NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Istri

Terjerat Cinta Sang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Maia_Icha

Raihanum Anggraini, gadis yatim yang miskin. Dia sangat mengharapkan bisa mendapatkan Kebahagiaan dari Pernikahan nya. Tapi pada kenyataan, semua keinginan itu harus tandas dan terkubur dalam dalam, saat mengetahui fakta pahit tentang suami yang baru di Nikahi nya. Haruskah dia tetap bertahan, atau mungkin pergi meninggalkan nya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maia_Icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggilan Mediasi

"Pergi dari sini jalang!" teriak Mirna

Tapi tentu saja Sarah tak mau pergi dan menyerah begitu saja sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Hei! Ibu tua bangka, aku ini memang jalang dan gila.! bukankah kamu mengetahui nya sejak awal, jadi Berikan uang itu! atau jangan harap aku akan menjauh dari hidup putra mu, walau sejengkal kaki pun." ancam Sarah dengan suara menggelegar dan wajah serius nya. Bahkan sangat berani berkacak pinggang di depan Mirna.

"Cuih!! jangan harap kamu bisa mendapatkan nya, jadi cepat pergi dari sini. Sebelum polisi yang datang menjemput.!" sekarang dua wanita berwatak keras kepala ini pun, sudah berdebat satu sama lain tak ada yang mengalah.

Hingga akhir nya, Aksa datang menghampiri dan langsung mendekat ke tempat Sarah berada.

"Come on Sarah, sudah hentikan semua ini! jangan berbuat keributan lagi dengan sifat konyol mu itu. Lebih baik kamu tata hidup baru mu untuk meraih masa depan yang lebih baik." bagaimana pun jahat nya Sarah, tapi dia tetaplah orang yang pernah mengisi hidup nya. Jadi Aksa tetap memiliki jiwa peduli pada mantan kekasih nya itu

Tapi setidak nya dengan kejadian ini, hati Aksa semakin terbuka lebar untuk melihat kebenaran. Kalau wanita yang selama ini dia cintai bukan lah wanita yang baik.

Semalam saja, dia baru menerima laporan dari Reno, asistennya, bahwa Sarah telah beberapa kali tertangkap basah bersama pria lain di hotel.

Kini, di tengah dugaan serong yang melilit wanita itu. Dia justru datang meminta uang darinya. Sungguh tak masuk akal! dan Aksa merasa menyesal, seandainya dia tahu sejak awal bahwa hubungannya akan hancur seperti ini.

"Hiks, Hiks, Aksa.. kamu bisa menikahi wanita mana pun dengan mudah dan tanpa halangan setelah ini. Tapi aku? aku ini wanita cacat! Tidak ada yang mau menikahi aku, makanya aku membutuhkan uang itu untuk menjalani hidupku."

"Minta lah pada selingkuhan mu!" singkat Aksa dengan tegas.

"Kamu tahu hal itu?" tangisan Sarah seketika terhenti, dan merubah wajah nya dengan raut kebingungan.

"Iya aku tahu, bahkan aku sangat tahu sekali. Kalau kecelakaan yang terjadi dan soal operasi rahim itu, semua hanyalah akal akalan diri mu dan selingkuhan mu itu. Benar kan?" senyum smirk, sudah tercetak jelas di wajah nya. Karena berhasil di bodohi oleh wanita ular seperti Sarah.

"I..tu.. Itu." entah Sarah harus berkata apa lagi, tapi semua kebusukan nya sudah di ketahui Aksa tanpa terlewat satu pun. Hingga membuat diri nya tak berkutik lagi.

"Sudahi ini semua, Sarah. Jangan bersandiwara lagi, sebelum aku benar benar melakukan sesuatu yang kejam pada mu!" ujar nya penuh kemarahan.

Jebb.. hati Sarah mendadak ciut dan takut, mendengar ancaman mengerikan dari sang mantan kekasih.

Tapi sebenar nya, mereka berdua ini telah saling menipu. Dengan masing-masing menyimpan rahasia yang sama besar. Karena sampai saat ini Sarah belum mengetahui tentang fakta pernikahan nya dengan Hanum.

"To-long, ma..afkan aku Aksa." hanya perkataan itu yang terlontar dari bibir Sarah, bahkan dia sudah bangkit berdiri sambil menundukkan kepala. Tak berani memandang wajah pria di depan.

"Pergilah! Aku tak pernah ingin melihatmu lagi. Ini uang terakhir dariku." Aksa mencabut amplop coklat berisi sejumlah uang yang tak terhitung dari saku celananya, kemudian memberikannya kepada Sarah yang menampilkan senyum kepuasaan.

"Baik, aku pergi. Terima kasih, Aksa." setelah mendapat apa yang diinginkan, Sarah bergegas melangkahkan kaki. Meski tubuhnya sempoyongan karena rasa sakit di kepala akibat alkohol, tapi untung ada sopir pribadinya yang sudah menunggu di luar

"Aksa, apa yang kamu lakukan!" Mirna menyampaikan kekesalan yang mendalam, tak setuju dengan sikap putranya memberikan uang pada Sarah.

"Sudah Bu, tak perlu di bahas. Aku sedang tak ingin berdebat. Yang terpenting sekarang, aku sudah terlepas dari belenggu Sarah yang telah membuat hidupku menderita."

