NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Pria yang sama

Brianna tak memiliki pilihan lain, dia pikir dia hanya akan melakukannya sekali lalu melupakannya. Berkali-kali dia mendoktrin diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Tenang, Brianna. Kau harus tenang. Ini bukan pekerjaan utamamu. Kau hanya melakukannya satu kali, lalu melupakan apa yang sudah terjadi." Brianna mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Saat menyampaikan keputusannya pada Cecilia, Brianna sudah benar-benar yakin untuk hal ini. Tapi sekarang entah kenapa dia ragu lagi. Mungkin karena dia tau bahwa tak seharusnya ini menjadi pilihannya.

Suara dering ponselnya sendiri,bahkan membuat Brianna terjingkat kaget. Untungnya dia segera bisa menguasai keadaan.

"Bri, aku sudah mengatur semuanya. Tapi aku ingin memastikannya sekali lagi. Apa kau yakin mau melakukan hal ini?" tanya Cecilia dari sebrang panggilan.

"Y--ya, hanya sekali ini saja dan aku akan bisa menerima uangnya," jawab Brianna berusaha meyakinkan dirinya lagi dan lagi. Jujur, dia sangat gugup untuk hal ini.

"Baiklah, siapkan dirimu untuk malam ini."

Brianna tersentak. "Ma-malam ini?" tanyanya tak percaya.

"Ya. Bukankah kau mau uang itu secepatnya? Orang yang membutuhkan jasamu juga akan segera meninggalkan New York, untuk itu ... mungkin ini adalah malam terakhirnya di negara ini."

Brianna mengembuskan nafas gusar, namun sesaat kemudian dia merasa itu lega. Jika benar orang itu akan segera pergi dari New York, itu berarti tak akan ada pertemuan lainnya antara dia dengan pria yang akan membayar jasanya tersebut.

"Ba-baiklah," jawab Brianna gugup.

"Kau gugup?" tebak Cecilia dari seberang sana.

"Yah." Brianna harus jujur mengakuinya.

"Tenang saja. Ini bukan yang pertama bagimu, kan?"

"Kau tau ini yang pertama bagiku, Cecil," decak Brianna.

"Jangan menjadikan ini sebagai beban. Anggap saja ini adalah kencan pertamamu. Lagipula, dari yang ku dengar ... orang itu cukup muda dan tampan. Tapi ingat, jangan berharap lebih padanya," goda Cecil.

"Ya, ya, ya. Aku tau ini hanya hubungan semalam yang bahkan tidak bisa memuaskan ku," balas Brianna menohok.

Terdengar suara tawa Cecilia disana. Dia hanya berusaha mencairkan suasana agar Brianna tidak gugup lebih lama lagi.

"Oke, kau akan dijemput di tempat yang sudah ditentukan."

"Orang itu akan menjemputku?" Brianna akan keberatan dengan hal ini, jika bisa dia mau merahasiakan identitasnya, atau jika perlu wajahnya pun ingin dia sembunyikan agar orang yang membayar jasanya malam ini tidak bisa mengenalinya lagi jika suatu saat mereka harus bertemu di situasi yang tak disengaja.

"No, no, bukan dia yang akan menjemputmu. Mungkin orang suruhannya atau sopirnya. Entahlah, yang jelas bersiaplah, Bri."

Brianna tidak tau apakah semua ini akan merusak tatanan hidupnya yang sudah teratur atau tidak, tapi yang jelas dia membutuhkan uang itu. Sangat.

Setelah panggilan dari Cecilia berakhir, Brianna menelepon Flo untuk menanyakan keadaan Chico di Rumah Sakit.

"Ada apa, Bri?" respon Flo.

"Apa Chico sudah mendapatkan pengobatannya?"

"Ya, tapi kau tau itu hanya untuk sementara, Bri." Helaan nafas gusar terdengar dari Flo disana.

Kalau saja bisa, Brianna ingin mengeluh pada keadaan tapi walau bagaimanapun, dia tak mungkin membuang-buang waktu hanya untuk hal itu.

"Tolong jaga Chico hari ini, mungkin aku akan datang ke Rumah Sakit agak larut nanti."

"Kau jadi mau bekerja ditempat temanmu itu?" tanya Flo. Yang dia tau Cecilia bekerja disebuah club' malam, dia tak tau apa pekerjaan sebenarnya yang digeluti Cecil, Brianna juga tak mengatakan pada Flo mengenai job yang harus dia kerjakan malam ini karena Zach tidak mungkin menyetujui keputusannya. Tapi, apa pedulinya akan pendapat sang adik disaat keadaan seakan mendesaknya untuk segera mendapatkan uang secara instan?

"Yah."

"Menjadi pelayan di club'?" tanya Flo memastikan. Ya, itulah pekerjaan yang Brianna jadikan alasan didepan Flo. Dia bilang gajinya lumayan dan bisa diterima dimuka karena Cecilia termasuk orang yang kepercayaan di club' tersebut.

