NovelToon NovelToon
Derap Dalam Gelap

Derap Dalam Gelap

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:592
Nilai: 5
Nama Author: Thara 717

Gresen sudah tertidur pulas. Suara itu selalu membuatku terbangun. Ya, seperti suara sepatu dengan sol keras melintasi kamar kami.
tuk...tuk...tuk...
Beda denganku, Gresen bilang tak pernah mendengar apa-apa.
"Mungkin suara jam dinding disuatu tempat" Itu yang kupikirkan saat kali pertama mendengarnya. Namun mana ada jam dinding yang berpindah-pindah. Aku pernah mengintip keluar lewat jendela. Tak ada apa-apa.
Akra dan Gresen adalah teman dekat. Karna sering ditinggal ortu yang sibuk, mereka sering berlibur bersama. Tapi ada yang janggal setiap kali mengunjungi desa neneknya Gresen. Ada suara aneh diluar kamar mereka.
Sebuah suara antara ada dan tiada, mengantarkan mereka pada misteri yang penuh tanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thara 717, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Festival desa

Didesa neneknya Gres festival masih berlangsung. Lank tak tampak dimanapun. Hanya ada Rei yang mengikuti kami kemana-mana.

Aku kembali dan segera menuju lokasi festival. Setelah berlama-lama didesa seberang sungai, ada satu hal yang kusimpulkan, rumah-rumah disana kebanyakan punya ruang rahasia. Aku belum menelusuri semua terowongan bawah tanah disana. Tapi, ada satu hal yang kemungkinan benar. Terowongan bawah tanah disana melewati kamar belakang.

Setelah memikirkanya beberapa kali, aku memutuskan agar tidak menelepon polisi disana. Namun, faktanya hingga sekarang belum ada tanda-tanda polisi datang kedesa diseberang sungai.

Nenek memperkenalkan pada kami jenis karangan bunga yang dibuat dengan cara ditempel. Kami juga melihat benda-benda lain, seperti lampu hias. Vas bunga, lampu tidur, pigura foto, pot gantung, taplak meja, berbagai hiasan lain seperti lampu hias dan lain-lain.

Rei senang sekali menikmati kue yang entah apa namanya. Kue itu dibuat dari tepung yang diisi daging dan dibakar.

"Ini sangat enak. Sayang sekali Gres tak ada disini." Kata Rei. Suasana Festival sangat ramai. Padahal kampung neneknya Gres memiliki penduduk yang banyak.

Disini banyak orang-orang dengan kostum kepala gunung yang dibuat khusus untuk festival. Menurutku sebaiknya sesekali Gres mencobanya.

Sebagai pertunjukan akhir malam ini, ada pertunjukan tari dan pembukaan ruang lukis. Diruang lukis malam ini ada banyak lukisan kuno yang sudah sangat lama disimpan.

Malam sudah semakin larut, dan hari menjadi lebih dingin. Meskipun demikian masih banyak pengunjung yang ada disana. Pengunjung-pengunjung itu datang dari berbagai daerah. Karna 'red hill' dan desa neneknya Gres terletak jauh dari desa lainya, semua tamu hampir berasal dari orang-orang asing yang dari daerah yang jauh.

Nenek kelihatan sangat antusias dan senang. Rei membeli banyak jajanan kantong jajanannya memenuhi kedua tanganya dikanan dan kiri.

"Kau sudah pulang. Tadi nenek menanyakan sesuatu kalian. Mana Gres?" Katanya.

"Dia tidak bisa pulang. Mungkin dia akan menelepon sebentar lagi." Nenek menghampiri beberapa anak-anak yang membawa lilin dalam keranjang rotan. Mereka melihat manekin-manekin berbentuk hewan yang terbentuk dari lilin.

"Nenek mengatakan kalau kalian tidak sebaiknya datang kesana. Jika kalian mengatakan akan pergi kesana mungkin beliau tidak mengijinkan." Kata Rei.

"Mana Lank?"

"Dia tidak ada disini. Tadi katanya akan kepasar sebentar."

