Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
"Maaf nyonya, biar mereka saja yang membawa belanjaannya, lebih baik kita temui tuan Tom, beliau sudah menunggu!" ajak mineger pada Asiyah, Asiyah hanya mengangguk mengikuti arah langkah kaki mineger menuju restoran.
"Permisi tuan" sapa sopan mineger pada Tom. Tom menatap datar Asiyah dan nampak acuh pada mineger.
"Duduklah!" seru Tom mengarah pada Asiyah.
"Dan kau kembalilah!" perintah Tom pada mineger super market.
"Baik tuan, saya permisi" Asiyah mengangguk sebagai jawaban. sepeninggal mineger Asiyah duduk di depan Tom. Dan tak butuh lama ada waiters yang menghampiri mereka berdua bertanya menu apa yang akan di pesan
"Pesanlah! dari tadi pagi kamu belum makan kan, dan aku tak mau gara-gara itu kau menyusahkan ku" ketus Tom pada Asiyah.
"Maaf tuan, tapi saya tidak akan makan" tolak Asiyah. Mendengar tolakan Asiyah membuat Tom kesal. padahal Tom sudah baik hati menyuruhnya makan di restoran mahal ini.
"CK! apa kau pikir aku akan meracuni mu" cibir Tom.
"Bukan begitu tuan" jawab Asiyah.
"Sebenarnya apa mau mu?" sarkas Tom tidak sabar.
"Saya tidak menginginkan apa-apa tuan"
"Apa kau yakin tidak akan menyusahkan ku nanti, karena dari tadi pagi kau belum makan bahkan minum saja tidak"
"Saya yakin tidak akan menyusahkan anda tuan"
"Bawakan menu spesial hari ini!" pinta Tom.
"Baik tuan" waiters itu pergi menyiapkan hidangan yang di suru oleh Tom. Asiyah nampak memperhatikan sekitar, nampak begitu ramai pengunjung saat makan siang, setelah terpenjara lama akhirnya dia bisa merasakan kembali dunia luar. Di bilang rindu memang Asiyah tidak menampik hal itu, bahkan dia selalu teringat dengan para rekan juga murid nya.
Waiters datang membawa menu spesial hari ini untuk Tom.
"Silahkan tuan dan nyonya!" ujar waiters membungkuk sopan seraya undur diri dari hadapan Tom dan Asiyah.
"Cepat makanlah!"
"Tidak tuan, terima kasih" tolak Asiyah lagi. Tom merasa sangat kesal mendapat tolakan dari Asiyah, padahal dia sudah mencoba untuk lebih baik, tapi Asiyah malah menyulut emosinya kembali, hilang sudah nafsu makan Tom. Dia segera berdiri menatap Asiyah tajam.
"Go home!" sarkas Tom. Asiyah menatap hidangan yang ada di meja belum di sentuh oleh Tom.
"Tapi-"
"Pulang!" Tom melangkah terlebih dahulu meninggalkan Asiyah. Asiyah hanya bisa menarik nafas dalam, dia tahu Tom marah. Dia pun mengikuti langkah Tom yang cepat.
BRAK!!
Tom menutup pintu mobil dengan keras, Asiyah memejamkan mata, sedikit takut dan shok. Gio memperhatikan dari belakang bersama dengan para bodyguard yang mengikuti Tom. Asiyah menatap ke arah Gio, Gio mengangguk sebagai isyarat agar Asiyah segera naik ke dalam mobil. Asiyah pun membuka pintu dan dia duduk kembali di sebelah Tom. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, sebelum Asiyah selesai memasang sabuk pengaman. Di dalam hati Asiyah tak henti-hentinya berdoa dan berdzikir karena Tom menyalip semua kendaraan yang ada di depannya. Tidak sampai lima belas menit mereka sudah sampai di rumah. Tom menghentikan mobilnya di depan teras, bergegas dia turun dan membanting lagi pintu mobil dengan kasar, meninggalkan Asiyah yang masih di dalam. Lagi-lagi Asiyah menenangkan dadanya dan beristigfar dalam hati. Asiyah turun dari mobil, sampai di dalam dia berpapasan dengan Bu Lena.
"Kau sudah datang" tanya Bu Lena. Asiyah mengangguk sebagai jawaban. Asiyah pamit pada Bu Lena ke kamar untuk melaksanakan sholat.
BRAK!!
Mendengar suara itu Bu Lena memincingkan mata menatap Asiyah yang ada di depannya . Asiyah hanya diam lalu dia melangkah menuju kamar nya. Bu Lena hanya menggelengkan kepala. Dia hendak melangkah tapi di kejutkan oleh Gio yang berdiri di depan nya.
"Ada apa lagi dengan mereka?" lirih Bu Lena bertanya pada Gio. Gio menggeleng.
"Entahlah, mereka sulit sekali di tebak, padahal tadi mereka baik-baik saja" ucap Gio menghela nafas panjang.
Di kamar Tom uring-uringan. Padahal dia sudah mencoba bersikap baik pada Asiyah untuk menebus rasa bersalah nya, tapi lagi-lagi Asiyah membuat Tom geram.
"Shit!! beraninya dia padaku!" monolog Tom sendiri kesal mengingat perlakuan Asiyah.
"Kenapa juga aku harus khawatir pada nya sedangkan dia_haaa!" Tom meninju udara.
Drttt...
Ponsel Tom bergetar, sempat dia tak perduli, tapi ponselnya terus bergetar. Dengan kesal Tom melihat layar ponsel nya terpampang wajah wanita baya yang cukup cantik (mama) gesernya tombol hijau.
"Tumben mama nelfon?" sarkas Tom.
'Kakakmu akan mengadakan acara tujuh bulan kehamilannya, tak bisakah kau hadir?' mendengar itu Tom memejamkan matanya.
"Bukannya mama yang menginginkan Tom jauh dari kalian?"
'Hem, kau sudah dewasa Tom, dan cukup mudah bagimu untuk menelaah'
"Jika aku berhasil, apa kah aku bisa menentukan pilihan ku?"
"Semua itu kembali pada mu"