"Iya, Flo. Jadi, aku tidak tau kapan tepatnya aku bisa datang ke rumah sakit. Jadi tolong jaga Chico untukku sampai aku bisa kembali menemaninya disana."

"Iya, Bri. Bekerjalah dengan semangat," kata Flo menyemangati.

...***...

Pukul 8 malam, seorang pria menjemput Brianna di sebuah cafe yang menjadi tempat perjanjian. Tentu semua itu Cecil yang mengaturnya. Brianna bahkan tidak meminta nomor orang yang akan membayar jasanya, dengan begitu nomor pribadinya pun tak perlu disimpan oleh orang itu.

Untuk menyamarkan penampilannya, Brianna menggunakan kacamatanya. Ini dia lakukan agar orang itu tak mengenalinya di lain waktu.

Meski menggunakan kacamata tapi Brianna menggerai rambutnya. Dia mengenakan dress selutut dengan stoking hitam juga coat berwarna senada. Penampilannya bisa dibilang tertutup. Brianna juga memakai syal di lehernya, dia tau itu diperlukan untuk menutupi sebagian wajahnya.

"Mari, Nona ..." Pria yang menjemput Brianna mengarahkan wanita itu untuk memasuki mobil.

Jantung Brianna berdegup kencang, dia tidak tau harus bagaimana sekarang yang jelas dia harus menghadapi hal yang sudah dipilihnya.

"Silahkan, Nona."

Brianna tau ini saatnya dia harus turun dari mobil dan memasuki sebuah kamar yang nomornya dikirimkan oleh Cecilia beberapa saat lalu.

"Thank you," ucap Brianna pada pria yang menjemputnya.

Brianna merasa suara jantungnya terdengar lebih keras dari ketukan sepatunya sendiri yang beradu dengan lantai. Dia sangat gugup menjelang langkahnya yang semakin dekat menuju kamar yang akan dia datangi.

"Permisi," ujar Brianna sembari mengetuk pintu kamar nomor 246 itu.

Hanya menunggu sesaat, pintu itu langsung dibukakan dari arah dalam. Brianna langsung disuguhkan dengan penampakan kamar dengan lampu yang redup.

"Masuklah," titah sebuah suara yang belum Brianna lihat pemiliknya itu. Namun, suara itu terdengar familiar di indera pendengarannya.

Mata Brianna membola ketika menyadari siluet tubuh pria yang ada disana. Meski posisi pria itu membelakanginya, tapi Brianna mengenalnya. Brianna menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya jika dia harus kembali berada dibawah kendali seorang Arthur Mattews.

Arthur membalik tubuhnya dan tampak biasa saja. Tidak ada raut terkejut diwajahnya saat melihat Brianna disana.

Apa dia tak mengenaliku? Begitulah batin Brianna. Tapi itu terasa tak mungkin, meski Brianna mengenakan kacamata seperti ini harusnya Arthur sudah bisa mengenalinya. Arthur bahkan tau penampilan culunnya saat menjadi mahasiswa, pikirnya.

"Bisakah langsung dimulai?" tanya Arthur dengan suara bariton khas-nya.

"Y-yah," jawab Brianna gugup. Dia mau lari dari sini, tapi jika dia melakukan itu sama saja dengan membuat Arthur curiga. Brianna menyimpulkan jika Arthur tidak mengenalinya sekarang, meski itu terdengar mustahil tapi sepertinya memang begitu.

Tapi, apakah Brianna yakin akan melakukan tugasnya dimana orang yang membayar jasanya adalah Arthur? Bisakah Brianna melakukannya dengan pria yang amat dibencinya itu?

Lagi-lagi pilihan sulit ada ditangan Brianna. Ini lebih baik karena ini hanya akan dia lakukan sekali. Toh, mereka juga takkan berhubungan lebih malam ini, pikirnya.

Arthur menyeringai, dia mendekat pada Brianna dan mengelus wajahnya sekilas membuat wanita itu ragu apakah Arthur benar-benar tidak mengenalinya?

"Kacamatamu terlihat bagus," kata Arthur dengan senyumnya. Tampaknya dia senang wanita yang ada didepannya ini menggunakan kacamata itu.

"Ah, ya ..." Brianna tak tau harus melakukan apa. Dia terlalu amatir dalam hal ini, jadi dia berusaha pasrah dengan apa yang akan Arthur lakukan meski itu bertentangan dengan hatinya yang amat membenci pria itu.

"Kau tidak mau membuka bajumu? Atau bajuku?" tanya Arthur kemudian.

Brianna meringiss, jika tadi dia yakin Arthur tidak mengenalinya. Sekarang dia ragu apakah sebenarnya pria itu mengetahui jika yang saat ini ada didepannya adalah Brianna?

...To be continue ......

TINGGALKAN KOMENTAR YA GUYS,🙏

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!