Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.
Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.
Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.
Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETEMU MANTU
Saka mencoba menelepon Fina, namun sudah 3 panggilan nya tidak diangkat.
Lalu Saka seperti pria yang terobsesi dengan Fina mengirimkan pesan seperti ancaman.
"Angkat telepon saya atau saya akan datang ke apartemen anda, Bu Fina" isi pesan itu dan benar saja saat Saka mulai menelpon kembali langsung diangkat.
"Selamat pagi menjelang siang Bu Fina" sapa Saka seperti pria kaya yang seenaknya sendiri.
"Selamat siang. Ada apa Pak Saka sampai menelpon saya di hari libur seperti ini?" sahut Fina dengan nada tegas seperti wanita berpendirian tinggi.
"Saya hanya ingin menanyakan keadaanmu karena kejadian tadi malam. Apakah suami sudah tau jika kamu hampir saja kecopetan?" tanya Saka.
"Bukan urusan anda, Pak. Jika tidak ada yang penting untuk dibicarakan, saya izin menutup panggilan ini" jawab Fina.
"Jangan berani menutup panggilan ini jika tidak ingin saya berdiri di depan apartemen anda dan bertemu dengan suami anda" ancam Saka.
Benar benar nih si Saka agak gila buat cari wanita yang sesuai keinginannya 😤
"Bapak mengancam saya? Saya tegaskan sekali lagi, saya sudah menikah dan saya tidak ingin mengkhianati suami saya hanya demi anda" sahut Fina dengan emosi memunjak sedangkan Saka merasa bahagia karena wanita ini sungguh sungguh menghargai pernikahan bersama Jaka.
"Jawab satu pertanyaan saya, baru saya akan berhenti mengejar anda. Jika anda tahu, saya disuruh segera menikah oleh ayah dan ibu saya agar bisa mewarisi perusahaan sepenuhnya. Jika kamu menceraikan suami mu dan memilihku, maka hidupmu akan bergelimang harta tanoa bekerja" ujar Saka.
"Lama lama makin gila nih orang" batin Fina.
"Tanyakan 1 pertanyaan yang ingin anda tanyakan dan segera bisa mengakhiri panggilan ini" ucap Fina.
"Apakah kamu mencintai suamimu? Apakah dia lebih tampan dan kaya dariku sampai kamu menolakku?" tanya Saka yang ternyata lebih dari 1 pertanyaan.
"Aku hanya menjawab 1 pertanyaan anda yang diawal. Aku mencintai suamiku, jadi anda tidak bisa membuat saya berkhianat darinya. Saya tutup panggilannya" jawab Fina lalu dengan berani mematikan panggilan dari bos besar.
"Ternyata orang kaya pun tidak bisa hidup normal" gerutu Fina lalu karena kesal ia ingin keluar kamar.
Suaminya benar benar tidak di apartemen setelah berpamitan akan bekerja tadi.
"Hmmm, hanya perlu 20 hari saja aku sudah bisa terbiasa hidup dengan suami yang tidak aku inginkan. Pria yang tidak pernah kubayangkan akan hidup bersamanya dari sifat maupun tampang. Kalau semisal si Saka itu mau bersabar, mungkin aku akan benar benar tergoda olehnya. Tapi semakin lama, dia semakin terlihat terobsesi dan menjadi pria berbahaya" gerutu Fina.
"Lebih baik aku pergi spa saja. Aku ingin merileksakan tubuhku yang sudah sangat kaku ini" lanjutnya lalu ia masuk lagi ke kamar untuk berganti baju.
Setelah siap, ia keluar apartemen dan memesan ojek online menuju tempat spa terkenal di Jakarta Pusat.
Tanpa wanita itu ketahui, Saka mengikutinya dari belakang. Dan saat mengetahui jika Fina turun di tempat spa, Saka cukup lega. Ia takut jika wanita itu terlalu marah padanya sehingga lari ke tempat hiburan yang banyak hal buruknya.
