NovelToon NovelToon
Rumah Tanpa Jendela

Rumah Tanpa Jendela

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Angst / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: definasyafa

"Untukmu Haikal Mahendra, lelaki hebat yang tertawa tanpa harus merasa bahagia." - Rumah Tanpa Jendela.

"Gue nggak boleh nyerah sebelum denger kata sayang dari mama papa." - Haikal Mahendra.

Instagram : @wp.definasyafa
@haikal.mhdr
TikTok : @wp.definasyafa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon definasyafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋆˚𝜗 Longing 𝜚˚⋆

...“Meskipun mustahil, tapi Haikal masih berharap kalau Mama Papa nemuin Haikal saat ini.” - Haikal Mahendra....

“Panggilan di tujukan kepada Haikal Mahendra kelas IXB untuk segera menuju ruang administrasi, sekian terimakasih.”

Gerakan tangan Haikal yang hendak menyuap sate ayam miliknya seketika terhenti, dahinya mengernyit bersamaan dengan kepalanya yang mendongak menatap Cakra yang ada di depannya.

Cakra yang sadar Haikal menatapnya pun hanya mampu mengedikkan bahunya sambil tetap memakan siomay miliknya dengan lahap. Suara tubrukan antara sendok dan piring terdengar nyaring di meja yang mereka tempati, setelahnya di susul dengan helaan nafas berat milik Haikal.

Kedua tanganya terangkat untuk meremat rambutnya pelan, kepalanya kembali menunduk menebak apa yang akan terjadi setelah ini. Haikal menyiapkan mental sebaik mungkin untuk menerima kenyataan bahwa dia nanti tidak akan bisa mengikuti ujian akhir kelulusan. Dia juga tidak akan mendapat ijazah dan melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang selanjutnya.

Sekali lagi, hembusan nafas berat kembali terdengar dari arah Haikal. Sedangkan Cakra hanya diam menatap sahabatnya itu dengan tetap fokus menikmati siomay nya, sesekali lelaki blasteran China - Amerika itu akan menyeruput es teh manis miliknya.

“Nggak usah bingung gitu kalik kal, coba aja lo kesana duku siapa tau Cuma di suruh ngitung duit.”

Haikal menatap Cakra jengah, “duit sekolah nggak sebanyak dolar-dolar milik lo kalik Cak.”

Haikal pikir memang tidak salah jika Cakra berbicara seperti itu padanya, sebab sahabatnya itu tidak tau menahu tentang tunggakan-tunggakan Haikal di sekolah.

“Lo tunggu sini Cak, jagain sate ayam kesayangan gue.” Ucap Haikal pada Cakra yang di anggukan singkat oleh lelaki itu.

Pandangan yang semula lurus ke arah Cakra berpindah menunduk menatap sate ayam dan potong miliknya yang masih butuh. Jari-jemari tangan kanannya mengelus pinggiran piring sate ayam itu dengan sedikit prihatin.

“Tenang ya sate, gue bakal tetep makan lo sampai habis tak tersisa kok, tunggu ya sate ayam ku sayang.” ujar Haikal di iringi dengan kekehan pelan.

Cakra yang mendengar itu hanya mencebikkan bibirnya, emang benar-benar agak lain sahabatnya ini dan sayangnya itu semua secara tidak langsung sudah menular pada diri Cakra.

Haikal berdirk dari duduknya sebelum benar-benar melangkah pergi dia menatap sahabatnya itu sebentar, “see you bestwiii.”

“Ntar jangan lupa masukin kantong lo segepok kal, lumayan buat traktir gue ntar.” kekeh Cakra yang masih menguraui Haikal bahwa dia akan di suruh untuk membantu menghitung uang sekolahan.

Haikal hanya mengacungkan dua jari jempolnya sambil tetap berjalan keluar kantin menuju ruang administrasi berada. Haikal hanya bisa pasrah sekarang, apapun yang akan kepala sekolahnya putuskan Haikal akan berusaha menerimanya dengan lapang dada. Kedua bola matanya menatap sekeliling lorong-lorong yang dia lewati dengan sendu. Mungkin hari ini adalah hari terakhirnya berada di sekolah ini dan terakhir kalinya juga dia menjabat sebagai seorang pelajar.

Dia harus merelakan impiannya hanyut bersama dengan bayangan-bayangan nya selama ini. Bayangan saat dia bisa merasakan masa-masa SMA, bayangan dimana dia memakai baju toga bergelar sarjana. Momen-momen itu nantinya ingin sekali Haikal lewati bersama Cakra, tapi saat ini hanyalah sebuah impian yang tidak akan pernah terwujud.

Tak apa, Haikal memang tidak bisa merasakan sekolah lagi tapi Haikal masih tetap bisa merasakan bekerja bukan. Semua itu sudah lebih dari cukup untuknya, yang terpenting sekarang dia bisa mendapatkan uang untuk makannya sehari-hari.

Tok

Tok

Tok

Haikal berdirk di ambang pintu menatap guru administrasinya yang duduk dengan pandangan yang fokus pada laptop di depannya, “permisi bu saya Haikal Mahendra, ibu manggil saya?”

