Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Ingin Hamil
Tidak pernah ada bayangan Kenan akan melewati pengalaman yang menegangkan ketika melihat seorang ibu melahirkan. Kenan sudah melewati banyak kejadian dalam hidupnya bahkan nyaris mati sudah dialami. Karena ia seorang pengacara bos mafia besar. Pertarungan, kematian sudah hal biasa baginya. Namun saat menyaksikan wanita melahirkan dan mengeluarkan banyak darah, ia merasa sangat tegang. Tapi tidak untuk dr. Zara ia begitu tenang membalut tubuh mungil itu dengan bedongan.
Karena perjuangan mereka berhasil, Zara tersenyum bahagia dan memeluk Kenan hal itu terlihat begitu tulus dari seorang dokter yang berhasil menyelamatkan nyawa dua orang.
“Terimakasih kita berhasil,” ucap Zara masih memeluk tubuh Kenan, detik kemudian ia baru sadar kalau orang yang dipeluk seorang Kenan, buru-buru melepaskan diri. Tetapi gara-gara hal itu, sebuah batu besar yang menutup dada Kenan seakan bergoncang. Ini pertama kalinya ia melihat Zara tersenyum.
Beruntung pasangan suami istri itu membawa perlengkapan di dalam mobil. Zara membungkus dengan selimut bayi. Zara juga memberi pertolongan ala kadarnya untuk sang ibu. Setelah berjuang hidup dan mati, ibu dan bayi juga selamat. Hujan akhirnya reda, tapi kendala mereka tidak berani turun karena jalanan yang penuh turunan itu banjir. Saat semua orang dalam kepanikan sebuah helikopter terbang dan berhenti tepat di atas mereka dua orang turun menggunakan tali.
Kenan turun dari dalam mobil, terlihat dua orang berpakaian hitam-hitam bertubuh tegap samar-samar memberi hormat pada Kenan.
Kenan bicara dengan suami wanita tersebut, akhirnya keluarga itu dibawa pulang menggunakan helikopter.
“Kita kenapa tidak bisa ikut?” tanya Zara saat mereka tinggal.
“Nyawa mereka dalam bahaya, jadi duluan diselamatkan.”
Zara semakin yakin kalau Kenan menyimpan banyak rahasia“Apa itu milikmu?” tanya Zara menyelidiki, tapi Kenan tidak menjawab.
‘Jadi benar kata Ayah sama Bang Leo, dia bukan hanya pengacara. Dia seorang bos mafia sekarang’ Zara melamun.
“Kamu hebat,” puji Kenan.
Lelaki bertubuh kekar itu memuji aksi Zara saat menyelamatkan nyawa ibu anak tersebut. Ia menatap noda merah di pakaian Zara
“Terimakasih, itu sudah tugas saya sebagai seorang dokter. Aku sangat lelah dan ingin tidur.”
Zara menurunkan kursi itu sedikit lebih rendah, “istirahatlah kamu pasti capek.”
Kini dalam mobil itu tinggal mereka berdua. Zara bersandar di jok mobil, pakaian putih yang ia kenakan dipenuhi banyak noda berwarna merah. Dokter cantik itu benar-benar kelelahan, dari tadi pagi sampai larut malam ada banyak kejadian yang sudah ia lalui dan tenaganya benar-benar terkuras. Ia tertidur dengan kepala bersandar di jok mobil. Setelah melihat apa yang sudah dilakukan Zara . Ada perasaan yang aneh yang menggelitik jantung Kenan. Ia sibuk dengan ponsel di tangannya,
Seorang pria dia anak buah Kenan memberikan sebuah ponsel padanya . Melihat Zara tertidur ia mengarahkan kamera ponselnya dan mengambil gambar Zara diam-diam.
‘Apa suatu saat nanti kamu juga seperti wanita tadi? Anak siapa yang akan kamu lahirkan?’ ia membatin.
Tidak lama kemudian lelaki berwajah tegas itu juga tertidur.. Berapa saat kemudian tidur ia membuka mata karena sinar mentari pagi menyilaukan matanya ternyata sudah pagi. Ia menoleh ke samping matanya terdiam, melihat wajah cantik Zara tertidur pulas. Wajah cantik itu seakan-akan bercahaya diterpa matahari pagi. Ia menatap begitu dalam, ternyata gadis yang dulu dicampakkan sudah berubah jadi gadis yang begitu cantik. Saat ia menatap wajah Zara gadis cantik itu terbangun.