Saka pun memilih menunggu di dalam mobil. Namun tak lama kemudian, ia melihat ibunya datang ke tempat spa itu.
"Ibu?" lirihnya lalu ia mengambil ponsel di sakunya dan menelpon Hagia.
"Bu, ibu dimana sekarang?" tanya Saka.
"Ibu lagi di spa kecantikan, mau perawatan. Kenapa Ka? Kamu dimana sekarang? Liburan kok gak pulang kerumah? Gimana perkembangan sama Dafina?" beberapa pertanyaan yang langsung disampaikan oleh Hagia.
"Saka ada dibelakang ibu" ucap pria itu saat memang sudah berdiri di belakang Hagia.
"Loh kamu disini, sayang. Mau spa juga?" tanya wanita berusia setengah abad lebih itu.
"Aku disini karena ngikutin Fina lagi didalam juga, bu. Ibu bisa kenalan sama dia kalau ketemu" jawab Saka.
"Yaampun akhirnya bisa ketemu sama mantu cantik ibu. Oke, ibu akan langsung bisa ngenalin dia" sahut Hagia antusias.
"Pancing pancing aja dia bu, karena tadi baru aku pancing buat ngakuin kalau dia cintai sama suaminya yaitu Jaka, haha. Ternyata aku yang tampan begini dikalahkan sama aku yang bertampang buruk rupa" ujar Saka.
Plak!
Hagia memukul lengan sang putra.
"Kamu itu ngawur! Mempermainkan hati seorang wanita hanya untuk kesenangan dan kepuasanmu sendiri. Kualat kamu ya kalau ketauan sama dia" omelnya.
"Hehe, buat jaga jaga agar ibu sama ayah dapat mantu yang tulus mencintai putra kalian bukan cuma hartanya aja" sahut Saka seolah olah merasa apa yang dia lakukan paling benar.
"Tau au. Pokoknya, ibu tidak tanggung jawab kalau Fina sampai tau siapa Jaka yang sebenarnya dengan sikapmu yang begini" ujar Hagia.
"Ibu masuk dulu" lanjutnya.
Saka pun tersenyum melihat ibunya akan bertemu dengan sang istri.
"Mereka akan cocok nggak ya? Pasti cocok sih" gumam Saka, lalu ia kembali masuk ke mobilnya.
Sedangkan Hagia yang sudah mendaftarkan treatment akhirnya bisa melihat Fina secara langsung saat sedang menunggu panggilan perawatan.
"Permisi, apa saya boleh duduk disamping anda?" sapa Hagia sopan membuat Fina pun segan.
"Oh boleh boleh, bu. Silahkan" sahut Fina sambil sedikit bergeser memberi ruang lebih untuk Hagia.
"Anda cantik sekali, tadi saya kira artis loh" puji Hagia.
"Ibu bisa saja. Saya ini wanita biasa saja bu" sahut Fina dengan senyuman manisnya.
"Memang kalau wanita baik itu dipuji jadi merendahkan diri sendiri ya" ucap Hagia.
Fina jadi malu.
"Jangan dipikir berat berat, saya ini memang suka sok kenal sama orang cantik karena sedang cari menantu" ujar Hagia to the point.
"Tapi saya lihat jari manis di tangan anda sepertinya sudah menikah ya, sangat beruntung pria yang bersama anda" lanjutnya.
"Alhamdulillah, saya sudah menikah" sahut Fina mengiyakan.
"Saya ikut senang kalau begitu, memang wanita cantik seperti anda pasti banyak yang menyukai. Bahagia selalu untuk anda dan suami ya, semoga diberikan momongan yang sholeh dan sholehah" ujar Hagia.
"Amiin" ucap Fina yang bisa mengamini saja.
Lalu tak lama kemudian, nama Fina dipanggil untuk memulai treatmentnya.
"Dia benar benar wanita baik. Sayang sekali jika pernikahan dengan Saka melalui jalan rumit seperti ini. Semoga kamu mau menerima putra ibu saat kamu mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Fina" batin Hagia.
