"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Tidak Suka Dipanggil Nyonya
Setelah melewati drama kecemburuan yang masih belum dimengerti oleh Breena. Sekarang mobil yang dikendarai Dayyan sudah sampai dirumah mereka.
Setelah memarkirkan mobilnya digarasi, Dayyan menoleh kearah samping kirinya. Dan lagi dan lagi Breena tertidur dijalan. Tak tega membangunkan Brrena, Dayyan pun memilih menggendongnya sampai kekamar mereka.
Dayyan memandangi wajah cantik istrinya. Wajah yang sukses membuatnya jatuh cinta sejatuh jatuhnya. Betapa ia sangat bersyukur, Allah telah memilihkan jodohnya dengan Breena.
Setelah lama memandangi wajah Breena, Dayyan memilih kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Lalu menyusul Breena kealam mimpi. Tak lupa sebelum ia tertidur terlebih dahulu ia membawa Breena kedalam pelukannya dan mencium kening Breena lama.
Pagi menjelang
Breena bangun ketika ia mendengar suara adzan subuh berkumandang.
Ia merasakan sesuatu yang berat yang menimpa perutnya. Breena pun menoleh dan nendapati Dayyan yang sedang tertidur nyenyak sambil memeluknya.
Tanpa sadar tangannya bergerak mengelus rahang tegas suaminya. Dayyan yang merakan elusan dirahangnya pun tertangun.
Cup
"Pagi sayang" ucap Dayyan setelah mencium bibir Breena sekilas.
"Iiihhh Mas kok cium cium aih" protes Breena.
"Morning kiss sayang. Ayo bangun. Kita jamaah subuh dulu" ujar Dayyan.
Lalu bangun dan menuju kekamar mandi tanpa menghilaukan wajah Breena yang cemberut.
"Ternyata seorang Gus anak dari Kyai yang bergelar Ustadz pun bisa mesum juga" gumam Breena lirih.
selesai sholat subuh yang di Imamin oleh Dayyan, Breena pun lebih memilih kedapur.
"Mas, Breena kedapur iya mau masakan nasi goreng seafood lsesuai permintaan Mas tadi malam" ucap Breena ketika melihat Dayyan yang sudah memegang Al-Qur'an nya.
"Iya sayang. Mas mau ngaji dulu, nanti kalau uda selesai Mas nyusul kedapur"
Setelah mendapatkan izin Breena segera turun kedapur. Sampai didapur Breena dapat melihat para pelayan yang sudah mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.
"Mbak" panggil Breena pada pelayan yang sedang menyiapkan bahan bahan untuk memasak menu sarapan.
"Iya Nyonya" jawab si pelayan sambil menundukkan kepalanya.
"Iiihhh jangan dipanggil Nyonya mbak, Breena nggak suka" ucap Breena sambil mengerucutkan bibirnya.
"Jadi saya harus panggil apa Nyonya?" tanya sang pelayan yang bernama Ima.
"Apa saja Mbak, yang penting jangan Nyonya. Breena kelihatan tua kalau dipanggil Nyonya"
"Tapi saya takut Tuan marah Nyonya"
"Nggak akan Mbak. Ingat iya Mbak, kalau saya nggak suka dan nggak mau dipanggil Nyonya" ucap Breena tegas.
" Dan bilang juga sama pelayan yang lainnya Mbak" lanjut Breena memberi perintah.
"Baik Nona" jawab Mbak Ima pasrah. Urusan dimarah Tuan itu belakangan aja yang penting nggak dimarah sama nona Breena karena manggil dia Nyonya., batin Mbak Ima.
"Lalu kenapa Nona jam segini sudah berada didapur? Apa ada yang bisa saya bantu Nona?" lanjut Mbak Ima.
"Kan saya jadi lupa kan sama tujuan saya kedapur" ucap Breena sambil menepuk jidatnya.
"Saya mau masak nasi goreng seafood untuk sarapan nanti Mbak" lanjut Breena yang langsung mendapatkan pelototan mata dari beberapa pelayan yang ada didapur.
"Tapi Nona. Tuan pernah berpesan kalau Tuan melarang Nona memasak didapur"
Breena yang mendengarkan itu langsung mengernyitkan alis matanya.
"Kalau Mas Dayyan melarangku masak terus ngapain dia tadi malam minta aku masakan nasi goreng seafood" ucap Breena dalam hati yang mulai bingung dengan suaminya itu.
"Tapi Mbak, ini Mas Dayyan yang minta dimasakan sarapan hari ini"
"Kita tetap nggak berani mengizinkannya Nona" ucap Mbak Ima lagi yang masih kekeh melarang Breena masak.
"Uda nggak papa Mbak ini permintaanya tadi malam. Sekarang Mbak bantu aku aja siapin bahan bahan untuk buat nasi goreng seafood. Tadi malam Breena uda beli udang sama yang lainnya, Breena simpan dikulkas Mbak" ucap Breena yang langsung mengambil alih area kekuasaan dapur yang setiap hari milik Mbak Ima.
