NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 35 BERAKHIRNYA PERLAWANAN PASUKAN SILUMAN DI KEDIAMAN PAK CANDRA

Untuk beberapa saat atau beberapa detik lamanya baik Pasukan Siluman Topeng Merah maupun sisa pasukan Klan Rajawali Emas masih terperangah atas kemunculan pemuda berpakaian kuning itu.

Namun kejap berikutnya....

"Kenapa kalian semua cuma bengong saja hah?" tegur pemuda tampan itu seolah sedang memarahi pasukan klan, tapi dengan gaya konyol.

"Ayo! Kalian serang sisa tikus Gandara yang bermuka jelek itu!" lanjut pemuda tampan yang tidak lain adalah Ksatria Naga Kuning bagai memerintah. "Biar aku yang menghabisi 4 cecunguk lawan kalian!"

Begitu terdengar pemuda itu berkata, maka buyarlah sudah keterperangahan semua orang yang ada di pelataran depan kediaman Pak Candra.

Dan yang pertama kali tersadar adalah tiga personil Pasukan Siluman Topeng Merah. Maka tanpa menunda-nunda mereka langsung menebaskan pedang mereka pada tiga pasukan klan lawan mereka.

Karena waktunya begitu tiba-tiba dan berlangsung dengan amat cepat, ketiga pasukan klan tersebut tidak dapat menghindari serangan dadakan itu.

Maka kembali terdengar tiga jeritan kematian saling susul menyusul. Ditingkahi dengan tumbangnya tiga sosok tubuh yang bersimbah darah dengan luka yang mengerikan.

Namun setelah itu tidak ada lagi korban dari pihak pasukan klan. Karena mereka cepat-cepat tersadar dan membalas serangan Pasukan Siluman Topeng Merah.

Sementara lima ksatria klan, begitu mendengar teguran pemuda tampan tapi konyol itu, maka seketika mereka segera bangun dari keterperangahan.

Setelah itu, seakan menuruti perintah Ksatria Naga Kuning, mereka langsung melesat menyerang sisa-sisa Pasukan Siluman Topeng Merah.

Sedangkan Ksatria Naga Kuning, begitu melihat para ksatria Klan Rajawali Emas telah melaksanakan apa yang dia suruhkan, lalu kejap berikutnya dia kembali melesat untuk menyerang.

Kali ini dia menyerang empat perwira Pasukan Siluman Topeng Merah tanpa sungkan, tanpa ragu.

Pedangnya yang memancarkan sinar kuning langsung diayunkan dengan sebat dan cepat beberapa kali secara berturut-turut, menghalau empat perwira Pasukan Siluman Topeng Merah yang ternyata juga sudah mulai menyerang.

Awalnya keempat perwira yang sudah memanggil Topeng Siluman mereka tentu terkejut mendapat serangan mendadak dari Ksatria Naga Kuning. Namun pada pertarungan berikutnya, mereka berusaha untuk tidak sampai kecolongan.

Beberapa saat lamanya atau atau sekitar belasan menit pertarungan berlangsung, baik Ksatria Naga kuning maupun keempat perwira pasukan saling berjual beli serangan. Sehingga menciptakan pertarungan yang demikian seru lagi mengerikan.

Namun pada kejap berikutnya sudah terlihat kalau Ksatria Naga Kuning memang lebih unggul kehebatannya dibanding keempat perwira pasukan itu. Padahal pemuda tampan itu dikeroyok.

Kembali Ksatria Naga Kuning mengayunkan pedang sinar kuningnya beberapa kali dengan amat cepat.

Dua orang dari perwira Pasukan Siluman Topeng Merah masih dapat menangkis laju pedang kuning yang bergerak bagai bayangan itu. Tapi dua perwira terakhir terlambat mengayunkan pedangnya untuk menangkis.

Sehingga pedang tajam yang menghantar hawa yang amat dingin itu menebas leher perwira pasukan yang satu hingga putus. Dan tanpa sempat menjerit.

Lalu pedang itu kembali terayun dua kali, menebas miring ke bawah lalu mendatar. Maka ujung pedang Ksatria Naga Kuning merobek dada perwira pasukan yang satunya cukup panjang dan dalam, dan merobek perut si perwira hingga isi perutnya terburai.

