NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 20 KEJANGGALAN

Aku berjalan menelusuri koridor rumah sakit dengan terburu-buru.

“Semoga enggak terjadi sesuatu yang buruk dengan kak Sandro.” Gumamku dengan khawatir

Tadi saat pulang dari rumah Abriela, Sandra menelponku dan menyuruhku ke rumah sakit tanpa mengatakan apa yang terjadi.

Aku sampai di depan ruangan kak Sandro dan melihat ada Orang tua Sandro, Sandra dan mungkin kedua orang tua Sandra.

“Andra, apa yang terjadi dengan kak Sandro?” Tanyaku dengan panik

“Aku juga kurang tau Va, tadi waktu aku sampai sini Tante nyuruh aku nelpon kamu. Sekarang kak Sandro lagi ditangani oleh dokter di dalam.” Jelas Sandra

“Semoga saja tidak terjadi hal yang buruk.” Kataku

Aku terus melapalkan doa agar Sandro baik-baik saja di dalam, aku tidak akan memaafkan diriku jika terjadi hal buruk terhadap Sandro. Kecelakaan yang terjadi juga karena dia ingin menemuiku.

Setelah menunggu beberapa menit dokter keluar.

“Apa yang terjadi dengan anak saya dok?” Tanya Mama Sandro

“Putra Ibu baik-baik saja, tadi memang ada masalah yang terjadi padanya tetapi kami sudah mengatasinya.” Kata dokter

Aku merasa lega mendengar penjelasan dokter.

“Syukurlah kalau begitu dok, terimakasih banyak dokter.” Kata Mama Sandro

“Iya sama-sama Bu, ini sudah kewajiban saya sebagai dokter. Putra Ibu sangat kuat, dia bisa melawan rasa sakit dalam tubuhnya, teruslah berdoa agar diberi kesembuhan kepada Putra Ibu.” Kata dokter menenangkan kedua

orangtua Sandro.

“Kalau begitu saya permisi ya Pak, Bu.” Kata dokter sambil berjalan meninggalkan kami.

Aku melihat semua orang disitu merasa lega mendengar penjelasan dokter, walaupun begitu masih jelas terlihat wajah sedih mereka.

“Aku akan mencari tau penyebab kecelakaan kak Sandro, ini masih mengganjal di pikiran aku.” Kataku dalam hati.

“Va, aku boleh ngobrol sama kamu sebentar nggak?” Tanya Sandra

“Iya boleh Ndra.”

Aku dan Sandra sedang duduk di bangku taman rumah sakit.

“Va, aku rasa ada yang ganjal dengan kecelakaan Kak Sandro.” Kata Sandra

“Maksud kamu gimana Ndra?” Tanyaku

“Kemarin aku ngecek mobil kak Sandro dan aku baru tau kalau mobil kak Sandro remnya blong. Yang aku tau kak Sandro enggak pernah lupa ngerawat mobilnya, bahkan kak Sandro punya bengkel langganan untuk ngecek

kondisi mobilnya. Jadi enggak mungkin tiba-tiba rem mobil kak Sandro blong.” Jelas Sandra

“Sebenarnya aku juga curiganya gitu Ndra. Kemarin waktu dijelasin sama orang yang nolongin kak Sandro aku bingung. Soalnya dia bilang pengendara mobil yang hampir di tabrak oleh kak Sandro malah kabur. Padahal dia

enggak salah disini, tapi kok dia kabur. Kan kayak ada yang ngeganjal disini.” Jelasku

“Apa sebaiknya aku ceritain ini sama Om sama Tante ya? Biar kasusnya kak Sandro dibawa ke kantor polisi.” Kata Sandra

“Aku setuju Ra, sebaiknya kita minta bantuan dari polisi dengan begitu kita bisa tau pasti apa yang sebenarnya terjadi.” Kataku

Setelah yakin dengan keputusan kami, Aku dan Sandra kembali ke ruangan kak Sandro.

Sandra menjelaskan semuanya kepada orangtua Sandro dan mereka setuju untuk melaporkan masalah ini ke kantor polisi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, jadi aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

(HARI KE-12)

Aku sedang berada di kantin kampus bersama Sandra, setelah mengikuti 2 mata kuliah membuatku lapar dan ngantuk jadi aku memutuskan membeli makanan dan minuman agar staminaku kembali.

“Gimana kemarin Ndra? Orangtua kak Sandro udah ngelaporin ini ke kantor polisi?” Tanyaku

“Udah Va, kemarin Om langsung ke kantor polisi setelah dari rumah sakit. Terus juga polisi udah nerima laporan dari Om, katanya sih hari ini mereka mulai bergerak buat tanganin kasusnya.” Jelas Sandra

“Syukur deh kalau gitu, semoga aja masalah ini bisa jadi jelas.” Kataku

“Tapi menurut kamu siapa ya yang tegah nyelakain kak Sandro?” Tanyaku

“Aku juga enggak tau Va, selama ini yang aku tau kak Sandro enggak pernah cari masalah sama orang lain. Kalau pun saingan bisnis kak Sandro kayaknya enggak mungkin deh. Yang aku tau mereka malah berteman baik dengan kak Sandro.” Jelas Sandra

“Gitu ya?”