Dan para pelayan yang lainnya hanya bisa menghela nafasnya. Tinggalah mereka menunggu amukan Dayyan karena membiarkan istrinya masak.
Sudah dua puluh menit berlalu dan Breena pun masih berkutat didapur.
Para pelayan yang melihat kedatangan Dayyan menyingkir dari dekat Breena.
Tiba tiba Breena merasakan ada sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang.
"Massss ngagetin tau iihhh" rajuk Breena
"Loh loh loh ini kenapa istrinya Mas yang cantik malah cemberut gitu wajahnya?" tanya Dayyan heran.
Pasalnya Breena tadi keluar kamar dengan wajah cerianya. Tapi sekarang kenapa istrinya justru sedang cemberut.
"Kenapa hem?"
"Mas jahat" ucap Breena sambil memukul dada bidang suaminya.
"Mas jahat kenapa habibati?" tanya Dayyan lembut sambil mengelus sebelah pipi Breena.
"Kenapa Mas memerintahkan para pelayan melarang Breena memasak? Sedangkan Mas sendiri yang meminta Breena untuk membuatkan Mas sarapan pagi ini" protes Breena.
"Iya karena Mas nggak mau kamu kecapekan sayang. Mas hanya sesekali memintamu memasak untuk Mas. Selebihnya biat pelayan saja yang mengerjakannya" jelas Dayyan.
"Tapikan seorang istri harua melayani suaminya Mas. Berarti itu juga termasuk dala. Melayani perutnya Mas. Karena Breena belum bisa menjadi istri Mas yang seutuhnya. Setidaknya biarkan Breena melayani Mas dalam memanjakan oerut Mas dengan masakan Breena" ucap Breena lirih dengan wajah sedihnya.
"Baiklah. Hanya memasak selebihnya tidak. Mas tidak ingin kamu kecapekan mengurus rumah" purus Dayyan dengan tegas yang tak ingin dibantah perkataannya.
"Terima kasih Mas" ucap Breena senang dan reflek langsung memeluk suaminya.
"Kalau gitu sekarang Mas tunggu dimeja makan aja. Breena tadi uda buatkan kopi sesuai takaran yang dikasih tau sama Mbak Ima. Breena mau selesaikan masakan Breena dulu" lanjut Breena.
"Baiklah Nyonya Dayyan" ucap Dayyan sambil berjalan meninggalkan Breena.
"Maaass. Breena nggak suka dipanggil Nyonya" protes Breena kesal dengan kelakuan Dayyan dan menghentakkan kakinya.
Sepuluh menit kemudian Breena berjalan menuju meja makan dengan membawa nampan berisikan dua piring nasi goreng seafood ditangannya. Tak lupa dengan wajah cemberutnya karena dipanggil Nyonya.
"Nasi goreng seafood spesial untuk suami Breena"
"Terima kasih sayang. Tapi kenapa wajahnya seperti itu lagi?" tanya Dayyan pura pura tak tau.
"Sebel sama Mas"
"Karena Mas panggil Nyonya Dayyan?" tanya Dayyan memastikan yang hanya mendapatkan anggukan dari Breena.
"Sini sayang" panggil Dayyan sambil menarik Breena agar duduk dipangkuannya.
"Mas tau kamu belum terbiasa dengan panggilan Nyonya. Tapi memang kamu statusnya Nyonya dirumah ini. Mas yakin kamu pasti akan terbiasa dipanggil seperti itu nantinya" jelas Dayyan.
"Tapi Breena nggak suka Mas. Bahkan Breena di pesantren dipanggil Ning pun rasanya kaya yang masih kurang pantas aja Mas. Apa lagi dipanggil Nyonya, berasa Breena yang uda tua banget dan harus dihormati banget" ucap Breena yang cemberutnya semakin menjadi.
"Iya Mas paham sayang. Tapi Mas harap kamu mau dipanggil Nyonya. Bagaimana nanti kalau kita ketemua sama rekan bisnis Mas dan istrinya. Nggak mungkin kan kamu mau protes seperti ini sama mereka. Yang ada malah nanti mereka gemes sama kamu sayang" ucap Dayyan berusaha membuat Breena memahami statusnya.
Mendengar penjelasan Dayyan, Breena pun hanya terdiam dan tampak berpikir.
"Hmmm iya juga iya Mas. Ntar yang ada Breena malah dibawa pulang lagi sama mereka. Terus kalau Breena dibawa pulang sama mereka, nanti Mas sama siapa dirumah" goda Breena tersenyum jahil.
"Iya jangan dong. Nanti siapa yang jadi istrinya Mas. Nggak boleh sayang. Kamu hanya milik Mas" ucap Dayyan memeluk istrinya posesif. Melihat tingkah suaminya Breena hanya tertawa.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor