Niatnya ingin mengunjungi sang kakak dan berlibur ke luar negeri, tapi nahas dia malah terlibat dengan seorang mafia.
"Buat milikku berdiri, baru aku akan melepaskan mu?"
"Memangnya benar tidak bisa berdiri? Mari kita lihat, waah bener, ini lemes bener."
Brisia Aalin Winkler adalah seorang ilmuwan. Dia tertangkap mafia yang mengalami disfungsi ereksi. Pria itu ingin Brisia membantunya karena sebentar lagi dia akan menikah dengan sang tunangan.
Lalu, apakah Brisia bisa membantu?
Dan, mengapa pria itu tidak mencari dokter malah alih-alih mencari seorang ilmuwan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pawang 09
Bluuk
Wilma menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya dia sangat lelah, padahal tidak melakukan apapun. Dia sama sekali tidak melakukan pekerjaan berat.
"Menikah? Haah, apakah benar aku bisa menikah dengannya? Apakah benar aku bisa hidup dengan satu orang yang sama. Arghhhh!"
Wilma mengacak rambutnya dengan kasar. Wanita berkulit putih dan mulus itu seolah merasa frustasi dengan pernikahan yang hanya tinggal di depan mata.
"Apa aku tolak saja ya?"
Pikiran itu tiba-tiba merasuk ke dalam pikiran Wilma. Dia merasa tidak siap dengan sebuah komitmen dan ikatan. Namun jika dia melakukan, segala hal yang akan dimilikinya pun akan hilang.
Sebuah pilihan sulit bagi Wilma. Bukan, sebenarnya bukan sulit. Yang menganggap itu sulit adalah Wilma sendiri.
Archie pria yang begitu tulus mencintainya, tapi Wilma tidak merasa begitu. Dia bahkan jengah dengan sikap Archie yang sedemikian itu.
Drtzzz
Wilma mencari ponselnya yang masih berada di tas. Dia buru-buru melihat siapa yang menghubunginya. Ketika nama Archie yang terpampang di sana, Wilma memilih mengabaikannya.
Saat ini wanita itu sedang merasa enggan dengan sang tunangan. Bersama sudah sedari lam membuat Wilma merasa bosan dengan hubungannya.
Drtzz
Ponsel miliknya kembali berdering. Awalnya dia enggan melihatnya, namun setelah 3 kali berbunyi, Wilma pun melihat siapa kali ini yang menghubunginya. Dia tersenyum lebar saat melihat nama seseorang di sana.
"Ugh hai Babe, kenapa lama sekali tidak di jawab hmmm?'
"I'm so sorry aku pikir kamu orang lain. Ada apa hmm."
"Serius kamu masih bertanya demikian? Aku merindukanmu, mari bertemu."
Wilma nampak antusias. Dia bagun dari atas ranjang dan membuka lemarinya. Sambil memilih baju, dia membiarkan pembicaraannya di telepon tetap berlangsung.
"Oke, ayo bertemu. Di tempat biasa ya?"
"No, kali ini ganti tempat saja ya. Aku ingin suasana lain, dan aku yakin kamu pasti suka."
Wilma mengangguk cepat, dia mengatakan bahwa dirinya setuju.
Setelah telepon dimatikan, Wilma bergegas mengganti bajunya. Dia menanggalkan semuanya dan mengganti dengan yang bersih. Tak pula parfum ia semprotkan ditubuhnya.
Cekleek
drap drap drap
"Mau kemana lagi kamu? Baru saja pulang sudah mau pergi lagi." Kali ini yang menegur adalah sang ayah. Bukan sekali ini Brodie melihat putrinya pergi saat malam sudah berjalan seperempatnya. Namun dia juga tidak bisa selalu melarang mengingat usia Wilma bukan lah anak kecil lagi. Usianya 28 tahun, dimana usia itu sudah dengan bebas mau melakukan apa saja.
Hanya saja yang dikhawatirkan Brodie adalah jika Wilma melakukan perbuatan yang membuat hubungan mereka dengan Archie buruk. Sungguh Brodie tidak mau akan hal itu.
"Oh ayolah Dad, aku bukan bayi lagi yang harus selalu ditanya kemana akan pergi, kenapa baru pulang? Aku lelah selalu di seperti itu kan. Aku hanya ingin menikmati waktu ku, sebelum penjara itu benar-benar membelengguku."
Tap tap tap
Wilma pergi dengan perasaan kesal. Dia sangat jengah dengan perlakuan over protektif dari kedua orang tuanya.
Over protektif nya mereka bukan karena anak mereka takut kenapa-napa tapi karena mereka tidak mau Archie jika Wilma berbuat yang tidak seharusnya.
Bruuummm
Mobil melaju dengan cepat meninggalkan rumah. Wilma bahkan sama sekali tidak menoleh ke belakang.
"Ya, aku sudah di jalan."
"Oke, aku sudah kirimkan alamatnya. Kamu tinggal ikuti petunjuk arah di ponselmu."
