Demi impian dan karirnya , Fira sudah sangat berusaha mencapai tujuannya tapi keadaan memang tidak berjalan semestinya . Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya Fira mengalami insiden yang mengubah 180 derajat kehidupannya.
Ketika malam pesta wisuda mereka mahasiswa dari fakultas kedokteran menghampirinya untuk menyatakan cinta tapi Fira si gadis desa hanya menganggap itu candaan belaka . Fira dan lelaki ganteng itu hanyalah teman baginya tidak lebih dari itu apalagi jika sampai tahap untuk hubungan asmara , mereka sangat tidak cocok' ungkap Fira menolaknya.
Pesta itu terus berlanjut hingga kearah yang lebih ekstrim salah satu dari mereka ternyata membawa minuman keras dan itu beralkohol tinggi.
Tidak ingin ketinggalan oleh teman-temannya Fira pun ikut mencobanya. Ketika mereka sudah mabuk berat dah berhambus pulang Fira sedang tidak sadarkan diri dan terbaring disalah satu kamar hotel tempat acara mereka .
Tanpa tahu jika kamar itu sudah ada pemiliknya...
Happy Reading gaes !!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Klek!
Pintu ruangan operasi terbuka, begitu dokter Ibnu keluar dia langsung dihampiri Fira "Apa operasinya lancar? Bagaimana kondisi Vino saat ini" tanya Fira.
Degh~ jantung fira berdegup kencang. Dia menunggu Ibnu mengatakan sesuatu tapi dokter berparas ganteng itu belum mengatakan apapun.
"Ibnu bagaimana operasinya? Katakan padaku? Jangan diam saja_" dia mengguncang tubuh Ibnu sebegitu khawatir dirinya dengan Vino tapi dokter itu belum memberinya kabar apapun.
"Tenanglah Fira, operasinya berjalan dengan lancar dan kondisi Vino sudah baik-baik saja" jelasnya. Ibnu memeluk Fira dia menenangkannya, Ghama yang tidak jauh dari mereka menarik Fira dari pelukan Ibnu. Kondisinya memang lemah tapi bukan berarti dia tidak bisa berdiri.
"Dilarang berpelukan" Ghama memisahkan mereka berdua. Dia merasa sangat jengkel melihat keduanya yang berpelukan didepan matanya.
"Vino masih didalam ruangan operasi kalian sudah bermesraan, apa kalian tidak memikirkan bagaimana perasaannya" sambungnya berdiri membelakangi Fira
Fira membalik tubuh Ghama menghadapnya "Siapa yang kamu bilang bermesraan_" ucapnya.
"Kamu dan dirinya, bukan kah kalian sedang bermesraan" Ghama menunjuk dokter Ibnu dan Fira secara bergantian
Plak!
Sebuah tamparan mendarat dipipi mulus Ghama, "Dia hanya menghibur ku sebagai seorang teman, apa menurutmu aku seburuk itu" ucap Fira sedikit menaikkan nada suaranya.
"Fira, ada apa ini? Kenapa kamu menangis?" Syifa yang baru saja kembali dari mengantarkan Vina tidur langsung mendekatinya. Dari jauh dia mendengar ada suara kerusuhan, begitu mendekat dia tidak menyangka jika temannya sedang menangis.
"Ibnu kapan Vino dipindahkan keruangannya?" tanya Fira.
"Karena tidak ada masalah dengan kondisi Vino dia akan segera dipindahkan" Ibnu menjelaskan. Dia ingin mendekati Fira tapi Ghama menghalanginya
"Ayo kita pergi Fira" Syifa membawanya menjauh dari ruangan operasi.
Bisma mendorong kursi roda Ghama dia meminta Ghama duduk. Tiwi dan juga Abra mengikuti Bisma, mereka memeriksa kondisi Ghama. Pasutri itu tidak berani berkomentar dengan apa yang terjadi barusan, mereka juga tidak ingin menyalahkan salah satu dari mereka.
"Melihat kondisi Ghama yang sudah membaik, besok dia sudah bisa dibawa pulang" ucap Ibnu sebelum meninggalkan mereka.
"Pa, Ghama belum mau pulang.. Urusan perusahaan yang penting bawa kerumah sakit saja suruh Rio atau Jihan" permintaan Ghama langsung disetujui Abra.
Mereka kembali keruangan Naratama, tidak lupa juga Kaylan dan Dylan. Tiwi dan Abra tidak bisa menemani mereka karena harus kembali kerumah sepertinya Abra kedatangan tamu.
-
Di kursi tunggu rumah sakit, kondisi Fira sudah baik-baik saja dia juga sudah tidak menangis lagi.
"Fira apa yang terjadi tadi? Kenapa kamu menangis? Apa terjadi sesuatu dengan Vino____" tanya Syifa. Dari tadi wanita cantik itu ingin mengatakan banyak pertanyaan tapi mengingat kondisi Fira yang masih menangis dia mengurungkan niatnya.
Fira menggeleng,"Tidak ada masalah dengan kondisi Vino, operasi yang dijalaninya berhasil.." Fira buru-buru menjelaskan jika itu bukan tentang Vino.
"Lalu? Kenapa kamu menangis?" lanjutnya bertanya lagi membuat Fira menatapnya.
"Aku menamparnya dengan keras apa aku salah?, dia mengataiku bermesraan dengan Ibnu padahal Vino masih didalam ruang operasi.. Jujur saja aku sangat ingin memukulnya hingga patah tulang tapi mengingat dia pasien Ibnu aku tidak melakukannya" sahutnya dengan nafas tersengal.
