NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5 Halte

“Wahh selesai juga…” Gisel merenggangkan tangannya setelah menyelesaikan pekerjaannya, Ia menatap ruangan BEM yang sudah kosong. Lalu melirik jam yang melingkar di tangannya yang sudah menunjukan pukul 10 malam.

“Nggak kerasa udah jam segini, Gue balik apart aja lah” ucapnya sembari mencari ponselnya yang ada di tas.

“Pantes aja Kak Mark nggak nelpon ternyata ponselku mati, mana nggak bawa cas san lagi” ucapnya lalu segera menyusun barang-barangnya kedalam tas.

“Semoga aja masih ada bus lewat” ucapnya lalu segera keluar dari ruangan dan menutup kembali ruangan tersebut.

Di Jam 10 malam kampus masih ramai, apalagi ruang seni yang letaknya ada dilantai bawah gedung yang sama dengan ruang BEM.

Gisel memperhatikan sekitar, Ia tidak mengenal siapapun yang ada diruang Seni sehingga Ia segera berjalan menuju halte yang ada didepan kampus.

“duh, masa nggak ada bus sih, gimana pulangnya ini?” Gisel sedikit takut melihat jalanan yang cukup sepi.

Beberapa saat kemudian ada sebuh mobil hitam yang berhenti didepan Gisel halte, Gisel mencoba memperhatikan sekitar sialnya tidak ada sama sekali orang yang lewat.

Karena ras takut Gisel menggeser duduknya hingga ujung tempat duduk halte, dan pandanganya tertuju pada gerbang kampus berharap ada yang keluar dari dalam.

“Duh kok nggak ada yang keluar yah, apa Gue balik aja lagi ke kampus” gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba sebuah tangan memegang pundaknya…

“Akhhhhh” teriak Gisel berharap akan ada yang menolongnya.

“Heii, tidak akan ada yang mendengarnya” ucapnya dingin.

Gisel tampaknya mengenal suara tersebut, dengan perlahan Ia membalikan badanya dan melihat siapa pemilik suara tersebut.

“Eh Kak Haikal yah, maaf tadi ada mobil berhenti disitu” ucapnya menunjuk mobil yang masih terparkir di tempat yang sama.

“Kak, Gue minta tolong dong, temani Gue disini samapi mobil itu pergi atau sampai ada bus yang lewat” Gisel tampak keringatan, Ia tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa.

“Oke” Jawab Haikal, lalu duduk di samping Gisel

Sekitar 15 menitan mereka duduk tanpa ada yang memulai percakapan, baik Gisel maupun Haikal tampak seperti orang bisu.

“Kak, Gue boleh minta tolong lagi nggak?” tanya Gisel yang dengan ragu-ragu.

“Hmm?” jawab Haikal hanya dengan deheman.

“Aduh, daripada nungguin busa lama mending Gue buang malu buat kali ini aja” ucapnya dalam hati sembari mengatur tekadnya.

“Gue boleh minjam ponsel nggak buat pesan ojol, soalnya kayanya Bus udah nggak lewat deh” ucapnya dengan pelan.

“Gue nggak ada aplikasi ojol, kalau mau Gue antar aja” jawab Haikal dengan datar dan wajah dingin.

“Emang nggak ngerepotin kak” sebenarnya Gisel tidak akan menolak lagi, namun Ia masih tetap Jaim.

“Nggak, itu mobil Gue” ucapnya menunjuk mobil yang sudah membuat Gisel jantungan

“Jadi itu mobil kakak?, kok nggak bilang sih Gue hampir jantungan loh kak” entah kenapa Gisel tidak bisa lagi mengontrol dirinya untuk tidak kesal.

Haikal menaikan bibirnya tersenyum tipis melihat tingkah Gisel yang lucu dimatanya.

“Kamu kan nggak nanya itu mobil siapa, terus nyuruh Gue temenin, yang salah siapa?” Tanya haikal dengan mode wajah datarnya.

“Tapi…” Gisel yang hendak mengomel nyalinya menciut saat melihat wajah datar Haikal, Ia teringat kembali bagaimana Haikal menegurnya saat telat tadi.

“I..Iya deh kak, Emang boleh yah Gue numpang” tanyanya lagi kembali pada mode segannya pada Haikal

“Ya udah ayo, ntar Gue tinggal kalau lama” Jawab Haikal lalu segera berjalan menuju kursi kemudi.

.

Setelah beberapa saat mengemudi kini mereka tiba di parkiran apartemen, namun bukan apartemen Gisel melainkan Haikal. Gisel tidak memberitahukan alamatnya sebelum Ia ketiduran, sehingga Haikal berencana memberikan tumpangan apartemen pada Gisel Karena Ia kasihan padanya.

“Udah sampai yah” ucap Gisel yang membuka matanya dengan susah payah karena rasa kantuknya.

“’Emang ini tempat tinggal Lu?” Tanya Haikal mengisengi Gisel.

Gisele membuka matanya Ia memperhatikan sekitar, dan benar saja ini adalah apartemen tempat Ia tinggal.

“Iya kak, makasih ya” ucapnya lalu segera turun dari mobil.

Haikal hanya memperhatikan langkah Gisel, Ia pikir Gisel masih mengantuk hingga lupa Dimana rumahnya namun melihat langkah Gisel yang pasti menuju lift membuat Haikal yakin jika ini memang tempat tinggal Gisel.

