyawan magang yang akan membantu proyek pengembangan produk baru Athena Beauty. Meskipun posisi magang, Tina yang memiliki sifat perfeksionis memiliki standar yang tinggi, karena ia percaya setiap orang yang bergabung dengan perusahaannya harus memiliki kualitas terbaik. Maka tak heran saat ini dia bersedia turun tangan hanya untuk mewawancarai para calon karyawan.
Beberapa kandidat masuk dan Tina memperhatikan dengan seksama latar belakang pendidikan mereka. Para kandidat juga berusaha untuk menunjukkan kemampuan mereka, tapi setiap kali Tina menemukan satu kesalahan kecil, Tina langsung mencoret nama mereka dari daftar.
"Next," Lanjut Tina sambil memutar-mutar pena di tangannya. Sejauh ini baru ada beberapa kandidat yang sesuai dengan kriterianya.
"Maaf bu, sepertinya sudah tidak ada lagi," ucap karyawan yang bertugas memanggil para kandidat.
"Oh ya? Baguslah, berarti masih ada waktu untuk bersiap-siap sebelum bertemu Pak Moris. Yena, kamu tolong pergi dulu ke restoran untuk memastikan semua persiapannya aman, nanti saya akan menyusul ke sana sendiri,"
"Baik Bu," Yena, sang sekretaris berkacamata bulat menganggukkan kepala dan langsung melangkah keluar dari ruangan. Tina pun sudah hampir berdiri dari kursinya sebelum seorang pria tiba-tiba masuk ke dalam ruangan itu.
"Permisi," ucap laki-laki dengan pakaian acak-acakan itu. "Apa benar ini ruang wawancara perekrutan office boy Athena Beauty?"
Suara lelaki itu terdengar sangat jelas karena saat ini posisi semua orang sedang diam. Pandangan semua orang pun langsung tertuju ke arah sang lelaki. Karyawan yang berdiri di dekat pintu segera menarik sang lelaki dan berkata setengah berbisik.
"Bukan, kamu salah ruangan," ucap sang karyawan sambil melambaikan tangannya menyuruh lelaki itu pergi.
"Oh, bukan ya? Habisnya saya bingung, gedungnya besar sekali," lelaki itu tampak cengengesan.
"Tunggu," Tina membuka suara, membuat pandangan orang-orang kembali beralih padanya. "Perekrutan office boy? Kenapa saya nggak tahu soal hal itu ya?"
"Ah, be-begini Bu Tina," Seorang lelaki berkepala setengah botak menjelaskan dengan tergagap. Pria itu adalah kepala HRD perusahaan ini. "Sebenarnya, kemarin ada satu office boy yang mengundurkan diri, lalu saya menyebar pengumuman dari mulut ke mulut untuk mencari penggantinya,"
"Kenapa harus dari mulut ke mulut? Kenapa tidak diumumkan secara resmi saja?" nada Tina terdengar menginterogasi.
"Itu karena menurut saya akan membuang waktu dan tenaga Bu. Lagipula kita hanya memerlukan satu office boy saja," kepala HRD menjawab sambil menundukkan kepala. Wajahnya sudah terlihat pucat.
"Jadi kamu membuat keputusan hanya menurut pikiran kamu sendiri? Kamu sudah serasa bos di perusahaan ini?"
Kepala HRD semakin menundukkan kepalanya.
"Saya kan sudah pernah bilang kepada kalian semua. Untuk urusan perekrutan karyawan, sekecil apapun, harus lapor kepada saya. Karena saya harus memastikan semua orang yang bekerja di perusahaan ini, meskipun hanya office boy, harus sesuai dengan kriteria saya!"
Tina kemudian mengalihkan pandangannya pada pria di depannya. "Kamu! Siapa nama kamu?"
"Nama saya Bejo, biasa dipanggil Jo," lelaki yang bernama Jo itu menjawab sambil tersenyum.
"Saya nggak suka nama kamu, jadi kamu ditolak. Silahkan pergi," ucap Tina yang membuat Jo terbelalak.
"Ta-tapi Bu, saya kan belum menunjukkan kemampuan saya," Jo berusaha membela diri, tapi karyawan yang berdiri di dekatnya sudah menariknya dan memaksanya keluar dari ruangan. Sementara itu Tina segera berdiri dari duduknya dengan wajah kesal.