Wanita setengah baya itu mendongak, atensi yang awalnya fokus pada pekerjaan nya pun beralih menatap siswa yang berdiri di ambang pintu. “iya Haikal, silahkan duduk disini.” Tangan kanannya menunjuk kursi kosong yang tepat berada di depannya.

Haikal mengangguk, kakinya melangkah menuju arah tunjuk guru administrasinya itu. Mendudukkan dirinya di kursi kayu tak lupa dua tangan yang saling dia tautkan satu sama lain.

Wanita setengah baya dengan nametag ‘Larasati Megawati’ yang setia bertengger rapi di dada kanannya itu menutup laptop miliknya. Kemudian tangan itu menarik laci bawah meja, mengambil saku buku nota meletakkan buku itu di atas meja. Tangan kanannya terangkat mengambil satu bolpoin yang tergeletak di dalam deks pen. Lalu, guru administrasi itu mulai menuliskan sesuatu di atas nota itu.

Semua gerak-gerik itu tak luput dari pandangan Haikal, namun Haikal hanya mampu menyergitkan dahinya bingung menatap Bu Laras yang hanya diam sebab sibuk dengan kegiatannya sendiri. Lantas, apa gunanya Haikal duduk berdiam diri di sini, untuk apa juga dia di panggil di ruangan ini jika tida akan kepentingan apapun.

 Haikal hanya diam sambil sekali menghembuskan nafas beratnya, hingga guru administrasi yang di ketahui bernama bu Laras itu menyodorkan dua nota ke hadapan Haikal. Haikal menatap kertas itu sebentar kemudian dia kembali menatap bu Laras yang tengah tersenyum tipis ke arahnya.

“Ambil Haikal, tunggakan sekaligus biaya ujian kamu sudah lunas. Belajar yang giat ya, persiapkan diri untuk ujian kelulusan besok dengan sangat baik.”

Lunas?

Tunggakan sekaligus biaya ujiannya sudah lunas?

Dan apa tadi, menyiapkan diri untuk ujian kelulusan?

Apa itu artinya Haikal bisa mengikuti ujian kelulusan besok?

Haikal mengerjap, tapi siapa yang melunasi itu semua. Pasti orang tuanya, ya pasti Mama dan Papa-nya. “Mama sama Papa yang kasih ya bu? mereka habis kesini? atau Mama Papa saya hubungi Bu Laras?”

Bu Laras mengigit bibir bagian dalamnya, dia tidak enak mengatakan kebenarannya pada Haikal. Melihat betapa bahagianya anak ini, dia baru tau bahwa Haikal adalah anak broken home, lebih parahnya selama ini dia hidup sebatang kara dan mati-matian bekerja keras demi melanjutkan hidupnya. Tapi amu bagaiman lagi, dia harus tetap memberi tau Haikal yang sebenarnya.

“Haikal maaf, tapi yang melunasi tunggakan sekaligus biaya ujian kamu bukan orang tua kamu, melainkan Tuan Ebenezer – Daddy Cakra sahabat kamu.”

Senyum Haikal seketika luntur, wajah antusiasnya berubah menjadi wajah kebingungan. “maksudnya bu, Mama sama Papa saya – “

Bu Laras mengangguk dengan seulas senyum menenangkan, “iya Haikal orang tua kamu tidak bisa saya hubungi, sepertinya mereka sudah berganti nomer. Dan untuk biaya kamu, orang suruhan keluarga Diningrat hubungi saya beliau mentransfer uang untuk tunggakan dan biaya ujian kamu.”

Haikal hanya mampu diam sambil menatap kosong ke depan, memang semenjak orang tuanya berpisah dan meninggalkannya, Haikal tidak dapat menghubungi mereka kembali. Bahkan rumah baru Mama dan Papa-nya pun Haikal tidak tau dimana.

“Haikal kamu yang kuat ya, masih banyak yang sayang sama kamu termasuk Cakra. Kamu harus bersyukur karena mempunyai sahabat sebaik Cakra, tetep semangat ya. Tuhan yakin kamu mampu, makanya Tuhan ngasih cobaan ini buat kamu.” Bu Laras tersenyum menatap Haikal teduh.

Haikal ikut tersenyum tipis, “iya bu, saya nggak akan nyerah sebelum denger kata sayang dari Mama Papa pas hari ulangtahun Haikal nanti. Ya udah saya permisi bu, terimakasih banyak assalamualaikum.”

Bu Laras mengangguk, “iya Haikal sama-sama, waalaikumsalam.”

Haikal menyempatkan untuk tersenyum ramah sebentar lalu beranjak dari duduknya keluar ruang administrasi, baru saja badan itu hendak berbalik setelah menutup pintu dirinya di kejutkan dengan kehadiran Cakra yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya sambil menyodorkan dua kantung kresek putih di hadapannya.