Wilma menginjak pedal gas nya lebih dalam. Ia ingin segera cepat santai ke tempat dimana dirinya akan bertemu dengan seseorang. Seseorang yang entah mengapa malah lebih bisa membuat hatinya hangat.
Ckiiit
Hanya butuh waktu 15 menit saja untuk sampai di tempat yang sudah ditentukan. Kening wanita itu sedikit mengerut ketika sampai di sana. Tempat tersebut hanya seperti rumah biasa. Jauh dari kata mewah, padahal orang yang akan dia temui ini juga merupakan seorang pengusaha yang memiliki kekayaan banyak.
Drttzzz
"Ya, kamu dimana? Aku sudah sampai."
"Masuk saja, ikuti tanda panah yang ada, itu yang akan membawamu ke tempat aku berada."
Wilma sungguh tidak mengerti, tapi dia tetap melakukan apa yang diperintahkan. Tanpa ragu, Wilma masuk ke rumah tersebut, dan benar disana ada tanda panah yang saling berkesinambungan sehingga membuatnya tahu arah jalan yang harus dilewati.
Dari luar rumah itu tampak biasa saja, tapi ternyata di dalamnya tidak demikian. Perabotan yang minimalis namun harganya tidak murah. Banyak bagian yang kosong, namun tidak terasa kosong dan malah terasa seperti 'rumah' ketimbang rumahnya sendiri. Itu yang dirasakan Wilma ketika kakinya mulai menapaki isi dari rumah itu.
"Sebenarnya dia mau apa?" ucapnya. Meskipun banyak sekali pertanyaan yang muncul, tapi Wilma tetap terus mengikuti tanda panah yang sudah ia lihat itu.
"Welcome to the my sky, honey."
Mata Wilma membelalak saat melihat apa yang tertampak di depan matanya saat ini. Sebuah kamar yang hanya terdiri dari satu ranjang saja, namun bagian atapnya terbuka. Sehingga langit luas bisa dilihat dengan mata tanpa ada halangan.
"Kemari lah, Wil."
Wilma mendekat ke arah ranjang, pria yang memanggilnya itu lalu membuat Wilma berbaring di sana. Kini keduanya menatap langit bersama.
"Bagaimana menurutmu, hmmm?"
"Ini sungguh sangat cantik, Scot. Bagaimana kau mendapatkan ide ini?"
"Tentu saja dari mu, setiap melihat mata mu rasanya aku seperti melihat langit. Dan sepertinya menyenangkan jika kita bermain di bawah langit langsung seperti ini. Belum pernah kan? rasanya pasti akan sangat luar biasa."
hahaha
Wilma tertawa lepas, dia tahu apa yang diinginkan Scot. Isi kepala mereka sama, dan ia pun juga menginginkannya.
"Tapi, bukankah akan terasa dingin hmm?"
Klik
Scot mengambil sebuah remot dan secara otomatis ada sebuah atap transparan tertutup. Wilma sangat takjub, ternyata Scot menyiapkan hal tersebut dengan begitu sempurna.
"Kalau begini, aman kan. Jadi, apa kita bisa mulai."
"Malam ini, aku milikmu sepenuhnya."
Scot menyeringai, dia langsung melepaskan pakaian Wilma. Mencium bibir wanita itu hingga suara cecapan memenuhi ruangan.
Scot melepaskan bibir Wilma karena dia ingin berpindah ke tempat lain. Tempat dimana saat ia sentuh dengan bibir dan lidahnya, Wilma bisa mengeluarkan suara indah yang begitu disukai oleh pria itu.
Aaaah
"Oh babe, cepat sekali basahnya."
"Jangan kebanyak bermain Scot. Aku sudah tidak tahan, euhmmm."
"Sesuai permintaanmu ratu ku."
Scot dengan cepat melepaskan pakaiannya, dan segera melakukan permainan utama.
Ya sensasi 'bermain di bawah langit langsung memang luar biasa. Wilma merasa seolah dirinya benar-benar bebas tanpa ada penghalang.
"Kau sungguh menikmatinya, sayang."
"Eughh ya, sangat. Kau yang terbaik Scot."
Scot menyeringai, setiap lekuk tubuh Wilma memang candu baginya. Namun dia paham betul siapa wanita ini, baginya permainan olah tubuh di atas ranjang ini hanya sekedar permainan. Dan dia tidak pernah menggunakan hatinya sama sekali.
TBC
selamat liburan Brisia bersama Archie yg tampan juga kaya raya 🤣
nunggu aja smp bosen....yg d tnggu mlah mau jlan2 sm clon msa dpan'ny...
🤣🤣🤣
lanjutkan yaa thorr makin seruu inii
kalao sudah tiada baru terasa karena kehadiran ny sungguh berharga
makan tuh lenyap sudah pundi pundi kekayaan yg km banggakan
situ g sadar apa emng pura pura g tau KLO letak kesalahan semua ada di dalam tubuh mu wilma