" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
“ terima kasih, kakak,” Jawab Clara sambil sedikit membungkuk hormat ke arah petugas CS tersebut. Ia lalu beranjak pergi menuju ke mesin atm dan mulai mengecek saldo di atm nya.
‘ Wow.. meskipun ini hanya seperempatnya tapi tetap saja aku merasa .. haaahh oke, saatnya belanja,’ ucap Clara bersorak dalam hatinya. Hatinya langsung begitu semangat dan yang pertama kali terlintas di benaknya adalah membeli laptop. Ia harus segera melaksanakan permintaan klien dan mendapatkan upahnya.
Clara keluar dari gedung bank. Ia sedikit menepi untuk memeriksa dimana mall terbesar dan terlengkap di sini.
Setelah menemukannya,Clara bergegas untuk menyetop taksi. Ia mengisi ulang e-wallet untuk membayar biaya akomodasi nantinya.
Setelah menempuh jarak sekitar 15 menit, taksi menurunkannya di depan gedung yang menjulang megah. ‘NEW SQUARE’ tulisannya tercetak jelas. Ini adalah sebuah pusat perbelanjaan yang lumayan lengkap dan besar untuk daerah di sini.
Clara membayar dan segera melangkahkan kakinya menuju lantai dasar. Ada sebuah toko sepeda yang menarik perhatiannya. Ia masuk tanpa basa – basi dan mulai memburu sebuah sepeda gunung. Ia akan menggunakan sepeda untuk saat ini. Selain untuk melatih otot kakinya,clara berpikir ia menggunakan sepeda ini untuk alat transportasinya ke sekolah saat sudah masuk nanti.
Tidak terlalu banyak drama di toko sepeda tersebut selain pandangan para pelanggan yang sedikit mencemooh. Tetapi clara bahkan tidak meliriknya sama sekali. Yang terpenting baginya adalah para staf melayaninya dengan baik meski ia juga tahu jika mereka juga mencemoohnya dalam hati.
Clara memilih sepeda yang bisa dilipat dan juga bisa ‘menampung’ berat badannya ini. Ia segera membayar tanpa mengatakan apapun ketika pramuniaga menyebutkan total harganya. Sedikit menampar beberapa mulut para orang yang menghinanya tadi.
Clara menempatkan sepedanya di tempat penitipan barang terlebih dahulu.
Ia langsung naik ke lantai 5, tempat barang elektronik di jual.
“ Bos, bukannya itu gadis gemuk tempo hari?” ucap seorang remaja pria kepada seorang remaja yang nampak dingin dan datar. Nyatanya remaja itu memang sudah memperhatikan tingkah Clara sedari ia menuju ke tangga alih – alih naik lift ke lantai atas. Itung – itung buat olahraga, pikir Clara.
“ Untuk apa Clara ke mall ini? “ tanya seorang remaja lagi. Ia mengenakan kacamata yang menunjukkan ia sebagai seorang kutu buku yang modis.
“ Kalau aku tahu, aku tidak akan bertanya, Frank” sengit remaja pertama.
“ Gitu aja ngambek, Remon – Remon,” kekeh seorang pemuda berkacamata yang adalah Franklin Bone.
“ Bisakah kalian diam,” tegur remaja yang berada di tengah – tengah mereka. Remaja dingin nan datar dengan penampilan yang paripurna itu, Damian steward.
Remon dan juga Franklin hanya bisa melipat bibirnya dalam – dalam. Mereka sama sekali tidak ingin menyinggung Dewa Pendiam yang satu ini.
Arah mata Damian masih tetap mengawasi tangga darurat yang digunakan oleh Clara tadi. Tatapan matanya rumit tidak bisa diartikan.
Mereka bertiga akan menuju ke lantai 5. Damian membutuhkan sebuah laptop cadangan karena laptopnya kena air karena ulah seorang wanita yang mendekati Damian. Well, bagi Remon dan juga Franklin, hal seperti itu sudah terbiasa. Damian akan menatap datar ke arah wanita tersebut tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Berteman sedari kecil dengan Damian, tentu saja membuat Franklin dan juga Remon tahu apa yang tengah Damian pikirkan. Remaja pria itu sedang murka.
Franklin ‘berbaik hati’ kepada wanita yang usil itu dan segera mengusirnya dengan halus. Bahkan Remon sedikit mengeluarkan kata – kata pedasnya.
Yaahhh.. seperti itulah kehidupan seorang Damian.
Clara berhasil naik ke lantai 5 menggunakan tangga. Ia kembali berkeringat deras. Clara memilih untuk beristirahat terlebih dahulu. Ia Tidak ingin ‘membius’ para staf toko laptop dan juga staf toko ponsel dengan aroma tubuhnya yang luar biasa.
‘ tubuh ini, benar – benar haaaaah’ batin Clara sedikit mengeluh. Ia terbiasa latihan berat, tetapi kondisinya kali ini jauh lebih ‘berat’.
