Menikah Karena Skandal

Menikah Karena Skandal

Eps. 1

Rhea Red Amber namanya. Gadis cantik dengan segala kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Percaya diri, mandiri dan pekerja keras. Satu-satunya yang paling dia sukai di dunia ini adalah uang.

Perempuan normal yang selalu ingin tampil cantik meski budget pas-pasan. Tak munafik meski dia hidup sederhana dan pas-pasan, dia penyuka benda berkilauan seperti seekor burung gagak yang mengumpulkan mutiara di kandangnya.

Dia sangat menyukai berlian karena menurutnya benda itu bersinar terang di manapun dia diletakkan, bahkan lumpur hitam berisi kotoran sapi saja bisa jadi mahal karena dihias permata.

Tapi taraf kegilaan nya hanya sampai batas menikmati keindahan batu permata itu. Untuk membeli dia akan menolak dulu sampai dia jadi triliuner yang punya segalanya dan bisa beli batu-batu itu sebagai mainan.

"Kerja keras untuk dapat cuan, no cuan no life!" Slogan khas gadis berambut biru langit dengan senyuman manis diikuti pipi merah merona alami bak didempul blush on itu. Dia tak perlu repot memakai blush on karena Tuhan sudah memberinya blush on alami di kedua pipi chubbynya.

Wajahnya manis dan cantik, kulitnya putih bersih karena sering dia rawat dengan potongan mentimun segar sebelum mentimun itu berakhir mendarat di lambung karetnya. Senyuman manisnya dia dapat dari kulit pisang dan jeruk yang setiap hari dia gosok ke giginya mengikuti tutorial memutihkan gigi dari internet.

Kuotanya habis untuk mencari cara perawatan diri dan membaca komik online dari situs illegal karena enggan berlangganan pada aplikasi. Sungguh gadis normal dengan kantong kembang kempis sesuai keadaan.

Awal bulan dia akan makan besar mentraktir kucing tetangga dan teman-temannya di sekitar jalanan tempat tinggalnya, akhir bulan dia hanya cukup makan obat lambung di campur air putih karena semua pengeluaran bertumpuk di akhir bulan.

"arrkhhhh... Aku laphaaarrr...." Teriak gadis itu sambil mendendangkan kedua kakinya ke udara. Menggeliat di atas tikar rajutan dari daun kering, menatap kosong ke penanak nasi yang sudah berhenti bekerja sejak malam tadi karena semua uang Rhea habis untuk membayar air, listrik, kuota internet (ini yang paling penting), bahan jualan goreng dan biaya sekolah adik kecilnya yang masih kelas 1 SMA.

Dia menatap nasi dan ikan asin di atas meja dengan air liur menetes, dia merangkak dengan tangan terulur ke arah tudung saji, wajahnya berkerut seperti tak makan dari tahun kemarin.

Plak!! Plak!!

"Sadar goblok, itu untuk Ahin!" Kesalnya sambil menampar pipinya sendiri.

"arkhhh tapi aku lapaaaar...." Teriaknya lagi sambil guling-guling di atas tikar, merengek bak anak kecil karena kelaparan di rumahnya sendiri.

Gadis itu duduk bersila sambil mengacak-acak rambutnya, menatap kesal pada kedua tangan nakalnya.

"Salahku juga memesan pizza dan minuman mahal hari itu, harusnya satu potong saja untuk ulang tahun Ahin, aku seharusnya tidak seboros itu, arhhh... Rhea, jelas-jelas biaya hidupmu besar kenapa kau boros sekali!" Dia hanya bisa mengomeli dirinya sendiri.

Gadis berusia 25 tahun itu hidup dalam keadaan yang tidak mengenakkan sebab dia dan adiknya adalah korban kejahatan orangtua mereka. Keduanya dibuang setelah ayah dan ibu mereka bercerai dan memiliki keluarga masing-masing.

Di usia 18 tahun, harapan Rhea untuk melanjutkan kuliah harus pupus karena perceraian orangtuanya, dia dan adiknya diusir bahkan oleh nenek dari pihak ayah dan ibu mereka.

Tidak ada yang mau menerima Rhea dan adik laki-laki nya, sejak saat itu Rhea mengambil peran sebagai kakak, ayah dan ibu bagi adiknya yang kala itu masih berusia 8 tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Rhea berjualan goreng dengan gerobak yang dia buat sendiri dari sisa gelondongan kayu milik tetangganya yang sudah tua. Selain menjual goreng dia juga menawarkan jasa serba bisa untuk berbagai jenis pekerjaan yang bisa dia lakukan selama pekerjaan itu normal.

Beruntung mereka tinggal di komplek yang ramah dan baik, meski ada saja yang julid dan mengejek kehidupan mereka.

