Ponsel siapa ini " ucap Rani pada dirinya sendiri ketika mendapati sebuah ponsel hitam sedang tergeletak di sudut lemari milik suaminya .
Karena penasaran gadis berambut panjang itupun mengambil ponsel tersebut dari tempatnya dan bermaksud menanyakannya nanti kepada suaminya yang masih berada di dalam kamar mandi saat ini .
tlinggg
Ponsel hitam tersebut terlihat menyala ketika sebuah pesan masuk kedalam ponsel tersebut .
Deg!!
Jantung Rani pun seakan berhenti di tempat tatkala kedua mata indahnya tak sengaja melihat foto wallpaper yang sedang digunakan pada layar ponsel asing tersebut .
Detik itu juga kepercayaan yang selama ini terbenam kuat untuk sang suami tercinta langsung hilang seketika , tatkala wanita cantik itu melihat sebuah gambar yang menampilkan sosok suaminya dengan seorang wanita cantik berjilbab dengan gaya yang sangat mesra .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
" Maaf cari siapa ya..? " tanya bi Dian sembari menelisik sosok wanita yang saat ini tengah berdiri di hadapannya
" Saya kesini ingin bertemu..."
" Assalammualaikum bi , maaf ganggu " ucap Bara memotong ucapan Sinta di hadapannya
Pria itu terlihat dengan santun mencium tangan bi Dian , begitu pula dengan Sinta disampingnya
Bi Dian bisa menebak bahwa wanita yang saat ini sedang di bawa Bara kerumahnya merupakan istri kedua dari pria itu
" Mau apa lagi dia kemari ? Awas saja kalau mau buat Rani ku sedih lagi . Beneran bakalan ku jambak tuch rambut si Bara biar sampai botak tak punya rambut sekalian " batin Bi Dian masih terlihat menelisik tujuan suami istri itu kemari
" Maaf bi , Raninya ada ? " tanya Bara dengan suara sesopan mungkin
tujuan ia kemari tentu saja untuk memperbaiki hubungan rumah tangganya dengan istri pertamanya tersebut, dan kali ini dengan bantuan Sinta - istri keduanya .yang telah berjanji kepada Bara bahwa ia akan membantu berbicara kepada Rani agar wanita itu mau mencabut surat gugatan cerai yang ia layangkan kepada dirinya di kantor pengadilan agama dan kembali menjadi istrinya kembali
Padahal dalam hati , Sinta merasa malas sekali harus membantu urusan suaminya dengan Rani . Malahan wanita itu berharap agar perceraian mereka cepat terjadi agar ia bisa menjadi satu - satunya wanita yang bertahta di dalam rumah tangga serta hati yang Bara miliki
Namun apa daya , Sinta harus bermain pintar
Ia tak mungkin menunjukkan ketidak sukaannya itu secara terang - terangan terhadap Bara
Wanita berhijab lilac itu ingin bermain secantik mungkin , agar Bara tetap menganggapnya sebagai wanita yang baik , berhati lembut selalu suka mengalah dengan sang istri pertama
Padahal aslinya mah dajal berkedok bidadari
" Raninya ada didalam sedang masak sarapan pagi , kalau bibi boleh tahu ada perlu apa ya..? " tanya Bi Dian berusaha sesopan dan sesabar mungkin
Ia tahu pasti ada maksud terselubung pria pengkhianat itu datang kerumahnya
siapa yang tak curiga coba , karena kemarin malam saja pria itu terlihat pergi dengan marah tak terima dengan permintaan gugatan cerai yang dilayangkan oleh Rani kepadanya
Namun pagi buta begini , pria itu sudah datang bertamu dengan wajah yang kelihatan ramah dan sopan serta membawa istri sirinya pula untuk bertemu dengan Rani
" Saya ingin membicarakan masalah rumah tangga kami saja bi , siapa tahu Rani mau berubah pikiran tentang keputusan yang ia ambil kemarin " balas Bara yang diangguki oleh Bi Dian
" Baiklah kalau begitu , tunggu sebentar ya..bibi panggilkan Rani dulu...kalian mau minum apa , biar sekalian bibi buatkan di dalam ? " ucap Bi Dian seraya hendak melangkah masuk kedalam rumah
" Gak usah repot - repot bi , kami hanya sebentar kok disini " tolak Bara
" Ah..gak apa - apa , gak ngerepotin kok .. Duduk dulu ayo...jangan berdiri terus , kursi bibi bersih kok " canda bi Dian guna menghilangkan rasa kecanggungan yang ada diantara mereka bertiga
****
" Ran..ran..." Bi Dian tampak berjalan cepat menghampiri Rani yang masih setia berkutat di dapur
Melihat raut tak biasa yang dikeluarkan oleh bibinya membuat Rani jadi penasaran dan langsung bertanya " Ada apa bi , kok mukanya kayak baru habis lihat hantu begitu ? " ucap Rani sambil mengkerutkan dahi
" Ini lebih serem dari hantu Ran , tuch si Bara datang didepan ingin bertemu sama kamu . Dan kali ini ia tak sendiri , ada wanita pelakor itu juga dibawa kesini " jelas Bi Dian yang membuat Rani semakin mengkerutkan alisnya bingung
" Untuk apa mereka kemari ? " Rani tampak penasaran , segera wanita itu terlihat melepaskan celemek masak yang ia pasang pada badannya agar tak terlalu menodai pakaian rumahan yang saat ini sedang ia pakai
" Katanya sih , mau membicarakan masalah keputusan kamu yang ingin berpisah dengan Bara " jelas Bi Dian kembali yang membuat Rani jadi telihat mengangguk mendengarnya
" Ya udah aku kedepan dulu kalau begitu bi "
" Ya udah sana , bibi mau telpon Anton dulu . Mana tahu ntar terjadi apa - apa . Bagaimanapun kita harus waspada , soalnya suamimu rada setres karena beristri dua " ucap Bi Dian yang membuat Rani jadi tertawa kecil mendengarnya , bibinya ini memang lucu . Cocok jadi pelawak kondang .
