NovelToon NovelToon
Bidadari Penghapus Luka

Bidadari Penghapus Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda
Popularitas:6.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: ujungpena90

Hasna berusaha menerima pernikahan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah ia kenal. Bahkan pertemuan pertama, saat keduanya melangsungkan akad nikah. Tak ada perlakuan manis dan kata romantis.

"Ingat, kita menikah hanyalah karena permintaan konyol demi membalas budi. jadi jangan pernah campuri urusan saya."
_Rama Suryanata_


"Terlepas bagaimanapun perlakuanmu kepadaku. Pernikahan ini bukanlah pernikahan untuk dipermainkan. Kamu telah mengambil tanggung jawab atas hidupku dihadapan Allah."
_Hasna Ayudia_

Mampukah Hasna mempertahankan keutuhan rumah tangganya? Atau justru menyerah dengan keadaan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ujungpena90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Keheningan kembali terjadi dikamar Rama, saat sepasang suami istri baru itu berada di dalam satu ruangan yang sama. Mengingat ini adalah kali pertama mereka berada dalam satu kamar.

Rama memilih duduk di sofa dekat jendela dan memeriksa lagi pekerjaannya. Sedangkan Hasna, perempuan itu begitu canggung hingga memilih tetap berdiri di balik pintu yang telah ia tutup rapat.

Sekilas Rama melirik ke arah istrinya itu, namun kemudian fokus kembali pada laptop yang berada dihadapannya.

Hasna berjalan mendekati Rama, namun ia urungkan.

"Besok siang kita akan pindah, kemasi semua barang yang akan dibawa." suara Rama memecah keheningan.

"Saya akan menjemput kamu saat jam makan siang."

Hasna mengangguk kecil menanggapi ucapan Rama.

"Barang mas Rama yang_"

"Tidak perlu, cukup kemasi barang-barang yang ingin kamu bawa." ucap Rama sebelum Hasna menyelesaikan perkataannya.

Hasna menghirup nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia sangat paham dengan situasi mereka saat ini. Dijodohkan dan menikah secara mendadak. Terlebih mereka tidak saling kenal sebelumnya. Bahkan pertemuan pertama mereka ketika acara akad nikah di Rumah Sakit.

Sepertinya dia akan mendekati Rama secara perlahan. Disini Hasna memposisikan dirinya sebagai seorang istri. Sudah seharusnya ia mulai menerima Rama sebagai suaminya.

Mungkin sikap Rama yang demikian, karena mereka belum sama-sama mengenal.

"Maaf mas, aku mau minta izin." Hasna menjeda ucapannya. "Sebelum kita menikah, aku adalah seorang perempuan yang bekerja. Jika mas Rama mengizinkan, aku tetap ingin bekerja seperti sebelum kita menikah. Jika ti_"

"Semua terserah sama kamu." jawab Rama tanpa menunggu Hasna selesai berbicara.

Hasna cukup lega mendengar jawaban suaminya. Walau nada bicaranya terdengar dingin, setidaknya ia berusaha jujur akan pekerjaannya. Walaupun tak mengatakan apa pekerjaannya.

"Ada lagi?" tanya Rama, karena tak ada tanda-tanda istrinya akan beranjak dari tempatnya berdiri.

"Tidak ada, Mas."

Hasna memutuskan untuk berganti pakaian tidur di kamar mandi. Karena ia tak terbiasa berada di ruangan berdua dengan laki-laki.

Tak lama, Hasna keluar dari kamar mandi. Tak sengaja Rama memperhatikan gerak gerik sang istri dari dari ekor matanya.

Perempuan itu berjalan disisi salah satu ranjang, dan mulai merebahkan tubuhnya disana. Berkali-kali ia terlihat merubah posisi tidurnya, namun belum menemukan kenyamanan. Mungkin ia tak terbiasa dengan suasana di kamar ini. Mengingat baru pertama kali ia menempatinya.

Rama hanya menggeleng kecil melihat tingkah Hasna.

Hasna mencoba memejamkan matanya, tapi rasa kantuk tak kunjung datang. Hasna tidak terbiasa tidur di ruangan yang terang. Terlihat beberapa kali ia mencoba menutup matanya dengan salah satu lengannya. Ingin mematikan lampu utama pun ia cukup sungkan, melihat Rama masih berkutat di depan laptop yang terbuka. Pasti akan mengganggu pekerjaan suaminya. Namun sepertinya Rama menyadari akan hal itu.