Lalu selang 5 menit, namanya juga dipanggil untuk memulai treatment.
Hingga 4 jam perawatan spa dan ada massage yang dirasakan oleh Fina, akhirnya selesai juga.
Badannya terasa segar dan serasa beban hidupnya berkurang.
"Segarnya" ucapnya saat baru saja keluar dari klinik dan menghirup udaha sehabis hujan. Ternyata selama dia perawatan tadi, langit sedang menguyur bumi dengan air hujan.
Syukurlah saat selesai treatment, hujannya sudah berhenti. Ia pun mengeluarkan ponsel dari tas untuk memesan taxi online. Eh belum juga memesan tiba tiba ada mobil yang tidak ia kenali berhenti didepannya.
"Masuklah, aku tidak sengaja melihatmu saat memgantar ibuku treatment" bohong Saka.
"Astaga Pak Saka, tidak perlu repot repot begini saya bisa naik taxi online" tolak Fina.
"Ayolah, kita diluar urusan pekerjaan jangan manggil aku Pak. Panggil saja Saka, kita bisa berteman. Kalau semisal kamu tidak nyaman atau merasa bersalah dengan suamimu, aku akan memperkenalkan diri dihadapannya" sahut Saka.
Belum saja menjawab, hujan sudah turun lagi.
"Buruan masuk, Fin. Hujan lagi" suruh Saka.
Lalu Fina pun tidak ingin dilihati berdebat dengan seorang pria oleh beberapa orang yang ada disana akhirnya ia pun masuk ke mobil mewah milih Saka.
"Kan kamu kehujanan, pakai jaket ku dulu biar gak kedinginan" ucap Saka sambil memberikan jaket miliknya.
"Tidak perlu, Pak. Saya tidak apa apa" tolak Fina lagi yang semakin merasa canggung duduk bersebelahan didalam mobil berdua.
"Baiklah, jika itu mau mu. Aku tidak memaksa lagi" ucap Saka sambil meletakkan jaketnya kembali ke kursi belakang.
Suasana pun semakin dingin saat mobil sudah dijalankan dan tanpa ada suara yang terdengar selain hembusan lembut nafas mereka berdua.
"Aku minta maaf jika sikapku terkesan terobsesi kepadamu, Fin" Saka pun akhirnya memulai percakapan.
"Aku tidak tau jika ada wanita yang bisa menolak ketampanan dan kekayaanku. Selama ini aku tidak pernah ditolak oleh wanita. Namun aku malah menyukai wanita bersuami seperti kamu" lanjutnya.
"Aku minta maaf jika aku terlalu spontan seperti ini, aku pasti membuatmu tidak nyaman" lagi lagi Saka bersikap merendah.
"Saya sangat berterima kasih atas kejujuran Pak Saka, saya juga sangat mengapresiasi anda karena sudah meminta maaf. Saya terima permintaan maaf anda ini" sahut Fina.
"Namun saya mohon, jangan pojokan saya di posisi yang salah. Kita adalah rekan kerja dan perusahaan kita akan bekerja sama selama 1 tahun. Saya tidak ingin Pak Kale dan Bu Indra kecewa dengan kinerja yang saya lakukan. Saya tidak ingin melibatkan perasaan saya dalam pekerjaan" lanjutnya.
Saka terdiam dan mendengarkan Fina secara seksama.
"Aku mengerti. Aku akan lebih profesional lagi dalam bekerja. Maafkan sekali lagi jika membuatmu tidak nyaman" ucap Saka sambil melirik kesamping dan tanpa sadar didepannya tiba tiba ada anak kecil yang menyabrang membuat Saka mengerem mendadak mobilnya dan tangannya refleks terulur untuk menahan tubuh Fina agar tidak terlempar kedepan.
Untung saja, rem mobil mewah Saka sangat cakram. Anak kecil itu tidak sampai tertabrak karena mobil berhasil berhenti sekitar 2 meter dengan posisi anak kecil itu.
