ini adalah sebuah divisi rahasia yang menyelidiki hal-hal yang tak masuk di akal. Ki sarma aji sebagai pemimpin divisi ini akan menguak tabir gelap kasus-kasus mistis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi satu suro bag 2
Setelah 4 jam menanti dengan gelisah. akhirnya mahendra pun keluar dari ruang icu dan menuju ruang tunggu dimana ki sarma berada. ki sarma yang memang sudah gelisah pun bangkit lalu menyambutnya.
"Bagaimana keadaan nya mahendra?". ki sarma bertanya dengan cemas.
"Aku belum tahu ki. dokter hanya bilang untuk menunggu hasilnya. sementara darahku pun telah diambil untuk ditransfusi ke benji".
"Apa kau lihat bagaimana keadaan tubuh benji?".
"Masih tak sadarkan diri dan masih pucat ki. darahku yang dua kantung baru saja di transfusi. kita berdoa saja ki sarma. mudah-mudahan benji membaik".
"Ya kau benar mahendra. kita harus tetap berdoa dan berharap pada tuhan yang maha kuasa".
Kegelisahan mereka pun berkurang dikala mereka ingat pada tuhan yang maha kuasa. hanya kepada dia lah kita bisa berharap. dan hanya kepada dia lah kita berdoa.
Waktu pun terus berjalan. hingga dua jam selanjutnya dokter gunawan keluar dan menemui mereka.
"Ki sarma. kemarilah". dokter itu memanggil
ki sarma pun bangun dan menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaanya dok?".
"Ya ki sarma. setelah kami berusaha untuk mentransfusi darah saudara mahendra maka bisa dikatakan keadaan nya mulai membaik. detak jantungnya mulai normal. ini semua berkat darah dari saudara mahendra dan pertolongan yang maha kuasa". ki sarma pun bernafas lega sambil mengucap syukur kepada tuhan yang maha esa.
"syukurlah dok. kami berterima kasih sekali dengan dokter beserta tim nya". dokter itu pun tersenyum
"Kita hanya bisa berusaha ki. selanjutnya yang maha kuasa lah yang menentukan. tapi aku mau bertanya sesuatu ki sarma. pertanyaan ini datang dari kejanggalan yang kuperhatikan". ki sarma mengerutkan keningnya
"Janggal?? bagaimana maksudnya dok?".
"Hmmm.. begini ki sarma. aku tak melihat sedikit pun luka pada pasien. lalu bagaimana begitu banyak darah bisa menghilang dari tubuh pasien?. mungkin kau mengetahuinya?".
Ki sarma pun bingung ingin menjawab apa. dan akhirnya saling berpandangan dengan mahendra. tapi mahendra pun diam saja.
"Ohh begini dok..aku sendiri tak mengerti. tiba-tiba ia diketemukan sudah seperti itu". dokter itu pun memandang ki sarma dengan agak curiga. tapi sebagai dokter memang bukan urusan nya menyelidik lebih lanjut.
"Baiklah ki sarma. mungkin pasien hanya kekurangan darah saja. Nah bila kalian ingin menjenguknya silakan. tapi kami hanya memberi waktu 30 menit".
"Terima kasih dok. kami memang ingin menjenguknya".
"Marilah".
Sesampainya di ruang icu tampak benji masih belum tersadar. tapi mesin pendeteksi jantung itu terlihat berbunyi normal dan tak berjeda lama lagi.
" Pasien sudah membaik. kadar HB darahnya sudah normal. detak jantung juga mulai membaik ki sarma. tapi kemungkinan pasien akan tersadar esok pagi". begitu penjelasan dokter.
"Baik dok. sekali lagi kami beterima kasih kepada dokter".
"Ya. ya ki sarma. nah aku tinggal dulu. 30 menit lagi aku kembali".
Maka dokter itu pun keluar. Namun ketika baru saja ki sarma mendekati benji. tiba-tiba terdengan letusan pistol yang berasal dari lantai atas gedung rumah sakit itu.
"Dor...dorrr..dorrr". letusan pistol itu terdengar beberapa kali hingga membuat ki sarma dan mahendra terkejut.
"Ada apa ini ki?".
"Entahlah mahendra suara letusan itu berasal dari lantai atas".
Selagi ki sarma berbicara terjadi kejutan kembali. terdengar seseorang tertawa dengan keras hingga memekakkan telinga dan membuat rumah sakit itu bagai dilanda gempa
"Wuahahahaha. huahahahaha".
Lantai tempat ki sarma dan mahendra berpijak bergetar hebat
masokis dia ya