Menikah Karena Skandal

Aura mematikan Edgar Menyeruak memenuhi gedung manajemen Gate One. Semua orang tahu, wajah yang dia tunjukkan saat ini bukanlah wajah aslinya, meski terlihat tampan, tetap saja tidak asli.

Banyak yang menaruh rasa penasaran dengan sosok dibalik topeng yang bergonta-ganti itu. Siapa yang tidak penasaran dengan rajanya supermarket besar yang berhasil membantu kesejahteraan penduduk dengan menggaet puluhan ribu pekerja dari kalangan menengah ke bawah.

Seluruh sumber daya manusia yang dia kerahkan adalah mereka yang sungguh-sungguh mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bahkan di beberapa cabang supermarketnya, Edgar mempekerjakan kaum lansia yang memang mau mencari uang karena tidak punya keluarga, penyandang disabilitas dan anak-anak Yatim piatu yang tidak punya sandaran.

"David!" Suara Edgar membuyarkan lamunan pria tampan dengan tatapan dingin yang tengah duduk bersandar pada sofa. Dilihat dari penampilannya yang rapi dan maskulin, pria itu ternyata adalah seorang pebisnis ulung yang bergerak di bidang bangunan. Dia adalah arsitek terkenal yang sudah dipakai di mana-mana.

Tatapan dingin, wajah dan rahang tegas, rambutnya disisir rapi ke belakang, hanya mengenakan kaos oblong hitam dan celana cokelat tua disempurnakan dengan sendal jepit milik Kang Asep alias Xavier.

" Aku sudah menghubungi Ben, orang yang kau cari memang bekerja di perusahaan Ben," ucapnya tanpa basa-basi sambil memberikan beberapa dokumen yang dia kumpulkan terkait informasi tentang orang yang ingin Edgar cari tahu.

Di saat yang sama, dari lantai bawah, Abel tiba bersama anak buah Edgar yang lain, membawa laporan sambil tertunduk ketakutan," tu-tuan, ini laporannya," ucap Abel dengan nada gugup.

Bonyok di wajahnya bukan lagi tanda tanya bagi David dan yang lainnya.

"Apa kau sekarang jadi gagap!? Bicara yang benar Abel!" Kesal Edgar.

"Maaf tuan!"

" Mereka semua telah ditangkap, dan kini diamankan di markas cabang," ucap Abel.

Edgar menatap dokumen itu, dibacanya satu persatu isi dokumen itu, tulisan berisi informasi mengenai para pelaku yang terlibat dalam kasus perundungan yang dialami oleh Ahin.

Semakin dia membaca, semakin mengeras rahangnya, semakin kesal pula hatinya apalagi membayangkan betapa tersiksanya Ahin saat mereka menjejal tubuh anak itu dengan benda tumpul dan memukulinya hanya karena dia tidak turut pada mereka.

" Hehe..... Jadi ini anak-anak songong yang mengganggu Ahin? " Ucap Edgar.

" Ku pikir sekuat apa orangtuanya, tak tahunya hanya kacang kecil yang siap di bakar dan musnahkan dari bumi ini!" Ucap Edgar dengan wajah kesal.

" Siapa Ahin ini? Kenapa kau berupaya menolongnya? Ini tidak seperti dirimu gar, lagipula masalah keluargamu sedang sangat genting saat ini," ucap David heran.

Tentu saja dia heran, perebutan kekuasaan dalam keluarga besar Edgar semakin memanas, bahkan nyawa ayah dan adiknya mungkin saja sedang terancam saat ini. Tetapi Edgar dengan santainya sibuk mengurus orang lain yang tidak ada hubungannya dengan Edgar.

"Keluargaku akan selalu bermasalah David, tetapi kakak beradik ini saling bergantung satu dengan yang lain, sebagai manusia, aku mana tega membiarkan mereka menghadapinya sendiri, saat aku melihat dengan mata kepala apa yang sebenarnya dialami Ahin," terang Edgar.

David dan semua yang mendengar ucapan Edgar menjadi terdiam.

"Kau siapa!? Kau bukan Edgar!!!!" David berdiri sambil menunjuk wajah Edgar dengan tatapan penuh curiga.

Pasalnya, Edgar yang dia kenal adalah pria dingin tanpa hati, yang mampu membiarkan orang lain mati begitu saja di hadapannya. Tapi sekarang Edgar sedang menjadi manusia, bukan binatang buas!

"Diamlah!" Ucap Edgar.