"Kamu gapapa?" tanya Saka terlihat cukup panik.
"Aku..aku tidak apa apa. Bagaimana anak kecil itu, sepertinya dia terjatuh dan menangis?" tanya balik Fina.
"Sebentar aku lihatnya" jawab Saka lalu keluar mobil dan Fina pun ikut keluar mobil karena khawatir akan anak kecil itu.
"Kamu gapapa, Nak?" tanya Saka lembut kepada anak kecil yang terlihat berusia 5 atau 6 tahunan.
"Huhuhuhuhu, sakit" jawab bocah itu sambil menangis.
Saka melihat luka di lutut anak laki laki itu tidak terlalu besar tapi mungkin memang terasa menyakitkan bagi anak kecil.
Namun tiba tiba terdengar suara teriakan.
"ASTAGA HARUN!" teriak seorang wanita yang berlari mendekat kearah anak laki laki yang menangis di aspal.
"IBUUU!!" seru anak kecil itu saat melihat ibunya.
"Anak anda dalam bahaya karena menyebrang tanpa pengawasan orang tua. Syukurlah, mobil saya bisa berhenti berjarak dengan anak anda" celetuk Saka.
"Mohon maaf, tadi kami kehilangan Harun karena merawat adiknya yang sedang rewel" jujur wanita, ibu dari bocah itu.
"Anda sebagai ibu bagaimana? Dimana ayahnya? Sangat berbahaya meninggalkan anak kecil di jalanan" omel Saka yang mulai tersulut emosi mendengar alasan si ibu bocah itu.
"Ayahnya sedang sakit, jadi saya merawat 2 anak dan suami saya. Mohon maafkan kelalaian saya" ujar ibu itu yang sangat meras bersalah atas kejadian ini.
Fina dapat melihat penampilan si ibu dan si bocah yang terlihat tidak cukup baik. Mungkin mereka tinggal di gang gang kecil dimana padat pemukiman kumuh Jakarta.
"Sudah, Pak Saka. Alhamdulillah jika anak laki laki ini selamat, hanya luka kecil karena mungkin terkejut tadi terus jatuh di aspal" ucap Fina akhirnya bersuara karena tidak mau Saka menyalahkan si ibu lebih panjang lagi.
"Ini tidak bisa dibiarkan, namanya kelalaian orang tua" sahut Saka yang masih tersulur emosi.
"Maafkan saya, Pak" ucap si ibu lagi sambil menggendong anak laki lakinya.
Fina yang merasa kasihan dan tiba tiba sangat penasaran dengan kehidupan keluara si ibu ini jadi ingin membantu. Ia harus memastikan kondisi suami dari si ibu ini bagaimana sampai bisa lalai menjaga putranya.
"Jika ibu berkenan, saya ingin membantu kondisi keluarga anda. Meskipun saya tidak bisa banyak membantu namun jika ibu memberikan kesempatan untuk saya melihat kondisi keluarga anda, mungkin saya bisa membantu sedikit agar kejadian seperti ini terjadi lagi" tawar Fina dan langsung disahuti oleh Saka.
"Apa apaan kamu, Fin? Kamu ingin menolong keluarga yang tidak kita kenal?" serang Saka.
"Saya hanya memastikan kondisi keluarga mereka. Kalau Pak Saka gak mau ikut, saya juga tidak memaksa" sahut Fina.
"Mari bu, saya tunjukkan kondisi keluarga kami" ajak ibu dari bocah tadi. Fina pun mengikuti masuk gang kecil.
"Dia itu sok jadi pahlawan atau gimana sih? Dasar wanita gak jelas" gerutu Saka saat Fina sudah semakin jauh dari pandangannya.
Namun ada perasaan bahagia karena ternyata istrinya ini peduli akan sesama. Tidak arogan atau sombong saat berinteraksi dengan dirinya sebagai Jaka. Ia pun mengikuti Fina masuk gang yang semakin jauh semakin terlihat kumuh.