"Cih....apa kau benar ingin menyelamatkan anak dari seseornag yang telah membunuh ibumu?" ucap Lee dengan seringainya. Serontak Arion terdiam dengan ucapan Lee, "Apa maksudmu??" "Hahahaha ternyata kau tidak tau yah, ck..ck..ck" Lee melemparkan beberapa dokumen foto-foto. * Seorang wanita bernama Gizela Arabella wanita yang menjadi yatim piatu akibat pembantaian oleh beberapa orang berseragam hitam kepada keluarganya, Mereka bahkan mengebom rumah milik Gizela menjadi hancur lebur, dan ia menyaksikan sendiri kobaran api serta kepulan asap hitam yang mengancurkan rumah serta orangtua dan orang-orang di dalam sana. "Tidak!!! ayah!!! ibu!!!" Dengan bekal uang dan perhiasan yang diberikan snag ibu Gizel memutuskan untuk membeli sebuah ruko bertingkat dua, terdapat sebuah toko di lantai satu dan lantai dua terdapat dua ruangan yang ia gunakan sebagai kamar dan gudang. No plagiasme🚫 Karya sendiri✔️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Kau mau kemana?" tanya Arion kepada Greca
"Saya ingin mengantarkan makan malam untuk nona tuan, karena sehari ia bilang makan apapun" Jawab Greca
"Biar aku saja!" Arion merebut nampan di tangan Greca dan membuka pintu kamar itu, ia melihat Gizel yang tertidur dengan tangan masih terborgol.
"Bangun!!" serunya dan Gizel pun membuka mata.Karena saking kerasnya suara Arion
"Ini makanlah!" Arion meletakkan makanan di depannya saat Gizel sudah dalam posisi duduk.
"Tidak!" tolaknya sembari memalingkan wajah
Arion menghela nafas, ia meraih kunci borgol di kantongnya dan membuka borgol di tangan Gizel terlihat jelas bekas luka memar di tangannya akibat ia mencoba melepas borgol itu.
"Sudah ku lepas cepat makan!" Perintah Arion,
"Ku bilang tidak!" Tolaknya sekali lagi.
"Kau mau makan atau mau mati kelaparan hah??" kesal Arion saat terus mendapat penolakan dari Gizel
"Lebih baik aku mati dari pada harus terkurung di tempat ini" Jawab Gizel sarkas.
"Ck!! kau memang benar-benar mau menguji kesabaranku....sekai lagi ku perintah makan atau!!" emosinya mulai memuncak dan tetap saja Gizel menolak
"KAU MAU MAKAN TIDAK??" teriaknya yang telah kehabisan kesabaran
"KU BILANG TIDAK APA KAU TULI HAH??"
BRAAK
Gizel sangat kesal kepada Arion sampai ia melemparkan nampan makanan itu hingga berserakan di lantai.
Serontak mata Arion memerah tajam, dadanya naik turun serta tatapan yang tajam mengarah kepada Gizel. Tangan kekarnya mencengkram leher Gizel mencekikinya tanpa aba-aba sehingga membuat tubuh Gizel berdiri mengikuti tangan Arion di lehernya.
"Agh....le....lepas....ough" Gizel berusaha melepaskan cekikan tangan kekar Arion namun tenanganya tidak sebanding, ia berusaha memukul-mukul lengan Arion namun tetap saja Arion tidak memperdulikannya.
"Aku tidak suka wanita pembangkang!!" Ucap Arion dengan suara berat sembari terus mencekik Gizel
"Agh....ough......" Gizel hampir kehabisan oksigen tangannya terus mencakar lengan Arion agar ia terlepas dari cengkramannya.
"Ar.....Arion....." lirih Gizel
Air mata Gizel seketika luruh begitu saja, Arion yang melihat itu langsung melepaskan cekikannya dengan kasar sehingga membuat Gizel terjatuh ke lantai.
Gizel segera meraup oksigen serakus mungkin karena ia benar-benar telah hampir kehabisan oksigen dan hampir mati.
"Uhuk...uhuk....hah....hah...uhuk...."
"Jika ku membangkang sekali lagi aku akan benar-benar membunuhmu!" Arion keluar dari kamar Gizel namun beberapa saat kemudian ia kembali lagi sembari membawa beberapa alat kebersihan.
"Ini kau bersihkan sendiri! jika dalam waktu 10 menit kau belum membersihkannya maka jangan harap kau akan mendapat makanan lagi!!" Perintahnya dengan tegas.
Gizel hanya mampu menunduk merasakan panas di lehernya serta tubuhnya yang semakin lemas.
"Pembunuh.....dia memang benar-benar pembunuh, Aku akan tetap membencimu, lihat saja nanti aku akan membalasmu atas kematian kedua orang tuaku." Gumam Gizel di sela-sela isakan tangisnya namun matanya menatap tajam.
Sepuluh menit berlalu dan Gizel sudah memebersihkan kekacauan yang ada di sana.
Ceklek
"Nona tuan meminta saya untuk mengobati anda" ucap salah satu pelayan yang bernama Rere
"Kau...??"