"Itu salah mu sendiri! bukan kah dari dulu, sudah Ibu peringatkan. Kalau wanita itu licik dan hanya berpura pura mencintai mu, tapi kamu tak mempercayai nya!" setelah mengurai kekesalan nya, Mirna berjalan cepat meninggalkan sang putra, yang malah tampak tenang tak melawan sama sekali.

Karena Aksa merasa, memanglah benar yang di katakan Ibu nya. Dan kini dia sangat menyesali nya.

***

Di rumah Hanum

Wanita cantik ini, baru saja bersiap untuk berangkat ke kantor. Tapi tiba-tiba kepalanya terasa berputar-putar dengan intensitas yang tak tertahankan. Tanpa bisa mengendalikan tubuhnya, ia terpaksa kembali berbaring di atas ranjangnya, karena merasa lemas dan tidak berdaya.

Tak lama, Yanti tampak jalan mendekat dengan nampan di tangan nya

"Hanum, ini kamu minum obat nya dulu" ujar Yanti dengan penuh kelembutan.

"Iya, terima kasih, Bu."

"Apa tidak sebaiknya kamu minta izin? Ibu khawatir melihat keadaanmu seperti ini, Nak." Yanti menghela nafas, dan berbicara dengan nada cemas.

Namun, Hanum yang merupakan salah satu pimpinan. Tentu tak ingin mengecewakan Reyhan yang sudah memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengadakan acara besar perusahaan.

"Tidak bisa, Bu. Hari ini banyak sekali tugas dan pekerjaan yang harus aku selesaikan."

"Tapi Nak, Ibu ta.." Yanti baru saja ingin melarang, Namun Hanum dengan tegas menyela

"Benar, Bu, aku sungguh tidak apa-apa. Setelah istirahat sebentar, aku akan baik-baik saja." ia pun segera mengambil obat dari tangan Yanti dan meminumnya sambil meringis, berharap sakit yang mengejarnya tak lama lagi akan sirna.

"Ya sudah, tapi jangan dipaksakan ya. Ibu tak ingin terjadi sesuatu pada mu" pintanya seraya mengelus pipi Hanum, dia pun mengangguk setuju. Setelah itu, Yanti keluar dari kamar.

Dan baru saja, Hanum ingin memejamkan mata untuk beristirahat. Tapi suara dering ponsel seolah menandakan bahwa keadaan itu takkan terjadi dengan mudah. Kring.. Kring..

"Hallo, selamat pagi Bu Hanum," ucap suara di ujung telepon.

"Iya pagi, dengan siapa saya bicara?" tanya Hanum kebingungan, karena menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

"Maaf mengganggu, ini kami dari petugas pengadilan agama," jelas si petugas dengan sopan.

"Oh, iya. Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

"Ada pemanggilan untuk Ibu Hanum, karena akan diadakan pelaksanaan sidang mediasi esok hari pukul delapan pagi," sampaikan si petugas dengan tegas.

"Baik, terima kasih atas informasinya, Pak," ucap Hanum berusaha tenang.

"Iya, sama-sama Bu," balas si petugas, lalu sambungan telepon terputus.

Setelahnya, kepala Hanum malah semakin terasa sakit. Karena dipenuhi kekhawatiran tentang perceraian yang akan segera dihadapi bersama Aksa, getaran hatinya menjadi semakin tak karuan.

"Apa aku harus menghadiri sidang itu?" gumam Hanum yang tengah bimbang.

"Ta..pi.. kalau aku datang, maka aku harus siap bertemu dengan Mas Aksa?"

"Tidak! Tidak! aku tak ingin hal itu terjadi, mungkin dengan tidak hadir. Proses nya akan lebih cepat selesai," Hanum memberanikan diri mengambil keputusan. Dia yakin dengan pilihannya, dan tekadnya tidak akan goyah sedikit pun.

Kini, dia hanya bisa berharap semoga semua segera berakhir dan hidupnya kembali normal seperti dulu.

Setelah berjibaku dengan pikiran dan perasaannya, akhirnya Hanum tetap memaksakan diri untuk pergi ke kantor meskipun dalam keadaan sakit yang tak tertahankan.

Seperti biasa, dia mengendarai motor roda dua kesayangannya menuju tujuan. Namun baru saja sepuluh menit melaju, rasa pusing tersebut tiba-tiba melanda kembali dengan intensitas yang jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya.

"Sshh, Auw.. kenapa sakit nya masih belum hilang, padahal tadi sudah minum obat" rintih nya lemas, sambil segera menghentikan laju motor dan memegangi kepala dengan kedua tangannya yang gemetar.

"Ya Allah.. kenapa rasa nya semakin berputar-putar dan berkecamuk." kini Hanum sudah tak mampu menahan sakit yang meluap-luap, pandangannya semakin kabur, buram, dan perlahan-lahan gelap menyelimuti seluruh penglihatannya. Hingga akhirnya, Brugh!

Tubuh Hanum terkulai, jatuh tergeletak, dan tak sadarkan diri di tengah jalan. Untungnya, pagi itu banyak orang yang melintas dan menolong wanita malang tersebut.

"Dek..! Dek..! bangun," teriak seorang ibu paruh baya sambil mengguncangkan tubuh Hanum dengan penuh kecemasan.

1
Nur Adam
lnju
Nur Adam
lnjut
Shinn Asuka
Mau baca terus, thor, jangan lama-lama hiatus ya!
Maia_Icha: Ashiap! kk/Smile/
total 1 replies
Maki Umezaki
Baper deh!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!