Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ba 19
Acara resepsi berjalan sangat meriah,begitu banyak orang yang di undang keluarga Bimo. Mungkin karna keluarga Bimo seorang pengusaha jadi semua kolega di undang apalagi Bimo adalah satu - satunya putra mereka.
"Selamat ya bro,akhirnya ketemu juga pawangnya." kekeh salah seorang sahabat Bimo yang sidah lebih dulu melepas masa lajang.
"Selamat ya,moga langgeng." ujar sahabat yang lain.
"Terimakasih untuk ucapan dan doanya,silahkan di nikmati pesawatnya." ujar Bimo mengusir para sahabatnya yang mulutnya susah di kontrol. Ia takut istrinya merasa tidak nyaman akibat ulah mereka.
"Idih mentang - mentang sudah punya istri lantas main usir aja. Ima hati - hati sama penjahat kelamin kaya dia,kalau dia berbuat yang tidak - tidak pukul saja." kekeh teman Bimo yang lain yang sontak membuat semuanya tertawa. Bimo melototkan matanya menyuruh sahabat - sahabatnya untuk segera pergi.
Ima merasa malu,mukanya seketika memerah mendengar candaan dari sahabat- sahabat Bimo.
Satu persatu tamu menyalami Raja dan Ratu sehari. Ima terlihat sangat cantik sepadan dengan Bimo yang juga tampan.
Teman - teman Ima yang bekerja di mini market juga pada datang. Mereka memberi ucapan selamat atas pernikahan Ima.
"Ya kamu kalah Lin,liat Ima bisa mendapatkan bapak Bimo yang ganteng." ujar Mila memanasi Lina.
Wajah Lina terlihat tidak suka pada Ima yang sedari tadi dari bibirnya selalu tersenyum. Kedua tangan Lina mengepal disamping tubuhnya menahan amarah. Mulutnya semakin manyun saja,umpatan demi umpatan terlontar dari mulutnya.
"Alah,paling juga pak Bimo kena pelet gadis kampung itu. Coba aja kamu bayangkan masa dengan mudahnya pak Bimo bertelur lutut di kaki gadis kampung itu. Gue aja yang sudah dandan semaksimal mungkin sama sekali ga dilirik sama pak Bimo." ujar Lina kesal.
"Betul tuh Lin. Kalau ga ada apa - apanya ga mungkin pak Bimo mau sama gadis kampung itu. Kalau menurut gue sih kecantikan juga loe dari pada dia." Kembali Mia mengompori Lina.
Yang lain masa bodoh dengan apa yang Lina dan Ima katakan. Mereka Lebih memilih menikmati hidangan yang tersaji,jarang - jarang bisa menikmati makanan orang kaya.
Dari kejauhan masuklah seorang gadis yang berpakain sangat mencolok. Lekukan tubuhnya tercetak dengan jelas dari gaunya yang terlalu ngepres. Buah dadanya menyembul sangat menantang.
Banyak mata lelaki tertuju pada wanita itu. Wanita itu berjalan dengan melengokan badanya membuat laki - laki berdecak kagum. Ia berjalan menaiki pa agung dimana Bimo dan Ima bersanding.
"Hai,Bimo. Jadi karna gadis ini loe nolak gue." ejek Wanita itu. Memandang jijik pada Ima.
"Loe bisa bicara sopan ga sama istri gue. Lagian gue ga ngerasa ngundang loe deh." tatap Bimo tidak suka pada gadis itu. Tangan Bimo mengemgam tangan Ima erat, ia yakin istrinya pasti merasa heran dan bertanya siapa gerangan wanita tersebut.
"Sayang,nanti mas jelaskan." ujar Bimo yang tau isi hati istrinya. Ima cuma menganggukan kepalanya, ia lebih memilih diam dan nanti pasti ia akan menuntut penjelasan dari suaminya.
Wanita itu tertawa kecil memperlihatkan giginya yang berbaris rapi. Kakinya yang jenjang melangkah mendekat kearah Ima dan membisikkan sesuatu.
"Kamu tau siapa Bimo? Dia itu laki - laki yang tidak akan pernah puas dengan satu wanita. Aku akan mengambil tempat yang seharusnya jadi milikku. " senyum misterius terbit dari bibirnya.
"Apapun yang ia katakan jangan dengarkan sayang. Dia itu wanita gila." bujuk Bimo meyakinkan istrinya bahwa apa yang dikatakan wanita itu adalah kebohongan.