“jadi dia juga tinggal disini?’ ucapnya dengan senyumnya yang hanya sebagian bibirnya terangkat.

.

Tok tok…..

“Gisel……?” teriak Karin dari depan apartemen Gisel.

“Dimana sih dia, udah nggak ngangkat telpon apa jangan-jangan dia nggak pulang yah

Ceklek

“Ngapain Lu?, pagi-pagi ganggu aja” Gisel kembali ke dalam setelah membukakan pintu.

“Lu yang apa-apaan ponsel mati sampai pagi gini, nggak bisa dihubungi” omel Karin

“Semalam Kak Mark nelpon katanya ponsel Lu nggak aktif udah jam 11 malam” lanjutnya lagi.

“Iya maaf, kemarin Gue lupa bawa cas san terus pulangnya udah larut banget dan nggak sempat aktifkan hp, tenang aja lagian semalam Gue udah bilang sama satpam kok jadi pasti udah menghubungi kak Mark” balasnya santai.

“Terus Lu pulangnya gimana dong kalau ponsel lu mati?” tanya Karin kuatir pada temanya.

Pasalnya Ia pulang lebih dulu karena Maminya menyuruhnya pulang.

“Gue pulangnya…” Gisel mencoba mengingat bagaimana Ia pulang.

“Astaga Rin, Lu tau nggak?” ucapnya dengan menghadapkan badanya dan memegang kedua pundak Karin

Karin hanya menggelengkan kepalanya karena Ia tidak tahu apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu.

“Semalam Gue pulang diantar kak Haikal” sambungnya dengan wajah yang seolah tak percaya.

“Kok bisa, Lu nggak di apa-apain kan?” tanya Karin dengan memeriksa tubuh Gisel

“Nggak sih, Cuma Gue dibuat kesal aja, bayangin aja muka dibalik muka datarnya itu dia orangnya iseng banget” jawab Gisel dengan muka dibuat seperti orang menangis

“Lu diusilin, gila sih pasti sosweeat” Karin menyatikkan keduua tangannya dan menyandarkan kepalanya di kedua tanganya yang menyatu.

“Nggak ada sosweeatnya tau, yang ada Gue jantungan” kesal Gisel dengan mengerucutkan kedua bibirnya lalu menceritakan kejadian yang dialaminya semalam…

“Hahahaha….” Tawa Karin pepcah sembari memegang perutnya yang sedikit sakit akibat cerita Gisel.

“Lagian, Lu kenapa nggak sekalian bilang minta diianterin pulang aja, pake segala minta temanin sampai mobilnya pergi hahaha” sambungnya masih dalam mode menertawakan kebodohan sahabatnya.

“Yahh kan Gue nggak enak, Lu bayangin aja bagaimana mukanya pas Gue telat” Gisel menaikan kedua bahunya karena merinding membayangkan tatapan Haikal padanya.

“Tapi kalian jadinya berduaan dong dimobil terus Lu nunjukin jalan pulang kan, ahhhh sosweaat… Gue juga pengen” Karin membayangkan bagaimana orangg secool Haikal membantu sahabatnya.

“Tapi bentar deh kayanya ada yang aneh” ucap Gisel mengingat Ia tidak memberitahukan alamatnya pada Haikal

“Gue nggak ngasih tau alamat loh, kok bisa kak Haikal tahu apartemen Gue” ucap Gisel.

“Lu yakin nggak ngasih tau?” Karin memastikan

“Yakin Rin…” jawabnya

Keduanya saling memandang kebingungan….

.

“Kakak semalam nggak balik?” tanya Candra

“Nggak, kakak nermalam diapartemen soalnya cape banget” jawabnya singkat lalu duduk disamping Candra dan Jigar yang sedang bermain PS.

Jarak apartemen mereka memang dekat dengan kampus dibbanding rumah tempat tinggal mereka jadi Candra tidak bertanya lagi.

“Jigar Lu nggak ikut organisasi apa gitu dikampus?” tanya Haikal.

Haikal suka menasihati Jigar yang lebih penurut dibanding Candra adiknya

“Ikut kak, Gue ikut Seni bareng dua teman baru Gue” jawabnya tanpa mengalihkan fokusnya pada tv

“Dia aja ngambek Gue iikut BEM, giliran dia ikut seni bareng teman-teman barunya” singgung Candra pada Jigar yang suka nagmbek padanya.

“Kita kan udah janjian ikut organisasi seni, tapi Lu aja yang tiba-tiba masuk BEM” kesal Jigar.

“Lagian sayang Can, suara kamuu bagus tapi nggak mau diasah” ucap Yuna bundanya yang baru saja datang membawakan cemilan dan minum.

“Kal, mau bunda buatin minum juga?” tanya Yuna

“Nggak Bun, Haikal Cuma pengen ngemil” jawab Haikal yang juga memperhatikan permaina adiknya dan adik sahabatnya.

“Gimana Can Lu nggak mau pertimbangin organisasi Seni?” tanya kembali Jigar

“Nanti deh, lagian urusan BEM juga sibuk banget, bakalan nggak sempat nanti kalau harus bagi dua” jawabnya,

Candra juga merupakan anak yang mageran sehingga baginya akan melelahkan jika harus mengikuti dua organisasi sekaligus. Apalagi dijurusanya juga cukup menguras tenaga perihal tugas.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!