Apa yang diharapkan Oryza pada pernikahan yang berawal dari kesalahan? Kecelakaan malam itu membuatnya terikat dengan Orion sang pebisnis terkenal sekaligus calon tunangan adiknya, bukankah sudah cocok disebut menjadi antagonis?
Ia dibenci keluarganya bahkan suaminya, sesuai kesepakatan dari awal, mereka akan berpisah setelah anak mereka berusia tiga tahun dengan hak asuh anak yang akan jatuh pada Oryza. Tapi 99 hari sebelum cerai, berbagai upaya dilakukan Oryza mendekatkan putranya dengan sang suami juga adiknya yang akan menjadi istri selanjutnya. Surat cerai tertanda tangani lebih cepat dari kesepakatan, karena Oryza tau ia mungkin sudah tiada sebelum hari itu tiba
Jangan lupa like, vote dan komen ya🙏🏼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mukarromah Isn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar Rahasia
Byurrr
Suara air kolam yang sunyi mendadak riuh karena sesuatu terjatuh
"SAGA!" Oryza segera bangkit dari kursinya namun untungnya dengan sigap Orion yang berdiri disamping kolam langsung menyeburkan diri untuk menolong putranya
"Astagfirulloh nak" Oryza dengan tergesa mengambil sang putra dari suaminya dan memeluknya erat
"Mama, aku baik-baik saja" putranya bahkan tidak menangis, tapi Oryza tetaplah manusia kelewat panik apalagi yang berhubungan dengan putranya. Padahal sudah jelas ia tau Saga itu bocah yang tak bisa jauh dari air
"Bawa dia ganti baju ke kamarmu. Ambil saja baju kakak di lemari untuk Orion" beruntungnya Oryza sudah mengantisipasi segala kemungkinan apalagi sejak kejadian dirumah mertuanya. Ia membawa baju ganti untuk putranya namun melupakan itu untuk Orion
"Apa kamu bisa menggendong Saga ke kamarku? Aku akan mengambilkan baju di lemari kakakku"
"Dimana kamarmu?" Oryza lupa kalau mereka jarang sekali berkunjung kesini bahkan dalam setahun bisa dihitung jari. Itupun, Oryza lebih memilih tidur di kamar tamu dengan alasan kamarnya kotor
"Diatas sebelah kanan tangga" Oryza menyerahkan sebuah kunci pada Orion yang membuat suaminya mengernyit namun urung bertanya
Memegang kunci ditangannya membuat Orion berpikir apa selama ini Oryza membawa kunci kamarnya kemanapun? Jadi kamar itu tidak pernah dibuka dan dibersihkan selama dia tidak disini?. Ia akan menanyakan itu, yang lebih baik harus segera mengganti pakaian mereka karena udara malam terasa semakin dingin apalagi ia takut putranya demam
Ceklek
Pintu itu terbuka, namun suasana gelap menyambut mereka. Orion meraba dinding untuk mencari saklar lampu dan ketika berhasil menemukannya, suasana kamar itu membuatnya terdiam sebentar
Dindingnya penuh dengan warna biru langit malam juga hiasan planet dan benda tata surya lain. Di langit-langit kamarnya Oryza juga memasang replika planet yang seolah berputar pada orbitnya masing-masing. Orion tak tau kalau Oryza suka dengan benda-benda seperti ini. Tatapannya jatuh pada figura yang tertempel di dinding, sebuah foto SMA nya dengan Rendra. Mereka berdua berpose saling bersisian dengan tangan Rendra yang merangkul bahu Oryza, mereka tertawa menghadap kamera. Selebihnya foto-foto Oryza dengan teman gengnya yang lebih banyak laki-laki
"Ini Paman Lega" Saga menunjuk laki-laki yang duduk dibelakang Oryza dan mengacak rambut gadis itu sampai membuat Oryza menatapnya galak, foto itu sepertinya diambil saat gadis itu belum siap
"Saga suka dengan Paman Rega?"