"Besok kita akan melakukan pemilihan kepala HRD yang baru. Jadi jangan sampai ada yang absen," ucap Tina sebelum ia melangkah keluar dari ruangan. Ucapan Tina sontak membuat wajah sang Kepala HRD langsung terlihat sedih.
Tina tak peduli jika keputusannya menyakiti hati seseorang. Dia adalah bosnya di sini, jadi dia harus tegas dalam mengambil keputusan demi perusahaan. Tina terus melangkahkan kakinya menuju lift khusus untuk dirinya dan bersiap turun ke lantai satu. Tepat sebelum pintu lift tertutup, sebuah tangan tiba-tiba menahan pintu lift.
"Tunggu sebentar!" Ternyata itu adalah Jo. Tanpa meminta persetujuan Tina, Jo langsung ikut masuk ke dalam lift. "Fiuh, untung masih sempat. Kalau nggak aku harus naik tangga lagi karena nggak bisa naik lift. Eh, permisi ya mbak," Jo bergumam sendiri, kemudian ia menoleh ke arah Tina.
"Loh, mbak galak yang tadi?" Jo menunjuk Tina terang-terangan. "Hai mbak," sapa Jo sok ramah.
Tina tak menjawab sapaan Jo. Wajahnya tetap datar sambil memandang ke depan. Jo yang merasa dicueki memilih untuk membungkam mulutnya sendiri.
Lift perlahan turun melewati lantai 8. Awalnya Tina berusaha cuek-cuek saja dengan kehadiran Jo di tempat itu. Tapi, beberapa saat kemudian, ia melihat gelagat aneh yang ditunjukkan Jo dari bayangan dinding lift yang berada di depannya. Dalam penglihatannya, Jo seperti sedang mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
Apa itu pistol? Tina mulai berpikir macam-macam. Apa lelaki ini berniat mengancamku karena sudah menolaknya bekerja di sini?
Tiba-tiba, Tina jadi merasa takut luar biasa. Astaga, bisa-bisanya dia kehilangan kewaspadaan dan membiarkan seorang laki-laki asing naik lift bersamanya? Bagaimana kalau ternyata laki-laki ini adalah orang jahat? Apalagi saat ini Tina sedang sendirian.
Tina mulai merogoh-rogoh isi tasnya. Tangannya mencari-cari benda yang bisa dijadikan alat pembela diri. Tepat saat Jo mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, Tina berbalik dan langsung menyemprot cairan lada ke arah Jo.
"Aw! Aduh! Kenapa saya disemprot, mbak?" Jo merintih kesakitan karena matanya terasa perih terkena cairan itu.
"Kamu pasti mau ngapa-ngapain saya kan?" Tuduh Tina masih sambil mengacungkan semprotan itu ke arah Jo.
"Hah? Siapa yang mau ngapa-ngapain mbak?"
"Itu, tadi kamu keluarin pistol!" Tina menunjuk benda yang dipegang Jo. Tapi ternyata benda itu bukan pistol, melainkan pisang.
"Ini? Ini bukan pistol mbak, ini pisang!" Jo masih terus mengucek matanya. "Saya mau makan pisang karena laper belum sarapan!"
"Pi-pisang? Tapi kenapa kamu—"
Belum sempat Tina menyelesaikan ucapannya, lampu lift tiba-tiba padam. Tak cukup sampai di situ, tiba-tiba lift berguncang hebat.
"Arghhhh!" Tina dan Jo berjongkok karena lantai tempat mereka berpijak terus berguncang. Tina yang tak sempat berpegangan hampir terpelanting, tapi Jo dengan sigap melindungi Tina.
"Awas mbak!" Jo memeluk Tina dan tubuhnya membentur dinding lift. Setelah itu, tidak ada suara lagi karena mereka berdua tak sadarkan diri. Bersamaan dengan itu, sebuah cahaya terang bersinar memenuhi ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Dwi MaRITA
wah.... namanya "Bejo" = beruntung, dlm Bhs. INA.... authornya orang jawa kah....? 🍒
2024-08-03
1
Dita Suriani
hadir
2024-07-25
1
Dewi @@@♥️♥️
maaf y Thor,baru sempet mampir lagi ,,lagi sibuk bgt,,banyak bgt kondangan ,wisata kuliner Mulu jadinya
2024-06-27
1