Kaisar fikir setelah memiliki anak Jasmine akan berubah menjadi istri dan ibu yang baik, tapi ternyata dia salah.
Jasmine justru menjadikan Nala adiknya sebagai pengasuh anaknya serta mengurus semua keperluan Kaisar.
"Satu langkah lagi kamu keluar dari rumah, aku pastikan kita bercerai!" Kaisar.
Akankah keputusan Kaisar untuk bercerai dengan Jasmine adalah keputusan yang tepat dimana setelahnya dia menikahi Nala-adik Jasmine sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 20 Menarik Perhatian
Mama Elena mengadakan acara syukuran atas kepulangan Oma dari rumah sakit sehingga Kaisar dan Nala diundang dalam acara tersebut termasuk Jasmine yang baru saja pulang dari Bogor bersama Khayla.
Jasmine sudah datang lebih dulu dan sedang cari muka membantu keluarga Kaisar menyiapkan acara syukuran tersebut bahkan turut berkutat di dapur.
Kehadiran Jasmine didapur tentu saja membuat Tante Alena terus memperhatikan wanita itu. Jasmine tidak mengalami morning sickness padahal saat ini hari masih pagi dan mereka tengah berkutat didapur.
"Jasmine kok kamu nggak ngalamin morning sickness padahal ini masih pagi loh?" tanya Tante Alena pada Jasmine membuat semua pasang mata tertuju pada wanita itu.
Jasmine merasa gugup ditatap seperti itu oleh semua orang, namun secepat mungkin ia kembali menetralkan rasa gugupnya.
"Ngalamin kok, Tante, sebelum ke sini aku sudah muntah jadi disini nggak muntah lagi," jawab Jasmine dengan tersenyum lebar.
"Dulu Tante waktu hamil semua anak Tante suka nggak tahan ada didapur. Bau nasi sama bumbu masakan bikin Tante mual terus muntah-muntah, tapi kamu tahan ya," kata Tante Alena bermaksud memuji.
Mama Elena menatap Jasmine dengan lekat. Ia tidak memperhatikan wanita itu seperti Tante Alena sehingga ia baru sadar bila sejak tadi Jasmine tidak mengalami morning sickness.
"Aku juga mual kok, Tante, tapi akhir-akhir ini udah nggak karena usia kandunganku sudah tiga bulan lebih," balas Jasmine yang diangguki Tante Alena.
Wanita paruh baya itu tidak lagi bertanya pada Jasmine karena setiap ibu hamil berbeda-beda mual dan ngidamnya.
Menjelang siang Kaisar, Nala dan Erlan datang ke rumah mama Elena dengan wajah berseri penuh kebahagiaan. Mereka berjalan sembari saling melempar senyuman dan candaan. Erlan yang berada di gendongan Kaisar pun ikut tertawa meski tidak mengerti apa yang sedang orang tuanya tertawakan.
Jasmine mengepal kuat tangannya menatap tidak suka pada keluarga kecil adiknya. Seharusnya dirinya yang berada diposisi itu bukan Nala. Seharusnya dirinya juga lah yang memiliki Kaisar dan Erlan bukan Nala.
“Sabar, Kak, yakinlah Kakak bisa memiliki Kak Kaisar lagi,” kata Kiana merangkul bahu Jasmine dan menyemangati mantan kakak iparnya itu.
“Ada Erlan diantara kalian yang akan membuat kalian selamanya terhubung. Ada kami yang akan mendukung Kakak jadi semangat, Kak, demi anak yang sedang Kakak kandung," timpal Kiara.
Jasmine menatap Kiana dan Kiara bergantian kemudian tersenyum. Kedua sepupu Kaisar itu tidak pernah bosan memberinya dukungan dan semangat sehingga membuatnya merasa tidak sendirian.
“Terima kasih ya kalian tetap mendukungku. Aku akan berusaha lebih keras lagi mengambil apa yang seharusnya aku miliki,” balas Jasmine dengan senyum licik dibibirnya. Ia akan memanfaatkan orang-orang yang menyayanginya untuk mendukungnya.
Jasmine menghampiri Kaisar dan Nala yang baru saja datang kemudian mengulurkan tangannya untuk menggendong Erlan namun anak laki-laki itu justru memeluk leher Kaisar dengan erat.
Nala melihat ada kekecewaan dimata Jasmine karena Erlan menolak digendong sehingga ia mengalihkan perhatian wanita itu dengan pertanyaannya.
"Kak Jasmine kapan datang?" tanya Nala namun Jasmine justru mencari perhatian pada Kaisar.
Wanita itu memegangi perutnya yang terasa sakit dan mencengkram kuat tangan Kaisar. "Aduh, Mas, perutku sakit," lirih Jasmine.
Kaisar dan Nala saling pandang kemudian Kaisar menyerahkan Erlan pada Nala dan ia membantu Jasmine duduk di sofa.
