Kesalahan masa lalu membuat seorang Kaynara Flora terus di sakiti oleh suaminya sendiri. Wanita itu sama sekali tak di anggap oleh sang suami. Kehadiran anak tak mampu meluluhkan hati prianya.
Akankah Kaynara akan tetap bertahan dalam pernikahannya atau justru menyerah dan memilih mengakhiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Kekesalan Arkana
Saat matahari bersinar terang di atas kepala mereka, Flora dan putri kecilnya, Keyra, duduk bersama di atas selimut piknik, menikmati kehangatan sinar matahari dan udara segar.
Mereka terlihat begitu bahagia, dengan Keyra yang tersenyum ceria sambil memperhatikan Jerico, putra kecil Jonathan, yang sedang bermain dengan mainan kesayangannya di dekatnya.
Di seberang mereka, Jonathan duduk dengan santai, tetapi ekspresinya sedikit murung, seolah-olah memendam beban yang berat di dalam hatinya. Flora merasa tersentuh melihatnya, dan sebuah pikiran muncul di benaknya. Dia memutuskan untuk mendekati Jonathan, memutuskan untuk berteman dengan pria yang dia juluki sebagai "duda kesepian".
Dengan langkah hati-hati, Flora mendekati Jonathan, menyapa dengan senyum hangat di wajahnya. "Jonathan, apakah kamu ingin bergabung dengan kami?"
"Keyra pasti senang bermain bersama Jerico, dan aku pikir kamu juga perlu sedikit hiburan."
Jonathan tersentak sedikit kaget oleh tawaran Flora, tetapi dia menyambutnya dengan senyum kecil.
"Terima kasih, Flora. Aku akan senang sekali bergabung."
Flora merasa lega melihat Jonathan menerima tawarannya, dan mereka berdua kembali ke selimut piknik, bergabung dengan Keyra dan Jerico. Mereka berempat duduk bersama, berbagi canda dan tawa, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Saat hari berlalu, Flora dan Jonathan semakin akrab satu sama lain. Mereka berbagi cerita, tawa, dan bahkan rahasia. Flora mulai melihat sisi lain dari Jonathan, bukan hanya sebagai seorang duda kesepian, tetapi sebagai seorang pria yang punya banyak hal untuk ditawarkan.
Pada akhir piknik, Flora merasa bersyukur telah mengambil langkah untuk mendekati Jonathan. Mereka berdua telah menemukan teman yang berharga satu sama lain, dan Flora tidak sabar untuk melanjutkan pertemanan mereka di masa depan.
"Ternyata kau pria yang sangat baik Nathan, maaf karena aku sempat berpikiran buruk terhadapmu!"
"Tak masalah Flo.Lagipula wanita lain juga akan beranggapan hal sama sepertimu." jawab Jonathan.
"Oh ya bagaimana dengan pekerjaanmu di perusahaan?" tanya pria itu.
"Lumayan hanya saja aku perlu beradaptasi.Aku takut membuat nama baikmu jelek jika aku gagal." jawab Flora.
"Besok siang temani aku bertemu dengan klien di restoran."pintanya.
"Baiklah aku siap." jawab Flora dengan penuh semangat.
Jonathan tersenyum tipis melihat bagaimana Flora yang begitu bersemangat untuk bekerja besok.
Saat matahari mulai tenggelam di cakrawala, Flora memberi isyarat pada Keyra untuk bersiap-siap pulang. Keyra, dengan sedikit keberatan meninggalkan Jerico, merangkulnya erat-erat sambil menawarkan senyum manis pada teman barunya.
"Kita harus pulang sekarang, Sayang," kata Flora dengan lembut pada Keyra, mencoba menenangkan kekecewaannya.
"Tapi kamu masih bisa bermain dengan Jerico lain kali, Keyra!"
Keyra mengangguk setuju, meskipun masih terlihat sedikit kecewa. "Ya, mommy. Sampai jumpa, Jerico!" serunya pada temannya dengan suara riang.
Jerico tersenyum lebar dan melambaikan tangan kecilnya pada Keyra. "Sampai jumpa, Keyra! Ayo main lagi lain waktu!"
Flora tersenyum pada Jonathan dengan tulus. "Terima kasih atas hari yang menyenangkan, Jonathan. Kami harus pulang sekarang."
Jonathan mengangguk dengan ramah. "Tidak masalah, Flora. Senang sekali bisa bertemu dan bermain bersama kalian berdua."
Flora dan Keyra berjalan menjauh dari tempat piknik lalu masuk ke dalam mobil dan melesat melewati jalan yang berliku-liku menuju rumah mereka. Mereka berdua tertawa dan berbicara di antara satu sama lain, menikmati waktu yang mereka habiskan bersama.
Di sisi lain, Jonathan dan Jerico tetap duduk di atas rumput, menonton Flora dan Keyra pergi dengan sedikit rasa sedih. Namun, mereka juga merasa bahagia atas kenangan yang baru saja mereka bagikan bersama.
Saat Flora dan Keyra menghilang di balik tikungan jalan, Jonathan memeluk Jerico erat-erat. "Kamu bermain dengan sangat baik,boy. Aku yakin Keyra akan sangat senang bertemu denganmu lagi suatu hari nanti."