Maka terdengarlah jeritan kematian perwira itu tanpa malu-malu yang begitu mengerikan.

Namun belum hilang jeritannya, Ksatria Naga Kuning sudah menendang dadanya dengan kuat dan keras hingga membuat tubuhnya terlempar jauh sambil kembali menjerit.

★☆★☆

Sedangkan pemuda tampan yang kadang bertingkah konyol itu, tanpa menghiraukan nasib lawannya yang sudah mampus, dia kembali bergerak dengan cepat, menyerang dua perwira yang masih hidup.

Pedang bersinar kuningnya yang membawa hawa yang amat dingin kembali diayunkan dengan sebat amat cepat.

Beberapa jurus lamanya kedua perwira itu masih dapat menangkis serangan-serangan ganasnya. Sedangkan mereka bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyerang balik.

Akan tetapi semakin lama mereka meladeni perlawanan Ksatria Naga Kuning, hawa dingin yang amat sangat semakin membungkus sekujur tubuh mereka.

Sehingga membuat gerakan tubuh mereka semakin lamban, bahkan terkesan kaku. Belum lagi tangan yang memegang pedang semakin kebas.

Sepertinya si pemuda telah mengerahkan tenaga saktinya mencapai level tinggi. Sehingga setiap gerakannya, di samping begitu cepat laksana kelebatan bayangan, juga selalu menebarkan hawa yang amat dingin.

Hingga akhirnya kedua perwira pasukan tidak bisa lagi menghindari tebasan pedang Ksatria Naga Kuning yang mengayun sebat tiga kali berturut-turut.

Ayunan pertama menebas leher hingga putus salah seorang perwira. Hingga perwira pasukan itu tidak sempat menjerit keburu nyawanya sudah putus. Lalu tubuhnya rebah ke belakang dengan kepala menggelinding.

Ayunan kedua memenggal pundak kanan perwira yang lain hingga sampai ke rusuk kiri. Tentu saja si perwira menjerit keras sejadi-jadinya. Lalu tak lama tubuhnya jatuh menggelosor di atas lantai paving dengan terpisah dua bagian.

Sungguh kematian yang diperoleh keempat perwira Pasukan Siluman Topeng Merah benar-benar tragis sekaligus mengerikan.

Sementara Ksatria Naga Kuning, setelah menghabisi dengan cukup mudah nyawa keempat perwira pasukan, bahkan tanpa menghiraukan nasib mereka, dia menyarungkan kembali pedangnya di punggung sebelah kanannya dengan cara aneh.

Dengan cara aneh?

Ksatria Naga Kuning melepas begitu saja pedang yang tergenggam di tangan kanannya. Lalu pedang itu menghilang begitu saja bersama sinar kuning yang juga ikut lenyap. Dan tahu-tahu pedang kuning keemasan itu sudah tersampir di punggung kanannya.

Bersamaan itu pula hawa dingin yang tadi mengurung areal sekitar tempat itu telah sirna.

Kemudian Ksatria Naga Kuning melangkah menjauhi keempat mayat perwira Pasukan Siluman Topeng Merah yang tidak jauh dari tempat berdirinya. Memandang pertarungan pasukan klan melawan sisa pasukan Prabu Gandara yang tinggal lima orang.

Belum lama pemuda tampan itu memandang ke arah pertarungan, lima Pasukan Siluman Topeng Merah sudah dibantai habis oleh para ksatria klan dan sisa pasukan penjaga kediaman Pak Candra.

Setelah itu, merasa urusannya sudah selesai di sini, Ksatria Naga Kuning berbalik dengan cepat hendak meninggalkan tempat ini.

Namun baru dua langkah kakinya bergerak, Dhanu Merta yang sempat melihatnya seketika dengan cepat menghentikannya.

"Tunggu!"

★☆★☆

Dengan sikap santai Ksatria Naga Kuning berhenti melangkah. Tetapi dia tidak menoleh ke arah Dhanu Merta yang segera menghampiri.

Begitu Dhanu Merta sampai di hadapannya, Ksatria Naga Kuning langsung bertanya bernada santai dengan sedikit gaya konyolnya.

