NovelToon NovelToon
Because Of Love

Because Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aldifa Sasya

Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke rumah sakit

Pagi ini Zahra sudah rapi dengan pakaian kerja nya, ia akan kembali ke rumah sakit keluarga nya. Melihat Zahra yang sudah rapi itu Luffy pun mendudukkan tubuhnya.

"mau ke rumah sakit ?" tanya Luffy ketika Zahra hendak berjalan ke luar kamar.

"iya mas, aku diminta untuk datang ke rumah sakit hari ini" sahut Zahra karena semalam pihak rumah sakit Pratama meminta ia untuk datang.

"apa tidak sakit pagi?" tanya Luffy karena Zahra terlihat bisa saja pagi ini dan beda dengan semalam yang sangat susah untuk melangkah.

" jangan tanyakan itu lagi" sahut Zahra yang masih malu.

"kenapa malu?" tanya Luffy dengan mengoda Zahra.

"mas.... Sudah ku bilang jangan bahas itu lagi" kesal Zahra karena Luffy selalu saja menggoda nya.

"iya deh kalau gitu, nanti nya aku ingin lihat semua nya, kan kemarin tidak lihat secara langsung" ucap Luffy dengan alis terangkat.

"tidak mau, dan jangan minta lagi, mas belum sepenuhnya melupakan kakak ku" kata Zahra karena ia sering mendengar suara tangis Luffy setelah malam mengenang Zahira.

"maaf ya, aku memang belum mencintai mu, tapi aku begitu sayang pada mu, aku tidak mau kehilangan kamu, dan aku juga tau kamu menikah dengan ku karena Lucky karena cinta mu pada Lucky" ucap Luffy pada Zahra yang menatap wajah nya.

"aku tidak akan meninggalkan mu dan Lucky mas, karena aku janji pada kak Zahira untuk menjaga Lucky dan mendampingi kamu" ujar Zahra dengan mata yang bening.

"iya, terima kasih untuk cinta mu pada Lucky dan sudah memberikan itu pada ku" kata Luffy membuat Zahra melotot.

"tau ah, aku sarapan dulu" kata Zahra pergi meninggalkan Luffy yang tertawa, ia begitu senang mengoda Zahra yang memang tidak sama dengan Zahira, kalau Zahira tidak bisa kesal pada nya, tapi Zahra sangat mudah kesal dan sulit untuk di bujuk namun ia juga penurut.

Zahra berjalan menuju ruang makan, karena keluarga Luffy sudah ada di sana, termasuk Lucky yang sudah enteng di kursi nya.

"buna.." teriak Lucky ketika melihat Zahra.

"sssst, jangan panggil buna" peringatan Nisa pada cucunya.

"tidak apa Bu" sahut Zahra tersenyum sambil mencium pipi gembul nya Lucky.

"jangan di biarkan dia memanggil mu seperti itu, nanti dia kira kamu Zahira lagi" ucap Lukas membenarkan perkataan istri nya.

"maaf bunda, aku lupa" kata Lucky dengan menampilkan gigi rapi nya.

"tidak apa sayang, sekarang Lucky habis kan sarapan nya ya, biar makin besar" ucap Zahra senyum, ia pun membantu Lucky untuk sarapan, dan tidak lama Luffy pun datang untuk bergabung dengan keluarga nya.

"kamu ke kantor hari ini?" tanya Lukas pada putra nya, karena pria itu datang dengan pakaian biasa nya.

"aku tidak kekantor hari ini, cuma mau mengecek pembangunan pabrik aja" kata Luffy pada ayah nya.

"apa kamu tidak ada niat buat bantu ayah di perusahaan?" tanya Lukas karena putranya sudah memiliki perusahaan sendiri.

"itu mantu ayah kan nganggur, suruh dia aja jadi pewaris nya ayah" sahut Luffy menatap Arga yang ada di depan nya.

"dia sudah ada bagian nya Luffy, kamu pewaris pertama, dan akan dilanjutkan oleh putra mu nanti nya" kata Lukas karena Luffy lah yang akan meneruskan perusahaan nya itu.