Jerico tersenyum pada ayahnya. "Aku juga berharap begitu, Daddy. Aku merasa sangat bahagia hari ini."
Jonathan tersenyum pada putranya, merasa bersyukur atas momen berharga yang telah mereka bagikan bersama.
Dalam hatinya, dia berjanji untuk meluangkan lebih banyak waktu untuk bersama-sama di masa depan, menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi mereka berdua.
"Entah kenapa aku nyaman berada didekat Flora."gumamnya.
Senja mulai memudar saat Flora dan Keyra kembali ke rumah setelah piknik yang menyenangkan.
Mereka berdua tersenyum bahagia, masih terbawa suasana kegembiraan dari petualangan mereka di luar. Namun, senyum itu segera pudar saat mereka memasuki rumah dan melihat seseorang yang tidak mereka harapkan: Arkana, mantan suaminya, duduk di ruang tamu dengan ekspresi yang tenang.
Flora terdiam, matanya terbelalak dalam kejutan, sementara Keyra, si kecil yang ceria, langsung berlari ke arah Arkana dengan seruan kegembiraan. "Daddy!"
Flora menahan napas, hatinya berdegup kencang. Dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Apa yang akan dia katakan kepada Keyra? Bagaimana dia bisa menjelaskan kehadiran Arkana?
Arkana menyambut pelukan Keyra dengan hangat, senyum lembut terpancar di wajahnya. "Halo, princess. Aku merindukanmu."
Flora berjalan pelan mendekati mereka, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Keyra, sayang, mengapa kamu tidak pergi ke kamar dulu?"
"Aku dan Daddy perlu berbicara sebentar."
Keyra mengangguk, agak bingung dengan permintaan Flora, tetapi memutuskan untuk patuh. "Baiklah, mommy," katanya sambil berlari ke kamarnya dengan cepat.
Arkana menatap Flora dengan tatapan lembut. "Maaf, Flora. Aku tidak bermaksud membuatmu kaget. Aku hanya ingin bertemu dengan Keyra."
Flora menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan. "Itu ... itu baik-baik saja. Tapi kenapa kamu di sini?"
Arkana menggeleng pelan. "Aku hanya ingin melihat Keyra, Flora. Aku merindukannya. Apa aku tidak boleh bertemu dengan putriku?"
Flora menghela nafas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya yang bergejolak. "Tentu saja, kamu boleh bertemu dengannya. Tapi aku pikir kita perlu bicara lebih banyak tentang hal ini."
Mereka berdua duduk di ruang tamu, menghadapi satu sama lain dengan perasaan yang campur aduk. Flora merasa tegang dan tidak nyaman dengan kedatangan sang mantan suami. Dia berharap bisa menyelesaikan semuanya tanpa menimbulkan kekacauan.
"Kamu dan Flora habis dari mana?" tanya Arkana yang penasaran.
"Oh tadi aku piknik bareng Keyra.Tak hanya kami berdua tapi juga dengan Nathan dan Jerico, putra Nathan."jawab Flora dengan senyuman manisnya.
Entah kenapa Arkana merasa terusik saat melihat sang mantan tampak senang membicarakan perihal Jonathan.Flora sendiri menilai penampilan Arkana saat ini kemudian berdehem.
"Kenapa kamu melamun Ar?"tanya Flora.
"Hm tidak ada." jawab Arkana.
"Apa kedatangan kamu kesini ingin mengirim undangan pernikahan kamu dengan Devina?" tanya Flora.
Arkana menatap lekat wajah cantik sang mantan yang tampak berbeda.Dia terkesima dengan penampilan baru dari Flora sekarang.Tak ada raut cemburu diwajah Flora hal itu membuat dirinya kesal.
"Apa kamu sudah tak mencintaiku, Flo?" tanya Arkana.
"Harus kau tahu ya Ar, Kopi tanpa gula rasanya pahit begitu pula dengan cinta. Lambat laun rasa itu akan memudar seiring sejalan nya waktu.Seperti apa yang aku rasakan saat ini."jelasnya.
"Aku juga ingin move on dan menata masa depanku dengan orang baru."
Deg
Arkana merasa ada ketidakterimaan dalam dirinya mendengar pernyataan Flora barusan.Dia membuang napas berat, berusaha mengontrol dirinya agar tetap tenang.Flora sendiri memilih bangkit dan pergi ke dapur. Tak lama wanita itu kembali, membawakan secangkir kopi untuk Arkana.
"Minumlah!"
"Terimakasih." jawabnya.Arkana mulai menyesap kopi buatan Flora lalu menaruhnya di meja.
Dia kembali menatap sang mantan yang semakin mempesona setelah dirinya menceraikan Flora.Arkana mengumpat dalam hati mendapati kenyataan ini.
"Bolehkah aku menginap malam ini.Aku ingin memeluk Keyra dan menghabiskan waktu sama dia." pinta Arkana.
"Silakan Ar, asalkan kamu menjaga batasan diantara kita yang hanya sebatas mantan dan orang tua untuk Keyra!"
Deg
oastibakan berulang krmbali
flo hanya M A N T A N