"Perkenalkan namaku Rere, bibi Greca sedang sibuk jadi ia menyuruh saya untuk datang" Jawabnya dengan menunduk.
"Oh......"
Rere pun segera mengobati luka memar di tangan Gizel dan lehernya akibat cekikan tadi.
"Berapa usiamu?" tanya Gizel yang memecah keheningan.
"Saya masih 20 tahun nona" jawabnya sungkan.
"Jangan terlalu canggung lagipula aku bukan siapa-siapa disini, aku hanya tawanan" ucap Gizel sarkas.
"Ngomong-ngomong kenapa kau mau jadi pelayan di usia mudamu, bukankah lebih baik jika bekerja di perusahaan lagipula jika dilihat dari wajah dan tubuhmu kau cocok di bidang itu" Tambahnya.
"Hem saya terpaksa nona karena kebutuhan untuk biaya pengobatan nenek saya, dan...tuan Arion juga memberikan gaji yang lebih tinggi dari pada di perusahaan, jadi saya memilih untuk menjadi pelayan, yah walaupun ada sedikit rasa tertekan namun tidak apa" Jawabnya yang sudah mulai tidak canggung.
"Apa dia memang mengerikan seperti itu? emk...maksudku kasar atau jahat?" tanya Gizel dengan berbisik.
Rere tersenyum "Tidak nona, tuan sebenarnya pria baik semua yang bekerja disini rata-rata orang-orang jalanan yang terlantar, sebatang kara, dan memiliki penghasilan kecil, tapi jika dibilang tuan memang pria tegas, yah saya memang baru bekerja disini 6 bulan lalu tapi tidak ada hal yang memperburuk saya sedikitpun" jelasnya.
"Ck!! sok baik, bisa-bisanya dia berpura-pura menjelma menjadi malaikat untuk bawahannya, iblis menyamar manjadi malaikah cih!!" Gerutu Gizel karena merasa jengkel kepada Arion, benar-benar berbeda dari perilakunya yang ia ketahui.
"Dia saja berani mengurungku dan hampir membunuhku, kau pasti salah menilainya, pasti orang-orang disini sudah di racuni otaknya" Tambahnya.
Rere terkekeh dengan ungkapan Gizel "Coba lihat tuan dari sisi kecilnya nona, dia mungkin mengkhawatirkan anda, bahkan semua keryawan disini ia hukum karena lalai menjaga anda dan membiarkan anda memasuki hutan hewan buas milik tuan, dan juga tuan sendiri yang meminta untuk merawat luka anda, bahkan ia juga rela membawakan makanan untuk anda, selama perngligatan saya tuan tidak pernah memperhatika seorang wanita dengan sebegitunya bahkan bisa dilihat dari raut wajahnya jika dia menyukai anda"
"Hukum?? jadi kalian di hukum??" tanyanya keheranan sekaligus penasaran.
"Iya nona kami semua di hukum untuk mengisi kolam renang dengan menggunakan cangkir dna mengambil airnya lngsung dari danau"
Serontak Gizel tercengang mendengar penjelsan dari Rere negitu tidak masuk akal jika mereka harus mengisi kolam dengan cangkir benar-benar di luar nalar.
"Dasar pria aneh, dan ya.....aku tidak sudi melihat kebaikannya dari sisi manapun menurutku ia tetaplah seorang....." ucapnya tersela dan sedikit melirik Rere
"Sudah selesai nona, saya akan pergi mengambilkan makan malam" ucap Rere yang langsung beridiri
Rere keluar dari kamar Gizel dan beberapa menit kemudian ia kembali dengan membawa troli makanan.
"Nona saran saya lebih baik anda menurut saja pada tuan" bisik Rere
"Cih!! tidak akan" tolaknya namun Rere hanya bisa menggeleng pelan.
"Baiklah jika butuh bantuan anda bisa memanggil saya kapanpun, saya permisi nona" Rere menunduk hormat namun Gizel menghentikannya sehingga ia berbalik menghadapnya.
"Bisakah aku keluar sebentar untuk melihat-lihat rumah ini?" tanya Gizel
"Hanya tuan yang dapat membuat keputusan nona, permisi" jawabnya dengan senyuman dan berlalu meninggalkan kamar Gizel.
"Haish dasar sok paling berkuasa" Gerutunya.
Gizel menatap makanan di depannya, yah perutnya sebenarnya benar-benar sudah keroncongan jadi mau tidak mau ia lebih baik melahap makanan di depannya karena ia juga membutuhkan tenaga.
TOKK
TOKK
"Masuk!!"
Ceklek
"Cepat katakan!"
"Nona bilang ia ingin keluar melihat rumah ini tuan"
"Lalu?"
"Selebihnya ia hanya penasaran dengan latar belakang saya"
"Hanya itu??" tanyanya dengan tatapan tajam intimidasi.
Rere menelan ludahnya kasar dan mengangguk,
"Keluarlah!!" Perintahnya dan Rere pun keluar dari ruangan sang empu.
"Haaah astaga tegang sekali melebihi di ruang sidang" gumam Rere sembari mengelus dada.
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.