"Apakah ada yang perlu dibantu lagi? Aku rasa para pengacau sudah mati semua. Benar begitu 'kan?"

Dua detik Dhanu tertegun mendengar dan melihat sikap pemuda tampan berjubah kuning itu. Namun detik berikutnya dia segera bertanya dengan sikap sopan setelah memperkenalkan diri.

"Perkenalkan, nama saya Dhanu Merta. Kalau boleh saya tahu siapa nama anda, Tuan Pendekar?"

Sambil berkata Dhanu menyodorkan tangannya ke hadapan si pemuda hendak berjabat tangan.

Sejenak Ksatria Naga Kuning cuma melirik tangan Dhanu Merta seolah malas merespon, tapi dengan gaya konyol.

Tapi kejap berikutnya dia buru-buru mengulurkan malah kedua tangannya, menjabat tangan Dhanu Merta disertai dengan mengguncang-guncang sambil menyebut julukannya sembari terkekeh.

"Tuan Dhanu cukup memanggilku Naga Kuning. Hehehe....."

"Boleh saya...."

"Aaah..., sorry... sorry," Ksatria Naga Kuning cepat memotong ucapan Dhanu Merta, "aku tidak bisa meladenimu ngobrol, takutnya kamu bertanya macam-macam,Tuan Dhanu...."

"Lagi pula aku masih banyak urusan," lanjut Ksatria Naga Kuning dengan nada dan gaya lucu. "Kambingku belum diberi makan.... Ayamku sepertinya belum masuk kandang...."

Setelah berkata ngawur seperti itu dengan gaya lucunya, Ksatria Naga Kuning kembali melangkah dengan cepat, tanpa peduli siapa pun lagi yang akan menahannya.

Lalu tubuhnya berkelebat melayang dengan amat cepat, terus lenyap begitu saja bagai ditelan hantu malam.

Dhanu Merta hanya bisa memandang sekilas kelebatan tubuh pemuda yang bernama atau berjuluk Ksatria Naga Kuning itu. Untuk beberapa saat lamanya dia tercenung memikirkan pendekar hebat tadi.

Namun tak lama lamunannya segera bubar karena mendengar kehebohan rekan-tekannya yang menyaksikan kejadian yang mengejutkan.

Semua Pasukan Siluman Topeng Merah berikut keempat perwira pasukannya tiba-tiba hancur berkeping-keping membentuk serpihan-serpihan kecil berwarna merah darah.

Bukan itu saja. Pedang mereka masing-masing pula ikut hancur menjadi serpihan dan juga berwarna merah. Lalu semua serpihan-serpihan itu lenyap bagai meresap ke dalam tanah.

Sungguh fenomena aneh sekaligus menyeramkan itu membuat semua yang masih ada di pelataran kediaman Pak Candra terperangah untuk beberapa saat lamanya.

Mereka memang sudah mendengar peristiwa seperti itu dari masmedia. Namun sungguh mereka tidak menyangka kalau peristiwa aneh tersebut mereka dapat menyaksikannya secara langsung.

Lebih jauh lagi, mereka sungguh tidak menyangka kalau Pasukan Siluman Topeng Merah bakal mengacau di kediaman Pak Candra pula. Sehingga mengakibatkan hampir semua pasukan klan yang menjaga di sini menjadi korban keganasan mereka.

Kalau saja tidak ada pemuda tampan berjubah kuning yang menamakan dirinya Naga Kuning, kemungkinan besar semua orang yang ada di kediaman Pak Candra akan menjadi korban gerombolan makhluk menyeramkan itu.

Berpikir sampai di situ, Dhanu Merta menjadi penasaran akan pemuda misterius yang bernama Naga Kuning. Dia yakin nama itu bukan nama asli melainkan cuma sekedar julukan.

Entah siapa orang itu Dhanu Merta belum pernah dengar sebelumnya. Sungguh dia amat penasaran. Yang dia tahu Ksatria Naga Kuning pastinya berasal dari Negeri Mega Pancaraya, tempat asalnya pula.

Lalu dia menengok ke nun jauh di sebarang sana, di mana kediaman Pak Hendra dan Pak Burhan berada. Entah bagaimana dengan nasib yang terjadi di sana, di kediaman Pak Hendra dan Pak Bambang?

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!