Segera ia mematikan laptopnya dan mematikan lampu utama. Hasna sedikit lega, karena ia tak akan kesulitan menyesuaikan diri dengan Rama saat akan tidur.

Hasna yang mulai terpejam terbangun karena mendengar pintu yang ditutup. Ternyata Rama keluar dari kamar, mungkin ingin mengambil minuman. Ia pun kembali memejamkan mata dan perlahan terlelap dalam buaian mimpi.

***

Alarm di ponsel Hasna berbunyi tepat pukul tiga dini hari. Ia terbiasa untuk sholat malam.

Namun saat terbangun, ia tak mendapati sang suami di sisi ranjang di sebelahnya. Ternyata semalam Rama tidur di sofa. Mungkin ketiduran saat melanjutkan pekerjaannya. Terlihat dari posisi laptop yang terbuka.

Hasna membangunkan Rama agar pindah ke atas tempat tidur. Tanpa berbicara Rama langsung merebahkan diri diatas kasur empuknya.

Terdengar samar-samar di telinga lantunan ayat suci. Hasna membaca al-Qur'an selesai sholat malam, hingga waktu subuh. Hal itu membuat Rama gagal memejamkan mata.

Suara merdu istrinya benar-benar mungusiknya. Tak dipungkiri, dia kagum dengan pribadi perempuan yang dinikahinya itu. Namun, itu tak membuatnya jatuh hati pada Hasna.

Ia pernah terluka ulah perempuan yang begitu ia kagumi dan cintai. Ia tak mau mengulang kesalahan yang sama. Susah payah ia membangun benteng dihatinya, dan tak akan mudah untuk dihancurkan.

***

Setelah membantu menyiapkan sarapan, Hasna segera ke kamar. Ia berniat akan menyiapkan keperluan suaminya. Tapi nampaknya Rama sudah selesai dengan segala ritualnya.

Terlihat lelaki itu sudah berpakaian lengkap dengan dasi yang melilit di lehernya. Hasna merasa bersalah karena tidak membantu sang suami menyiapkan kebutuhannya.

"Maaf, aku tidak sempat menyiapkan kebutuhan mas Rama." Ucap Hasna yang merasa bersalah.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri."

Setelah itu ia menyambar jas yang tergeletak diatas tempat tidur, kemudian keluar dari kamar.

Setelah sarapan, Hasna mengantarkan Rama sampai teras. Namun lelaki itu langsung menuju mobilnya tanpa menghiraukan Hasna yang mengekorinya dari belakang.

***

"Jadi kapan kalian pindah?" Tanya Bu Diana saat mereka bersantai dihalaman belakang.

"Nanti siang ma." Jawab Hasna

"Yah... Padahal aku belum sempet belajar masak loh sama mbak Hasna, eh... Kak Rama main ngajakin pindah aja." Ucap Nayla dengan bibir yang mengerucut sempurna.

"Nantikan kamu bisa main kesana, nginep juga boleh." Ucap Hasna.

"Eh bentar ya, mama mau kedalam dulu, papa manggil. Biasanya pasti ada yang tidak ketemu, makanya nggak berangkat-berangkat itu si papah."

Bu Diana berlalu kedalam rumah meninggalkan dua perempuan muda itu.

"Emmm... Mbak, ada yang mau aku bicarain sama mbak Hasna."

Hasna menoleh ke arah Nayla sambil menautkan kedua alisnya. Tumben sekali pakai pembukaan segala, biasanya langsung bicara ke inti.

"Bicara saja." Ucap Hasna dengan seulas senyuman khasnya.

"Sebenernya aku nggak berhak mencampuri urusan mbak Hasna dengan kak Rama, tapi_"

"Nggak apa-apa, katakan saja." Sela Hasna.

"Mungkin mbak Hasna dan kak Rama masih dalam fase perkenalan, karena kalian dijodohkan. Tapi perlu mbak Hasna tau, mungkin akan sedikit susah untuk mendekati kak Rama. Dia memiliki masa lalu yang... bisa dibilang sangat menyakitkan."

Menceritakan ini, sama saja membuka luka lama. Memang Rama yang mengalaminya. Tapi sebagai seorang adik, Nayla ikut merasakan sakitnya.