Dengan mengucapkan bismilah , Rani pun berjalan menuju ruang tamu . Tak lupa ia membawakan dua gelas minuman serta beberapa jenis camilan ringan di tangannya , yang hendak ia suguhkan kepada kedua orang tamu yang kehadirannya tak diundang dan diharapkan tersebut oleh Rani ke rumah bi Dian
" Maaf menunggu lama..." ucap Rani sembari meletakkan minuman dan camilan ringan yang ia bawa di atas meja
Melihat kedatangan Rani , benar - benar membuat Bara jadi tak berkedip
Baru sehari pria itu tak bertemu dengan istri pertamanya tersebut sudah membuat Bara jadi rindu setengah mati
jika diperbolehkan rasanya saat ini Bara ingin sekali merengkuh tubuh mungil milik istrinya tersebut untuk ia peluk sayang dan manja seperti dulu sebelum pernikahan keduanya terbongkar
Sedangkan Santi disampingnya hanya bisa mengepal tangan kuat ketika melihat tatapan sorot mata penuh cinta yang dilayangkan oleh Bara kepada Rani
Bagaimanapun ia tak boleh marah , image sebagai istri penyabar yang selama ini ia bangun tak boleh hancur karena kecemburuan buta yang ia miliki kepada Bara dan juga Rani dihadapannya saat ini
" Ekhem...maaf mas..mbak Sinta , kalau boleh tahu ada perlu apa ya..mbak dan mas kesini ? " tanya Rani berusaha melepaskan rasa canggung yang ada
Entah mengapa ia begitu risih ketika dipandang seperti itu oleh Bara , padahal kenyataannya pria itu masihlah berstatus sebagai suami Rani saat ini
Mungkinkah ia sudah tak mencintai Bara lagi sekarang , tatkala mengetahui perselingkuhan suaminya itu dengan wanita lain ? Pikir Rani didalam hati kecil miliknya
Ditanya seperti itu Bara langsung menatap ke arah Sinta berada , berniat memberi code alam kepada istri sirinya itu agar segera membujuk Rani agar tak jadi menggugat cerai dirinya
Sinta yang ditatap seperti itu pun mau tak mau harus mengikuti keinginan Bara
Bagaimana pun ia sangatlah mencintai pria tersebut , dan tak bisa menolak permintaan sang suami
Padahal dalam hati enggan sekali Sinta untuk membujuk madunya itu agar bertahan bersama Bara
Hembusan nafas panjang terdengar keluar dari dalam mulut Sinta sejenak
" Begini mbak , kedatangan saya kesini untuk menemani mas Bara mungkin sudi kiranya mbak Rani mau mencabut gugatan cerai yang mbak layangkan kepada suami kita " ucap Rani yang membuat Bara langsung tersenyum senang mendengarnya , tapi tidak bagi Rani
Ketika kedua telinganya mendengar kata ' suami kita ' dari dalam mulut Sinta saja sudah membuat telinga wanita itu jadi langsung berubah panas seketika. Apalagi harus melihat kemesraan mereka tiap harinya apabila Rani tak jadi bercerai dengan Bara
Bisa - bisa Rani , bisa langsung berubah jadi wanita stres seketika
No
Big no
Rani masih dalam tahap waras untuk mempertahankan mahligai pernikahan mereka yang sudah terasa tak sehat ini