"Hmm, dia baik. Dia doktel hebat" ucapnya yang membuat Orion terasa panas
"Mama pintel" ucap Saga dengan suara cadelnya saat melihat deretan piala ibunya yang berjejer rapi di pojok ruangan. Ia biasa melihat itu di televisi. Orion salah fokus dengan foto wisuda gadis itu yang tergantung disebelahnya, ia membawa Saga yang masih dalam gendongannya mendekat
"Dia mengambil astronomi?" Orion agak terkejut melihat gelar itu, apalagi ia baru tau sekarang istrinya mengambil S2 dengan jurusan terbilang jarang di universitas bergengsi dunia. Seingatnya dulu mereka satu kampus saat meraih gelar sarjana, namun Orion tak peduli bahkan tak pernah ingin tau karena menurutnya Oryza tak lebih dari gadis nakal pembuat onar yang menyia-nyiakan otak pintar dan uang orang tuanya
"Papa, apa ini mama?" Saga menunjuk figura kecil diatas meja dengan kalung permata bintang plastik disebelahnya yang terbungkus wadah kaca seolah benda berharga. Orion tak salah mengenali itu, foto gadis kecil berbando kelinci dengan laki-laki yang duduk di kursi roda dan mata diperban
"I ini"
"Maaf membuat kalian menunggu lama, aku perlu memikirkan ukuran tubuhmu dengan kakakku" ucap Oryza yang baru datang membawa baju ganti ditangannya
"Kenapa kamu masih menggendong Saga, kalian akan benar-benar demam besok dan langsung berlagak seperti orang sekarat. Cepatlah ganti baju sebelum udaranya semakin dingin" Oryza mengambil Saga dari tangan suaminya kemudian menyerahkan baju kering yang tadi dibawanya
"Kenapa kamu hanya diam saja kamar mandinya disebelah sana" Oryza menunjuk pintu berwarna biru tua di pojok ruangan. Sepertinya gadis itu masih tak sadar akan sesuatu
"Orion!, apa kamu benar-benar ingin demam?!" Kesalnya pada suaminya yang hanya diam, ia tak sadar menaikkan suaranya
"A aku akan berganti baju" ucapnya setelah sadar sesuatu
"Mama cantik"
"Terima kasih" Oryza mengecup kening Saga dan tersenyum manis, kata-kata putranya langsung membuat hatinya meleleh
"Mama, apa itu?" Orion menunjuk satu obyek yang tertempel didinding, terlihat seperti peta untuk orang yang baru melihatnya
"Ini adalah rasi bintang Orion" Oryza memencet tombol kecil disebelahnya yang membuat sepanjang garis itu menyala dengan titik-titik tertentu yang lebih terang seperti bentuk aslinya di langit malam
"Apa kamu tau? Orion itu adalah nama rasi bintang di luar angkasa dan cahaya rasi bintang ini lebih terang dari pada matahari loh" ucap Oryza menceritakan dengan menggebu, sesuatu dengan bintang selalu menjadi objek yang ia bahas dengan semangat
"Orion itu adalah rasi bintang pertanda musim akan berganti dan sering digunakan para pelaut sebagai petunjuk arah di tengah gelapnya samudra"
"Bentuk rasi bintang orion seperti seorang pemanah seperti nama dewa dalam mitologi yunani. Cahayanya lebih terang ribuan kali dari matahari. Pokoknya kalau kamu ngeliat tiga bintang sejajar di langit, para pengamat bilang itu mungkin saja Orion. Setelahnya baru kamu bisa menentukan bentuknya"
"Namanya kayak papa" celetuk Saga namun Oryza hanya menanggapi dengan senyuman. Sementara di depan pintu kamar mandi, Orion mematung. Kalimat itu adalah kalimat yang sama seperti apa yang ia dengar enam belas tahun lalu ditaman rumah sakit
"Orion itu indah nak, seperti namanya. Kita bisa melihatnya dari berbagai penjuru bumi di langit malam yang sama. Jika kita hidup di zaman dulu, maka kita bisa melihat rasi bintang ini untuk mengetahui arah barat. Hebatnya cahayanya ribuan kali lebih terang dari matahari"
"Benalkah? Aku juga mau melihatnya" ucap Saga antusias membuat ibunya tersenyum, ia yakin putranya pasti mengerti apa maksudnya walau mungkin tak sepenuhnya benar, balita tiga tahun itu memiliki otak yang cerdas dari kedua orang tuanya
"Oryza"
"Apa kamu membutuhkan sesuatu yang lain?" Orion bergeming ditempatnya, menatap wanita yang sudah menjadi istrinya sejak beberapa tahun lalu. Ia tak pernah mencintai Oryza, ia hanya jatuh cinta pada gadis kecil pemilik kalung dengan permata bintang plastik yang ia temui di taman rumah sakit enam belas tahun lalu saat ia kehilangan penglihatannya karena kecelakaan. Ia hanya sebatas tau nama wanita itu dari teriakan orang yang memanggilnya, tapi bagaimana jika selama enam belas tahun ini ia justru terjebak dalam kesalahpahaman?
Oryza 😭😭😭😭😭🤧
begitulah versi cerita ni... semua feeling jg ada d situ d uli sebati ole author. huhhh sedih bnget ya
karena Allah lebih tahu bahwasanya kita tidak boleh terlalu terlena & memuja yg ada di dunia ini tanpa mengingat penciptanya... Allah mengambilnya supaya kita selalu mengingat & berdoa kepada sang pencipta