"Kak Rama pernah memiliki kekasih, yang bahkan akan ia lamar. Tapi sebelum itu, kak Rama meminta perempuan itu untuk menunggu, hingga kak Rama sukses."

"Kak Rama ingin merintis usaha sendiri, yang Alhamdulillah sekarang kantor kak Rama makin besar. Karena kak Rama ingin menjadi seorang laki-laki yang bisa dibanggakan, tanpa embel-embel nama keluarga."

Nayla mengatur emosinya, agar tidak sampai terbawa perasaan.

"Tapi, baru tiga bulan setelah kak Rama mengutarakan niatannya, justru perempuan itu meninggalkan ka Rama. Disaat kak Rama berjuang demi masa depan bersama, perempuan itu lebih memilih pria lain, bahkan seusia papa."

Sejenak Nayla terdiam, menatap ke arah Hasna yang sama menatap ke arah dirinya. Gadis itu mengalihkan pandangannya, dan melanjutkan kembali pembicaraan.

"Kak Rama mengenal pria itu, karena pria itu adalah salah satu rekan bisnis papa yang dikenalkan pada kak Rama, saat memulai merintis usahanya."

"Sungguh miris memang, disaat ada lelaki yang berjuang menjaga hati, tapi dengan mudahnya pindah ke lain hati. Bahkan tanpa kata putus." gadis itu tersenyum miris mengingat akan hal itu.

"Sejak saat itu, kak Rama menjadi sosok yang gila kerja, dan menjadi pribadi yang tertutup. Padahal kak Rama adalah sosok yang hangat. Jujur, aku merindukan kak rama yang dulu." Entah kenapa, mata gadis itu terasa memanas. Mengingat betapa terpuruknya sang kakak waktu itu.

Nayla berusaha agar air matanya tak menetes. Menengadahkan wajahnya, agar cairan bening itu tidak tumpah membasahi pipinya.

Hasna menggenggam lembut jemari adik iparnya itu. Mengusap punggungnya dan memberikan senyuman lembut.

Tak ada yang Hasna ucapkan. Ia tak tau bagaiman cara menanggapinya. Karena ia tak pernah sekalipun menjalin hubungan dengan lelaki manapun, kecuali Rama yang resmi menikahinya.

"Jaga hati kak Rama ya, Mbak." Pinta Nayla, bahkan terdengar seperti sebuah permintaan. Hasna hanya tersenyum dan mengangguk kecil.

Nayla pun menghambur ke dalam pelukan kakak iparnya itu. Hasna menyambut pelukan itu. Diusap dan di tepuknya perlahan punggung Nayla. Hasna seolah bisa merasakan betapa sayangnya Nayla pada kakak lelakinya.

***

Alhamdulillah hari ini bisa update lebih awal.

Mohon untuk selalu memberikan dukungan teman-taman dengan cara like, comment, vote dan gift ya. Biar makin semangat nulisnya.

salam sayang

ujungpena90

1
Heriyani Lawi
huh jd geregetan dg Hasna, jd perempuan kok terlalu naif
Amelia Syangawenk
Lumayan
Amelia Syangawenk
Biasa
Nuraini Nuraini
Luar biasa
Kartini Davi
akhirnya ada rasa cemburu rama
Kartini Davi
rama buat mut Hasna hilang
Wy Ky
keren
Cindy Risch
cerita nya bagus.. konfliknya jga tidak terlalu berat... semangat buat authornya
Anonymous
keren
Samsudin
Luar biasa
Melly Mariam
kynya g pas klw pake kata saya

pake aku lebih okk
Yulina Serdang
tinggalin aja tom, perempuan ngak nyadar kayak gitu.
Nurmi Nuhung
Sebelum melamar selidiki dulu orang nya apa masih gadis atau sudah punya suami karna kalau yg ingin dilamar sudah ada yg punya tentu membuat malu diri kita sendiri
Nurmi Nuhung
Mantap alur ceritanya bikin sedih dengarnya
Nurmi Nuhung
Mantap semoga Rama segera melupakan masal lalunya , sehingga dapat mencintai istrinya setulus hati
Nurmi Nuhung
Mantap alur ceritanya
Yulina Serdang
koq ngenes banget jadi hasna 😭😭😭
Efni Simamora
Luar biasa
AR
cerita ny bagus
AR
cerita ny bagus, saya baca maraton hampir satu Minggu sehat selalu Thor di tunggu karya lain ny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!