"Apakah Ghama yang mengataimu?" tanya Syifa sedikit berhati-hati, tapi anggukan Fira membuatnya kaget.
"Dia benar-benar mengatakan itu" dia tidak percaya jika Ghama bisa sampai mengatakan hal seperti itu pada sahabatnya.
"Padahal Ibnu hanya menghibur ku sebagai seorang teman, tapi dia malah mengataiku bermesraan dengan Ibnu, apa seharusnya aku tadi mematahkan satu saja tulang kakinya" kesal Fira, wanita itu jadi menyesal karena tidak menendang kaki Ghama.
"Sudahlah, lupakan saja.. Ayo kembali mungkin sekarang Vino sudah di pindahkan keruangan rawatnya" Syifa menepuk-nepuk bahu Fira, dia menghiburnya agar tidak terlalu kesal.
"Ayo pergi aku juga ingin melihat kondisinya" Fira pergi disusul Syifa, keduanya menuju kamar rawat Vino.
-
Dikamar Naratama
Ghama ditemani Bisma sedang menerima telfon dari bawahannya. Bisnis keluarga mereka saat ini mengalami sedikit masalah, ada anak perusahaan mereka yang hampir bangkrut karena salah satu staf keuangan mereka melakukan korupsi besar-besaran.
"Biar aku yang memeriksa kondisinya kamu disini saja" Bisma berdiri, dia akan pergi mewakili Ghama menyelesaikan masalah anak perusahaan mereka.
"Hati-hati" pekik Ghama saat Bisma keluar dari ruangannya.
"Baiklah, kalian berdua aku titip Ghama" dia menepuk bahu Kaylan dan Dylan sebelum pergi.
Sikembar itu mengangguk, kini hanya tersisa mereka bertiga. Kaylan dan Dylan adalah teman sekaligus kakak seseorang yang sangat spesial bagi Ghama tapi kini mungkin orang itu sudah tergantikan oleh Fira.
"Apa sikembar itu benar-benar anak kamu Ghama?" tanya Kaylan
Ghama berdehem. "Ibunya dan aku mengalami kecelakaan tidak terduga lima tahun lalu.." tuturnya menatap sikembar.
"Akhirnya hari ini tiba juga, Eva akan kecewa jika melihat kamu saat ini Ghama__" Kaylan menyindirnya
"Kay jangan berulah" sinis Dylan menatap Abang kembarnya.
"Dylan aku bosan mendengar kamu mengoceh hal buruk tentang Eva, aku percaya dia masih hidup" Kaylan pergi meninggalkan mereka
"Kay kamu mau kemana?" teriak Dylan. Lelaki berparas mirip dirinya itu menghiraukannya, pundak Kaylan sudah tidak kelihatan lagi oleh mereka.
"Maafkan dia Ghama, terkadang Kaylan memang masih merindukan adik kami" Dylan meminta maaf, dia merasa perkataan Kaylan sangat menyakitkan bagi Ghama. Biar bagaimanapun Kehilangan Evangelista Andersons juga pukulan terberat bagi Ghama.
...***...
...{Bab bonus ya, kenangan masa kecil Ghama}...
"Ghama kamu mau kemana? apa gak bisa nemenin aku aja.. Aku kesepian tahu, papa sama mama besok baru pulang" bibirnya mengerucut saat Ghama kecil meninggalkannya
Ghama yang baru berumur 4 tahun itu menoleh, "Sejak kapan kamu jadi penakut Eva".
Ghama tertawa dia mengejeknya yang terus saja merengek ingin Ghama menginap dirumah itu. Gadis kecil bernama Evangelista Andersons itu sangat menempel padanya hingga tidak mau lepas.
"Eva kamu dimana" teriak abang kembarnya.
"ABANG SINI, SINI" sahutnya yang juga berteriak.
Sikembar berumur 5 tahun itu mencari sumber suara. Disitu Eva masih bergelayutan ditangan Ghama. "Eva kemarilah, Ghama sudah harus pulang nanti dicariin om Abra" Dylan membujuknya
"Gak mau, Eva maunya main sama Ghama titik"
"Eva jangan nakal ayo masuk, Ghama sudah ditungguin supirnya besok dia akan main kesini lagi" Dylan kembali membujuknya.
"No, no Eva mau Ghama tetap disini" tegasnya.
"Sebenarnya kamu kasih dia apa sih Ghama, kenapa ni anak nempel banget sama kamu kita aja sampai di anggurin sama dia" tutur Kaylan sedikit tidak senang.
"Abang Kaylan mau tau?" tanya Eva membuat Kaylan mangguk.
"Abang gak ganteng seperti Ghama" lanjutnya tertawa.
Malam itu Ghama kecil menginap di rumah keluarga Andersons, mereka berempat tidur disatu kamar yang sama.
.......
...[14]...
ghama emang jodohmu dr kecil. coba selami hatimu. kmu bhkn cemburu ketika mendengar nama eva. 🥰
ini si ghama emang gk ngeliat vina kecil emng gk mirip eva. ros ama jordan jg gk ngeliat eva di diri vina.
ngaku..🥰🥰🥰 aheh bngt apartemennya gk kedap suara.
tetangga bersin aja kedengeran loh.... lha kalau berantem atau lgi mend*s*h gimana tuh.... gk bahaya th...??? 🤭🤭🙈