Kami membeli popcorn dan duduk dikursi dekat patung bunga sangat tinggi. Aku mengatakan apa yang tadi kami alami tadi.

Rei mendengarkan dengan sedikit kesal. Bukan karna dia tidak suka mendengarnya cerita. Tapi, karna dia berkali-kali tidak diijinkan ikut.

Beberapa penggunjung asing masih meneliti benda-benda seni dan kerajinan disekitar kami. Sedangkan anak-anak mulai berkurang.

Kami akan beranjak pulang kerumah masing-masing. Saat tiba-tiba terlihat sebuah lukisan yang begitu persis dengan foto yang dikirim orang tuaku untuk Gres.

Pemandu ruangan mendekat. Dalan lukisan itu tergambar seseorang perempuan dengan keranjang di tanganya. Pegunungan tergambar dengan indah sebagai latar belakangnya.

"Ini yang disuruh orang tuaku dikirimkan." Rei mendekat dan melihat lukisan itu.

"Apa ini melukiskan kehidupan desa ini jaman dulu?"

"Ya. Desa ini dulu merupakan desa terakhir." Kata neneknya Gres.

"Begitu." Aku mengeluarkan ponsel dan memotret beberapa foto. Jaringan malam ini kurang baik meski langit tampak cerah.

Aku menemukanya, apa ini lukisanya.

Benar. Orang tuaku segera menjawab chat.

Apa yang harus kita lakukan pada lukisanya.

Tolong minta salah satu dari pengurus lukisan itu untuk melepaskannya dari bingkai.

Ini merepotkan. Tapi, biarlah.

Rei segera berlari mendekati seseorang petugas. Dia tampak sedikit bingung, tapi akhirnya dia mendekati lukisan yang dimaksud.

Setelah menjelaskan ada sesuatu yang ingin kami periksa, lukisan itu diangkat dari gantungan. Petugas pameran mengatakan sebenarnya lukisan itu tidak pernah dibuka sebelumnya. Dia membuka bagian bingkainya dengan sangat hati-hati.

Sebenarnya Rei merasa bersalah karna mereka menyuruh seorang petugas yang bukan dibidangnya untuk melakukan hal tersebut pada lukisan yang seharusnya mendapatkan perawatan khusus.

Setelah memisahkan bagian bingkai dan kacanya mereka melihat bagian yang ada dibalik lukisan tersebut tertoreh beberapa tulisan, tulisan itu tidak terlalu jelas, sepertinya disana tertulis

Red hill

Hanya itu.

Red hill. Semenjak kami datang kesini. Mengapa kata red hill begitu sering terdengar.

"Ini adalah lukisan saat nenek masih anak-anak. Dulu disini ada seorang pelukis yang sangat terkenal. Ya, nenek tidak sempat mengenal namanya."

Malam itu kami mengajak nenek bercerita panjang lebar tentang 'red hill'. Kata nenek, dulu Red hill adalah gunung berapi yang begitu aktif.

"Setelah meletus, gunung itu berubah menjadi tempat yang hijau dan subur.

Dan sekarang, kau tau kan, tempat itu menjadi hutan lebat."

"Nek, apa ada desa selain desa ini?" Tanyaku.

"Sepertinya begitu, tapi sekarang mungkin sudah tak ada lagi." Kata nenek. Aku tidak mengerti apa yang nenek maksud. Hari itu, kami tidur diruang depan. Nenek mengatakan Lank pergi selama dua hari.

"Dia baru pulang besok lusa." Kata nenek.

Seseorang melihat rumah neneknya Gres dari halaman belakang. dia menatap pintu dan jendela dari kejauhan.

"Kau tau, rupanya." Katanya.

1
miilieaa
haloo kak.. semangat berkarya 😊😊
Thara 717: Terimakasih.
total 1 replies
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Sudah jadi bagian hidupku. 🤗
Mưa buồn
Ceritanya menghibur sekali.
Sharon Dorantes Vivanco
Membacanya membuat aku merasa ikut terlibat dalam setiap adegannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!