Tetapi Rhea menutup mata dan telinga serta menjalani hidupnya dengan caranya. Beruntung keduanya saat itu bertemu langsung dengan seorang nenek tua yang merupakan pemilik rumah mereka saat ini. Meski rumah semi beton itu terlihat tua, tetapi masih layak untuk ditinggali.

Keduanya hidup di sana sambil berusaha agar mereka tidak mati karena kelaparan.

Huuupp.. Haaahhh...

Puk! Ppuk!

Rhea menepuk kedua pipinya dengan lembut, menarik nafas perlahan-lahan dan menenangkan dirinya. Di ambilnya pil obat maag dan segelas air mineral lalu ditelannya obat itu agar lambungnya tidak lagi berpesta ria.

"Ayo kita bekerja Rhea, bulan depan harus lebih hemat!" Ucapnya pada dirinya.

Yakinlah, ini bukan kali pertama dia mengatakan hal itu. Dia berulangkali mengucapkan kata-kata ajaib itu tapi berakhir mengingkarinya.

Rhea memulai mengolah bahan gorengannya. Ada pisang, sayuran, tempe dan tahu yang siap dia olah sebagai bahan utama. Nama usahanya cukup unik, orang-orang memanggilnya sebagai "Gornyus Neng Biru" karena rambut biru Rhea yang jadi ciri khas gadis itu. Entah dia memiliki kelainan, tetapi rambutnya sudah biru sejak kecil, seingatnya dia diberitahu dirinya pernah terpapar semacam zat kimia yang menyebabkan rambutnya berubah biru seperti itu, sebab adiknya memiliki warna rambut pirang mengkilap yang menarik perhatian.

"Adududududu... Sakitnya jatuh cinta... Disimpan tak berguna dibuang sayang.. aye aye!!" Celetuk nya seraya bersenandung lagu dangdut ciptaannya untuk meledek tetangga yang suka karaokean sampai suaranya terdengar ke seluruh komplek.

Hidup di kota besar itu memang merepotkan, jalanan padat, cuaca panas, cari cuan pun tak segampang memutuskan pacar.

"Cihuyyy... Kalau aku kaya nanti, aku akan menikahi pangeran tampan dengan wajah bagai porselen sampai lalat pun terpleset di wajahnya, "

"Pria kaya raya, Rhea menantikanmu uhuuuyiiiii!!!" Celetuknya sambil goyang ke sana kemari sambil tertawa cengengesan. Khayalannya sebagai anak gadis yang jomblo sejak lahir tidak lah jauh, seandainya karakter komik yang dia baca jadi nyata dia ingin para pria gepeng itu muncul dan menemani malamnya yang sepi.

Rhea asik dengan musik pop yang dia putar, mengolah bahan gorengan sambil menikmati hidup sampai dia benar-benar lupa dengan nyanyian mars para cacing kelaparan di perutnya.

Di saat yang sama, pintu rumah dibuka dengan kasar, tapi Rhea tak memperhatikan sama sekali.

" Kak Rheaaaa... Toloooong!!!!!" Suara teriakan anak laki-laki terdengar.

Degh!!

Jantung Rhea hampir copot, pisau yang dia pegang sampai jatuh ke atas lantai karena terkejut mendengar suara teriakan adiknya yang dia sayangi. Tanpa alas kaki dia berlari ke ruang depan dengan wajah panik," Ahin ada apa!?" Pekiknya dengan nafas tersengal-sengal.

Dia paling takut jika terjadi sesuatu pada satu-satunya adik yang dia sayangi.

Rhea terdiam membisu saat melihat bercak merah berceceran di atas lantai. Seorang laki-laki sedang terluka, nafasnya tidak stabil. Tatapannya terlihat datar dan dingin, dia gemetaran dan hampir ambruk ke atas lantai.

"A-Ahin apa yang terjadi!??"

"Ahin ada apa ini!? Kenapa kamu....." Rhea terdiam dengan wajah syok, dia sampai pucat melihat ceceran darah di atas lantai dan di pakaian Ahin. Jantung Rhea berdegup sangat kencang menatap semua itu.

"Kak... Ce-cepat bantu Ahin.. uhuk... Uhuk... Tolong kak..." Ucap Ahin dengan nafas tersengal-sengal.

Terpopuler

Comments

Allethia Herra

Allethia Herra

bakal ngegantung lagi ga thor ceritanya seperti yang sudah2 😁 lagi seru2nya baca tiba2 menghilang end gitu aja

2024-03-10

2

Sea Moon

Sea Moon

baru awalan sudah sangat bagus ceritanya.

🤭 suka slogan nya no cuan no life, bener nggk nih ya saya nulisnya

semangat berkarya thor

2024-03-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!