“Nih, gue udah bungkusin sate ayam sama es teh manis punya lo.” Sebelum melanjutkan ucapannya, Cakra terlebih dahulu mengedarkan pandangannya memastikan jika di dekat mereka sudah terlihat sepi. “gimana, lo udah berhasil ngantongin berapa gepok?”

Haikal menatap Cakra dalam diam, tanganya mengambil alih 2 kantung kresek putih dari tangan Cakra, dia genggam 2 kantung kresek itu di jari-jemari tangan kanannya sementara tangan kirinya merangkul pundak sahabatnya untuk berjalan menuju kelas mereka.

“Makasih Cak, berkat lo dan Daddy lo gue jadi bisa ikut ujian kelulusan besok. Oh iya, buat ganti uang nya lo bisa potong setengah gaji gue tiap bulannya. Gue juga bakal tetep nabung buat ganti uang itu, tapi maaf ya Cak kalo lunas nya bakal agak lamaan.”

Cakra menoleh berdecak tak suka dengan apa yang Haikal ucapkan, “siapa yang bilang itu utang? Kal, lo sahabat gue, nggak ada istilah utang-utangan di persahabatan kita. Kalau lo butuh bantuan, gue bakal bantu kalo gue bisa begitupun sebaliknya, kalo gue yang butuh bantuan, lo juga harus bantu gue sebisanya.”

Haikal seketika menghentikan langkahnya begitupun dengan Cakra yang otomatis ikut berhenti melangkah. Tangan Haikal yang semula berada di pundak Cakra kini kembali Haikal turunkan.

“Cak, tunggakan sama biaya ujian gue nggak sedikit – “

“Kal, uang segitu nggak ada harganya sama persahabatan kita. Sahabat gue Cuma lo, jadi nggak ada salahnya kalau gue bantu sahabat gue satu-satunya. Lagian Diningrat nggak bakal jatuh miskin cuma karena bayarin tunggakan sama biaya ujian lo.” Cakra merangkul pundak Haikal membawa sahabatnya itu untuk kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Haikal diam-diam tersenyum haru menatap Cakra, “makasih ya Cak,”

Cakra berdehem, “santai aja kal.”

Tidak, Haikal akan tetap menggantinya suatu saat nanti jika dia sudah memiliki uang untuk menggantinya.

...᭝ ᨳ☀ଓ ՟...

Sepi, senyum dan hampa tiga kata itu selalu menyelimuti rumah sederhana berlantai dua yang ada di sebrang jalan itu. Seperti sore ini contohnya, Haikal penghuni rumah itu sibuk berkutat di dapur merebus mie instan untuk mengisi perutnya. Kaki itu melangkah menuju ruang keluarga berada dengan tangan yang menjinjing mangkok berisi mie instan kuah dan gelas berisi air putih.

Tangan Haikal terulur untuk mengambil remot TV di atas meja kaca, dia sengaja menyalakan TV untuk menemaninya makan, hanya itu yang dia miliki untuk menemani hari-harinya. Ruang keluarga macam apa ini? Bahkan setiap harinya hanya ada dirinya yang duduk termenung seorang diri disini.

Pandangan Haikal jatuh pada sebuah pigura yang berada tepat di samping TV berada, foto dimana saat dirinya masih berumur 12 bulan yang berada di gendongan sang Mama serta Papa-nya yang tersenyum bahagia ke arahnya. Ternyata Haikal pernah sebagai itu bersama orang tuanya.

“Udah 1 tahun Haikal hidup tanpa Mama Papa, 1 tahun juga kalian nggak ada kabar. Apa Mama sama Papa baik-baik aja sekarang? Udah bahagia sama keluarga baru kalian, ya? Haikal kangen Ma, Pa. Haikal gapapa kalo nggak bisa ketemu sama Mama Papa sekarang, tapi Haikal Cuma pengen tau keadaan kalian, itu aja.”

1
adara
lanjut kak semangat
adara
butuh Haikal di dunia nyata😔
adara
kmu harus bisa berhenti merokok haikal
adara
cie Haikal yg udh terang"an ngakuin Ella pacar🤭
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
makasih Cakra udh bantu Haikal buat perjuangin ella
adara
yeyy... selamat Ella akhirnya semua perjuangan kmu membuahkan hasil🥰🥰
adara
Masya Allah Haikal kmu baik banget
adara
sadis amat kal kata" nya🤧🤭
adara
sadis amat kal kata"nya🤧🤭
adara
ciee Haikal jantung nya aman kan🤭
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Lestari Setiasih
ceritanya bagus
adara
pdkt secara ugal ugalan bagus Ella perjuangkan🤭😂
adara
semangat terus cegilnya Haikal 🤭😂
adara
semangat Ella kmu pasti bisa meluluhkan hati Haikal🤭
adara
makasih kak udh up
definasyafa: maaf ya jarang double update skrng🙏
total 1 replies
adara
Haikal jangan terlalu cuek ya sama ella
miilieaa
penulisannya rapi kak /Drool//Drool//Drool//Drool/
miilieaa: the best sih ini, semangat berkarya kak/Heart/
definasyafa: Thank you sunny🌞🤍
total 2 replies
adara
semangat terus kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!