"Saat para bajingan itu mencari ku, aku kebetulan bertemu dengan Ahin, perutku tertusuk setelah menolongnya, jadi sebagai gantinya aku tinggal di kediaman mereka," jelas Edgar dengan singkat.

David menatap Abel, Lan dan Victor tak percaya.

"Wahh.... Dunia seperti nya akan segera kiamat," ucap David tak habis pikir.

Edgar hanya mendelik kesal, dia menatap semua dokumen berisi idenya pelaku yang merundung Ahin.

"Lan, bersihkan semua video yang bocor ke media sosial, aku ingin Informasi Ahin tertutupi dengan rapat, jika ada yang berusaha mempublikasikannya lagi, maka tuntut mereka dengan undang-undang ITE!" Titah Edgar.

" Victor, tarik semua investasiku dari Aksa Grup dan hancurkan bisnis orangtua para perundung sialan ini, aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang!" Ucap Edgar.

" Tuan, tapi Aksa grup merupakan salah satu kolega kita yang cukup kuat, lagipula yang bermasalah adalah manager dan Direktur Kepala divisi Investasi nya saja, bukankah ini sedikit berlebihan!?" Tanya Victor dengan nada ragu.

Edgar tersenyum sinis," Aksa grup sudah tidak kita butuhkan, mereka berkhianat dan menjalin kerja sama dengan membanting harga lebih murah pada Supermarket Klenn, mereka dengan mudahnya termakan rumor kalau Gate One akan runtuh, hahahahha.... Berkat kasus Ahin aku menemukan siapa kawan dan siapa lawan!" Ucap Edgar dengan tatapannya yang begitu tajam.

Semuanya terdiam membeku, mereka menenggak saliva mereka dengan kasar. Pria itu sangat mengerikan, bahkan sampai membuat bulu kuduk mereka merinding.

" Gar, kau yakin!? Ini Aksa grup loh!" Ucap David.

" Sangat yakin,"

"Aksa grup, bekerja sama dengan salah satu dari 'orang-orang' itu!" Ucapnya.

David akhirnya paham, kenapa Edgar sampai melakukan hal ekstrim ini. Jelas Aksa grup salah satu pemasok hampir seperempat produk yang dipasarkan di supermarket gate One, tetapi karena mereka berhubungan dengan 'orang-orang' yang Edgar taruh dendam, maka kerjasama dalam bentuk apapun akan hilang dan sirna!

"Hah.... Kasihan sekali," ucap David sambil menghela nafas.

"Apa kau mengasihaniku keparat!?" Ketus Edgar.

David menggelengkan kepalanya," aku kasihan dengan Aksa grup, padahal baru dua tahun ini mereka berkembang begitu pesat, tapi karena salah memilih teman, semua hancur berantakan," ucap David.

Efek besar setelah pelepasan hubungan kerjasama dengan Gate One adalah hancurnya pangsa pasar Grup Aksa yang sebenarnya dibangun dengan menggandeng tangan grup Gate One!

Edgar tersenyum sinis," Victor, setelah selesai, langsung putar isi rekaman perundungan itu di grup Aksa dan seluruh tempat yang terlibat itu, aku ingin lihat apa yang akan terjadi pada orangtua para siswa gadungan itu!" Ucap Edgar.

"Baik tuan!" Balas Victor dengan patuh.

Edgar tersenyum puas. Memberi pelajaran berharga bagi para perundung membuatnya merasa lega dan puas .

" Kapan kau akan mengakhiri perang dengan keluargamu Gar? " Tanya David.

" Aku tidak sedang berperang David, aku sedang mempermainkan hidup mereka!" Ucap Edgar dengan senyuman sinis.

"Lalu, apa kau akan menjalankan rencanamu? Dengan memanfaatkan gadis itu!?" kali ini David bertanya dengan serius, akan tujuan Edgar mendekati Rhea.

" David!" Senggak Edgar.

" Masalah gadis itu dan adiknya adalah masalah yang berbeda, kenapa kau selalu melibatkan segala sesuatunya dengan para pecundang itu!?" protes Edgar.

Dia sama sekali tidak punya niat memanfaatkan Rhea dan Ahin

"Ehh... Kalau begitu maaf," ucap David dengan wajah canggung.

"Tidak ku sangka, Edgar bisa bersikap layaknya manusia, monster buas ini sepertinya sudah menemukan pengendalinya," batin David.

Edgar menatap lama pada dokumen itu, bayang-bayang wajah Ahin yang dipenuhi lebam membuatnya semakin marah.

"Ke markas sekarang!" titah Edgar.

"Baik bos!" balas anak buah pria itu dengan serentak.