Aku semakin bingung dengan situasi ini, instingku mengatakan kalau Roland lah pelakunya. Tetapi aku belum bisa mengatakan itu kepada Sandra, dari yang aku lihat sepertinya Roland sangat akrab dengan keluarga Sandro. Aku

tidak ingin membuat mereka malah mencurigaiku balik karena menyudutkan Roland.

“Tapi aku curiga sama seseorang Va.” Kata Sandra

“Siapa Ndra?” Tanyaku penasaran

Sandra seperti memikirkan sesuatu, ada tampak keraguan di wajahnya.

“Enggak deh Va, ini kayaknya aku yang salah. Udah lupain aja.” Kata Sandra

Aku ingin memaksa Sandra mengatakan orangnya tetapi percakapan kami putus saat Abriela tiba-tiba menghampiri kami.

“Va, ternyata kamu disini.” Kata Abriela

“Iya Biel, kamu ngapain disini?” Tanyaku

“Tadi aku telepon sama chat kamu, tapi kamunya enggak balas sama sekali. Jadi aku coba cari kamu disini.” Jelas Abriela

“Ohh iya maaf banget, tadi aku enggak merhatiin hp aku. Jadi aku enggak tau kalau kamu nelpon aku.” Kataku

Abriela melihat ke arah Sandra, begitu pula sebaliknya Sandra memperhatikan Abriela.

“Ohh, kenalin Biel ini Sandra teman kelas aku. Terus Sandra kenalin ini Abriela teman aku.” Jelasku kepada keduanya

Mereka saling menyapa dan Abriela duduk di sampingku.

“Kenapa kamu nyariin aku?” Tanyaku

“Enggak, aku cuman pengen ngajak kamu ke mall bentar. Mumpung hari ini aku lagi enggak ada shift kerja.” Kata Abriela

“Ohh iya boleh kok, emangnya kamu selesai kuliah jam berapa?” Tanyaku

“Aku lagi satu mata kuliah aja. Jadi mungkin jam 2 siang udah selesai.” Jelas Abriela

“Okk deh, aku juga selesainya jam segitu. Nanti biar aku jemput kamu di fakultas.” Kataku

Kami berbincang cukup lama, sedari tadi aku memperhatikan ada yang berbeda dengan Sandra tetapi aku tidak ingin menanyakannya di hadapan Abriela.

“Kalau gitu aku duluan ya, bentar lagi jam kuliahku dimulai.” Kata Abriela

Setelah meninggalkan kami berdua Sandra tiba-tiba mengatakan sesuatu.

“Va, aku kayak enggak asing sama muka teman kamu.” Kata Sandra

“Iya kah? Emangnya kamu pernah lihat dia dimana?” Tanyaku

“Itu dia, aku lupa lihat dia dimana. Tapi wajahnya kayak enggak asing gitu.” Kata Sandra

“Dia kenal juga sama kak Roland, jadi mungkin kamu pernah ketemunya waktu dia sama kak Roland?” Tanyaku

“Enggak deh, aku jarang ketemu sama kak Roland. Terus juga kalau pun ketemu sama kak Roland ya paling kak Roland sama kak Sandro aja.” Jelas Sandra

“Mungkin kamu pernah papasan sama dia atau mungkin pernah lihat dia dimana gitu.” Kataku

“Mungkin juga” Kata Sandra tapi seperti ada keraguan di wajahnya.

Setelah menghabiskan makanan dan minuman kami, aku dan Sandra kembali ke kelas.

Aku menunggu Abriela di depan fakultasnya.

“Maaf ya Va buat kamu nunggu.” Kata Abriela saat masuk ke dalam mobil.

“Iya enggak apa-apa, lagian juga aku baru sampe kok.” Kataku

Aku hendak menyalakan mesin mobilku saat kulihat seseorang  yang ku kenal masuk ke dalam gedung fakultas Abriela.

“Ngapain Delon ke sini?” Gumamku

“Kenapa Va?” Tanya Abriela

“Bukan apa-apa” Jawabku

Setelah itu aku melajukan mobilku.

Saat sampai di mall aku kaget karena melihat Roland sedang berdiri menunggu kami disana.

“Biel, kenapa kak Roland ada disini?” Tanyaku

“Sengaja Va, aku ngajakin kalian berdua jalan-jalan.” Kata Abriela

“Astaga Biel, padahal kamu enggak perlu segitunya loh.” Kataku

Sebenarnya benci sekali aku harus berjalan dengan Roland hari ini. Aku sedang tidak punya mood untuk berakting di hadapan kedua orang ini.

“Hai kak, udah dari tadi nunggunya?” Tanya Abriela

“Enggak kok, kakak baru juga sampai disini.” Kata Roland

Aku memaksakan senyuman saat Roland menyapaku.

“Ayo kita ke dalam” Ajak Abriela

Kami masuk ke dalam, Abriela dengan sengaja meninggalkan aku dan Roland bersama.

“Astaga malas banget aku harus berduaan sama ni orang.” Kataku

Aku berusaha bersikap ramah saat Roland mengobrol denganku.

Saat kami berdua berjalan ke toko pakaian, ada seseorang yang tiba-tiba datang menghampiriku.

“Jauhi laki-laki itu, dia tidak baik untukmu.”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!