"aku bukan pewaris ayah, tapi perintis" sahut Luffy lagi.

"sudah jangan berdebat, masih ada Zaki yang akan meneruskan perusahaan mu" kata Nisa pada suami nya.

"Zaki, dia saja tidak pernah pulang, dan tidak menghiraukan kita, sudah begitu nyaman dia jadi mafia" ucap Lukas yang kesal.

"ya kasi perusahaan itu untuk nya, supaya dia berhenti jadi mafia" kata Nisa yang memah takut sesuatu terjadi pada putranya.

"ini semua gara gara anak laknat itu" ujar Lukas.

"anak laknat ya adik mu" ucap Nisa pada suami.

"mas, Zaki itu siapa?" tanya Zahra pada Luffy.

"saudara pertama ku" sahut Luffy.

"oh, benar dia mafia?" tanya Zahra lagi.

"iya, dia diminta oleh om untuk menjaga pewaris mafia nya" sahut Luffy lagi.

"oh, jadi kamu anak kedua gitu?" tanya Zahra karena Nisa dan Lukas memperkenalkan Luffy sebagai anak pertama mereka.

"iya, benar sekali, ayah dan ibu marah pada nya, dan mereka menjadi kan aku anak pertama mereka karena Zaki lebih memilih untuk jadi mafia" sahut Luffy.

"oh" kata Zahra sambil menatap pada Lukas.

mereka pun melanjutkan sarapan nya, dan setelah selesai sarapan semua nya pun pergi ke tugas masing-masing. Zahra harus pergi ke rumah sakit, sedang kan Lukas ia harus pergi ke kantor.

"tidak usah manyun begitu mulutnya nya, dan panjang lagi tidak bagus" cetuk Nisa karena mulut suami nya yang manyun karena kesal.

"lagian ya, seharusnya aku itu istirahat di rumah, bukan malah kerja seperti ini" kata Lukas pada istrinya.

"iya mas, nanti aku coba untuk telpon Zaki ya, mudah ia mau berhenti jadi mafia" ucap Nisa merapikan rambut Lukas.

"yah, aku bisa ganti kan ayah ngantor, kalau memang ayah capek dan jika di ijinkan" kata Arga yang hendak berangkat ke kantor nya, yang memang baru saja di pegang oleh nya.

"kamu baru memegang perusahaan itu, apa bisa kamu menghandle dua perusahaan sekaligus, yang ada keteteran nanti nya" ucap Lukas pada menantunya.

"yah, mungkin bisa yah" ucap Arga menatap pada Mega.

"aku tidak mau menghandle perusahaan itu" ucap Mega ketika Arga melirik nya.

"iya, aku tidak akan memintamu untuk berkerja, cukup butik saja" ujar Arga mengecup kening Mega membuat Zahra mengalihkan pandangan nya.

Mereka pun menghentikan pembicaraan itu, Zahra pun pamit pada suami dan anak nya, begitu juga dengan yang lain nya.

sampai di rumah sakit Zahra berjalan ke ruang direktur rumah sakit Pratama, semua orang pun menatap pada nya, termasuk para perawat yang lewat.

tok..tok...

"masuk" kata orang yang ada di ruang itu.

"maaf saya telat" ucap Zahra.

"eh,, aku kira siapa, ayo duduk Bu Zahra" kata pak Adi.

"terima kasih pak Adi" ucap Zahra mendudukkan dirinya.

"Bu Zahra, bapak minta mu untuk kembali ke rumah sakit ini, entah itu hanya sebagai pemilik rumah sakit atau pun kembali jadi dokter" kata Adi karena rumah sakit ini milik Zahra.

"iya pak Adi, saya akan kembali menjadi dokter di sini" sahut Zahra.

"baik lah jikalau begitu" sahut pak Adi karena ia berharap Zahra yang akan menjadi pemimpin rumah sakit, tapi sepertinya ia belum mau dan masih ingat menjadi dokter yang bertugas saja. karena jujur saja Adi sebenarnya juga capek harus menjadi dokter dan direktur utama di rumah sakit milik Pratama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!