“Sudah pagi? Oh …! Mari kita pulang,” ajak Zara. lalu keluar dari mobil menggunakan air mineral dalam botol untuk membasuh wajahnya. Ia berjalan pincang kakinya yang terluka saat di sungai kemarin sore membengkak, tapi ia tidak ingin mengeluh di depan pria yang selalu menghina dirinya.
“Apa kakimu masih sakit?” Kenan menyingkapkan ujung celana panjang yang dikenakan Zara.
“Kenapa tidak mengatakan kalau kakimu membengkak.”
“Tidak apa-apa lupakan saja, mengadu padamu pasti kamu akan menyebutku gadis manja lagi, lebih baik diam. Mari kita pulang.” Zara berjalan pincang ke dalam mobil.
Kenan membuang puntung rokok, “baiklah,” ucapnya setuju.
Sepanjang perjalanan keduanya lebih memilih saling diam. Saat ingin sampai di Jakarta, tiba-tiba Kenan membuka suara.
“Setelah aku memikirkan sepanjang malam, aku akan bicara terus terang pada Om.”
“Aku sudah katakan padamu jangan lakukan itu. Aku ingin kamu melupakan semuanya, anggap saja tidak terjadi apa-apa,” tegas Zara.
“Sayangnya aku tidak bisa melakukannya. Aku akan bertanggung jawab untuk hidupmu.”
“Terserah. Biarkan aku turun di sini,” ucap Zara kesal. Kenan menolak ia mengantar sampai ke rumah sakit.
*
Setelah menunggu kabar dari Zara satu malam. Gio polisi yang bertugas memburu penjahat itu datang ke rumah sakit. Lalu menemui Zafar.
“Jangan khawatir pak, Zara selamat, saat ini sudah ada di rumah sakit.”
Zafar langsung bersyukur mendengar putrinya selamat, mereka saling berpelukan dan menangis dengan haru.
“Tapi sayang, penjahat itu berhasil melarikan diri, saya takut mereka memburu Kenan dan Zara, karena terbongkarnya semua kasus ini itu karena Kenan,’ ujar Gio. Ia memperingatkan keluarga Zara untuk hati-hati.
Tiba di rumah sakit Kenan mengabari keluarga Zara
Zafar berterimakasih pada Kenan, tetapi ia juga meminta lelaki itu menjauhi putrinya.
“Aku harap kamu mengerti apa yang saya katakan Nak, Kenan,” ujar ayah Zara.
“Saya akan menikah dengan Zara.”
“Putriku terlalu berharga untuk berandalan sepertimu. Apa kamu yakin tidak ada hubunganmu dengan para penjahat itu?”
Wajah Kenan tenang .” Tidak ada.”
“Aku tidak percaya padamu. Lupakan Zara benci dia seperti kamu membenci dia dulu,” ujar ayah Zara. Kedua lelaki itu saling membenci.
Kenan memang orang keras ia tidak menjawab peringatan dari Zafar, ia pergi meninggalkan rumah sakit begitu saja.
Kenan pulang dalam perjalanan pulang Kenan menyetir seperti patung, ada perasaan yang berkecamuk dalam hati ini kesekian kalinya lelaki itu memintanya menjauhi Zara, enam tahun lalu ia juga melakukannya. Kenan benar-benar marah.
“Aku akan menikahi Zara,” ucap Kenan dengan tatapan tajam.
**
Setelah pulang dari rumah sakit, Zara kembali mengurung diri di rumah ia bahkan tidak mau keluar dari kamar. Apa yang sudah dia lalui dengan Kenan masih terniang-niang di kepala Zara. Pulang dari rumah sakit ia masuk ke kamar mandi menggosok seluruh tubuhnya sampai benar-benar bersih. Sekuat apapun ia berusaha membersihkan diri, bayangan Kenan saat melakukannya masih terngiang di kepalanya. Zara menyimpan semuanya dalam hati apa yang dialami selama penculikan , ia bahkan tidak menceritakan pada kedua orang tuanya kalau ia dan Kenan sudah melakukanya saat semua orang berangkat kerja. Zara keluar ia buru-buru ke apotek membeli pil KB.
“Aku berharap ini masih berfungsi. Aku tidak mau punya anak dari pria brengsek seperti Kenan.”
Saat tiba di depan pagar tidak disangka bertemu Kenan, “apa kamu sakit aku tidak pernah melihatmu?”
“Tidak hanya ingin istirahat saja.” Zara berjalan buru-buru.
“Tunggu, apa aku melakukan kesalahan? Beberapa hari ini aku sudah jadi orang baik demi kamu.” Kenan memegang lengan Zara dan plas di tangannya jatuh. Kenan memungutnya, “apa kamu minum ini?”
Bersambung