Jasmine memegang tangan Kaisar kemudian mengarahkan tangan itu untuk mengusap perutnya.
"Sudah lama kamu nggak ngusap perutku, Mas, kayaknya anak kita kangen," kata Jasmine namun Kaisar tidak menimpali. Pria itu hanya diam dan menurut saat tangan Jasmine menggerakan tangannya diperut wanita itu.
Nala merasa kehadirannya tidak dianggap sehingga ia memilih pergi ke dapur untuk membantu persiapan acara syukuran tersebut.
Kaisar menatap punggung Nala yang berjalan menjauh. Ia tidak bermaksud mengabaikan wanita itu hanya saja anak yang sedang Jasmine kandung sedang membutuhkan sentuhannya.
"Mas, menurut kamu anak kedua kita ini laki-laki atau perempuan ya?" tanya Jasmine berusaha menarik perhatian Kaisar agar kembali fokus padanya.
"Terserah aja asalkan kamu bisa merawatnya dengan baik," jawab Kaisar apa adanya.
"Loh, kok aku? Kita dong, Mas. Anak ini kan anak kita masa aku aja yang merawatnya sih," balas Jasmine keberatan.
"Sudah aku duga kamu nggak akan bisa mengurus anak sendirian," timpal Kaisar dengan senyum sinis terbit di bibirnya.
"Kamu benar, Mas, makanya itu kita harus merawat anak bersama-sama. Kita harus rujuk dan menikah lagi, Mas," kata Jasmine penuh harapan dirinya bisa kembali pada pria itu.
"Maaf, Jasmine, itu tidak akan pernah terjadi. Aku hanya akan bertanggung jawab pada anak kita. Bila kamu tidak sanggup merawat anak kita maka biarkan aku dan Nala yang merawatnya karena selama ini Erlan juga kami yang merawat," balas Kaisar kemudian menarik tangannya dan menyusul Nala.
Jasmine mengepalkan kuat tangannya dia jadi semakin membenci Nala. Kaisar sudah tidak mencintainya lagi itu karena Nala. Bahkan kehamilannya pun tidak berpengaruh apa-apa karena Kaisar sama sekali sudah tidak mencintainya.
...***...
Acara syukuran kesembuhan Oma berjalan dengan lancar dan kini mereka mengakhiri dengan makan bersama beberapa tetangga yang turut diundang dalam acara tersebut.
Makan bersama pun berjalan dengan khidmat dan mereka semua menikmati makanan yang dihidangkan.
Setelah para tetangga pulang, Kaisar pun mengajak Nala pulang karena hari juga sudah larut malam.
"Iya, Mas, Sebentar aku beres-beres dulu," kata Nala kemudian mengambil tasnya dan membereskan beberapa barang milik Erlan masuk kedalam tas anak itu.
Tiba-tiba Kaisar dihampiri Jasmine yang juga sudah menenteng tasnya. "Aku pulang sama kamu ya, Mas, nanti antarkan aku ke apartemen," pinta Jasmine.
Kaisar yang tidak ingin waktu kebersamaannya dengan Nala berkurang menolak permintaan Jasmine. "Nggak bisa, Jasmine, kita beda arah," tolak Kaisar membuat Jasmine kecewa dan memasang wajah sendu.
Seketika itu juga Kaisar langsung dihampiri Oma. "Kamu anterin Jasmine sekalian pulang kan bisa, Kai," kata Oma.
"Nggak bisa, Oma, aku dan Nala buru-buru. Lagi pula rumah aku dan apartemen Jasmine itu beda arah," jawab Kaisar masih berusaha menolak.
"Lalu kamu akan membiarkan Jasmine menyetir sendiri malam-malam dengan keadaan hamil seperti itu?" tanya Oma membuat Kaisar bungkam dan tidak mampu menjawabnya.
"Jasmine lagi hamil anak kamu, Kaisar. Kamu nggak mau kan terjadi sesuatu sama anak kamu?" tanya Oma lagi namun Kaisar masih diam.
Terus terang saja ia sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Jasmine dan hanya akan fokus pada Nala dan Erlan namun apa boleh buat ada anak di antara dirinya dengan wanita itu.
Pada akhirnya Kaisar mengizinkan Jasmine pulang bersama dirinya, Nala dan Erlan.
Jasmine langsung merebut kursi di sebelah kemudi dan mendudukinya padahal kursi itu tempat Nala duduk sebelumnya dan sekarang wanita itu hanya bisa duduk di belakang bersama Erlan sementara Kaisar akan menyetir.
'Ini baru kursi yang aku tempati kembali, Nala, dan aku yakin suatu saat nanti aku akan menempati hati Kaisar kembali,' batin Jasmine.
tamat....
kan rangga belum ketemu sama shafira
gimana rasanya mengurus anak, seorang jasmin mau mengurus anak, nikmati aja, sakit lagi si erlannya, ya wajar karna dipisahkan dg orang tua yg dg kasih sayang mengasuh dan nerawatnya dr bayi