Setelah istirahat selama 10 menit, Clara sudah mulai rileks, keringat juga sudah mulai mengering. Ia membuka pintu tangga darurat.
Seketika matanya dimanjakan oleh ratusan Booth yang menjajakan berbagai macam laptop dan ponsel. Berbagai merk ada ditempat ini. Sesaat Clara menghirup aroma yang sangat ia sukai ini.
Kaki Clara tanpa sadar melangkah begitu saja, seakan memiliki kesadaran sendiri. Sudah lama ia tidak turun tangan sendiri untuk membeli barang favoritnya selain pistol dan juga belati.
Hacking selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan baginya. Ia bisa dengan leluasa menjelajah dunia menggunakan kemampuannya iani. Tetapi ia tidak pernah menggunakan keahliannya ini untuk bertindak sesuka hati. Setiap misi yang ia terima, selalu ia saring terlebih dahulu. Ia akan menyelidiki targetnya dan memastikan jika mereka memang pantas mendapatkan serangan darinya.
Langkah kaki Clara berhenti di booth laptop merk terkemuka, seorang pramuniaga nampak menghampirinya.
“ silahkan nona, laptop untuk apa yang anda perlukan?” tanyanya sopan. Sekali lagi Clara dibuat puas dengan didikan yang diterima oleh staf di merk ini. Tidak pernah memandang rendah pengunjung yang datang.
“ saya membutuhkan laptop untuk programming,” Clara menjawab dengan mantap. Mata pramuniaga itu nampak berbinar cerah.
“ waahh nona sangat beruntung. Kami ada 1 barang yang baru saja datang tadi malam dan ini sesuai dengan yang nona cari,mari mari..” pramuniaga itu bicara dengan penuh antusias. Ia memimpin jalan dan Clara mengikutinya dari belakang.
Clara dibawa ke sebuah meja display yang terdapat sebuah unit laptop yang nampak elegan tetapi cukup sederhana. Mata Clara dimanjakan dengan warna hitam legam yang mengkilap pada body sang laptop.
‘uhh, udah kayak lihat cogan aja gue, tapi ini keren banget. Mari kita lihat speknya,’ batin Clara dengan mata yang tidak beralih dari laptop tersebut.
Pramuniaga yang memandunya nampak tersenyum puas saat melihat tatapan mata Clara yang penuh damba itu.
“ ini baru datang semalam, nona. Saya bahkan mendengar dari manajer jika laptop ini adalah satu – satunya yang diluncurkan pada kuartal tahun ini. Karena kebutuhan untuk programing sangat jarang dibutuhkan,”
“ laptop yang dilengkapi dengan prosesor Intel® CoreTM Generasi ke-13 terbaru, GPU NVIDIA® GeForce® RTXTM 20 & RTXTM 40 series, serta layar 15,6 inci yang akurat, jernih, dan terang. Dengan prosesor yang memiliki hingga 8 cores dan 12 threads, laptop ini dirancang khusus untuk para programmer yang menginginkan performa tangguh. Layar Full HD 15,6 inci menawarkan visual yang tajam dan jelas, dengan refresh rate 144Hz dan aspek rasio 16:9 serta screen-to-body ratio mencapai 82,64%, memberikan pengalaman menonton yang memukau. Sistem pendinginnya yang canggih,,”
“ Dilengkapi prosesor Intel® CoreTM Generasi ke-13 terbaru, GPU NVIDIA® GeForce® RTXTM 20 & RTXTM 40 series yang tangguh untuk programming. Juga keyboard yang super nyaman jika digunakan untuk mengetik dengan cepat,” pramuniaga itu nampak menjelaskan keunggulan – keunggulan laptopnya dengan lancar. Bahkan orang tidak akan percaya jika ia baru mempelajarinya semalam karena laptop yang baru datang.
( sedikit ada perubahan ya.. Banyak kali loh daku di kritik🙏🙏🙏.. Kali ino q nyomot spek laptop Acer Nitro V 15 (ANV15-51))
Clara nampak mengangguk – angguk puas. Ia sangat puas dengan spek laptop ini.
“ berapa harganya?” tembaknya langsung. Pramuniaga itu langsung tersenyum lebar dan segera menuntun Clara menuju ke meja kasir.
Sementara itu, di pintu masuk tidak jauh dari clara.
Tiga remaja yang sedari tadi juga tengah berkeliling tapi tak kunjung mendapatkan laptop yang sesuai untuk damian.
“ bukankah itu Clara? Ternyata dia kesini juga?”
soalnya dlm crta novel kebykan anak jenius pasti msh sma udah pada nikah.
pdhal tunangan dulu menikmati masa2 remaja.. bukan di sbukkan dgn nina ninu pdhal usia msh belasan.. jd kurang srek aja.
maaf ya thor 🙏