NovelToon NovelToon
Sepasang Mantan

Sepasang Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Keluarga
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Seseorang itu akan terasa berhaga, manakala dia sudah tak lagi ada.

Jika itu terjadi, hanya sesal yang kau punya.

Karena roda kehidupan akan terus berputar kedepan.

Masa lalu bagai mimpi yang tak bisa terulang.

Menggilas seluruh kenangan, menjadi rindu yang tak berkesudahan.

Jika ketulusan dan keluasan perasaanku tak cukup untuk mengubah perasaanmu, maka biarlah ku mengalah demi mewujudkan kebahagiaanmu bersamanya, kebahagiaan yang telah lama kau impikan. -Stella Marisa William-

Sungguh terlambat bagiku, menyadari betapa berharganya kehadiran mu, mengisi setiap kekosongan perasaanku, mengubah setiap sedihku menjadi tawa bahagia, maaf kan aku yang bodoh, maafkan aku yang telah menyia nyiakan perasaan tulusmu -Alexander Geraldy-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Tujuh tahun kemudian.

William Medical Center Singapura.

Dokter Jimmy mendesah lelah, entah ada apa dengan hari ini, karena suasana rumah sakit sangat ramai, bahkan ramainya mengalahkan pusat perbelanjaan.

Beberapa petugas keamanan tiba tiba datang dan membawa seorang pria yang tengah terluka.

'Oh Tuhan, please jangan masuk ruang operasi lagi, kasihan dokter Risa, di bisa mati kelelahan di ruang operasi' jimmy berbicara sendiri.

Tentu saja Dokter Jimmy hanya asal bicara, karena detik berikutnya ia pun segera menghampiri pasien tersebut, naluri alami nya mulai memanggil, begitulah hakikat seorang pekerja sosial.

"Penyerangan lagi?" tanya Dokter Jimmy pada orang orang yang membawa pasien tersebut.

"Benar dok," jawab salah seorang dari mereka.

Kemudian dengan cekatan Dokter Jimmy dan beberapa perawat melakukan pertolongan pertama.

Pasien itu adalah, seorang pria yang kebetulan memakai setelan mahal, wajah lelah nya nampak tengah meringis menahan rasa sakit, ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi oleh seseorang seperti dirinya.

Muda, kaya, tampan dan memiliki pengaruh dikalangan rekan rekan bisnisnya, bahkan tak jarang kini ia kerap berurusan dengan para mafia yang memanfaatkan ladang bisnisnya sebagai perantara untuk menyelundupkan obat obatan terlarang, serta barang barang ilegal lainnya.

Tak lama sang asisten datang tergopoh gopoh, membawa berkas berkas sang pasien, alangkah terkejutnya dokter Jimmy ketika mengetahui status pasien tersebut, dia seorang VVIP, maka dengan terpaksa ia akan merepotkan dokter Risa.

"Saya akan segera menyiapkan ruang operasi, karena luka sabetan benda tajam pasien cukup dalam, perawat akan segera menyiapkan berkas persetujuan operasi,"

Dokter Jimmy segera berlari menuju ruang operasi.

"Terimakasih Dokter," asisten pria itu berucap "Anda baik baik saja bos?" tanya Asisten pria itu

"Menurutmu? apa aku terlihat baik baik saja," Jawab pria itu tak ramah.

Asisten itu pun terdiam, prihatin dengan nasib sang atasan.

Sementara itu, dokter Jimmy baru tiba di ruang operasi ketika dokter Risa baru saja keluar dari salah satu bilik ruang operasi, senyum Jimmy seketika terkembang lebar.

"Dokter ... semoga tuhan memberkati mu," Ucap jimmy ketika ia memiliki keinginan akan sesuatu.

"Aku harap kamu tidak menghadiahkan pasien lagi padaku, aku baru menyelesaikan operasi ke lima ku hari ini." Dokter Risa segera tahu apa yang akan ia terima dari Dokter Jimmy dengan ekspresi wajah khasnya.

"Sayang nya tebakan anda salah dok, saya, membawa pasien VVIP,"

"Minta dokter  Anna saja, dia kan spesialis pasien VVIP," Elak dokter Risa malas.

"Beliau ada operasi beberapa saat yang lalu,"

"Lalu dokter Anthony?" tanya dokter Risa lagi.

"Beberapa saat yang lalu ia memulai cuti nya, karena istrinya akan segera melahirkan,"

Dokter Risa memejamkan matanya sesaat, ia sungguh sangat lelah, "bahkan besok aku harus terbang ke London menemui putraku, kenapa jam sepuh malam aku masih harus berurusan dengan pasien," keluhnya.

"Ayolah dok, ingatkan aku untuk mentraktir anda secangkir latte," dokter Jimmy mencoba merayu rekannya tersebut.

"Deal, one day one cup selama satu bulan penuh." dokter Risa menyambung ucapan dokter Jimmy.

Dokter Risa pun segera menghampiri Wastafel untuk kembali mencuci tangannya dengan antiseptic khusus, sebelum kembali memasuki ruang operasi, meninggalkan dokter Jimmy yang masih terkejut dengan kalimat yang ia ucapakan.

Ketika mencuci tangan, dokter Risa sempat melihat pasien tersebut di bawa masuk keruang operasi utama, sekelebat bayangan seseorang yang ia kenal nampak terlihat sesaat sebelum pintu utama yang menghubungkan ruang operasi dan ruang tunggu keluarga pasien ditutup, dokter Risa menggelengkan kepalanya seraya tersenyum, itu tidak mungkin, pasti mataku saja yang salah lihat.

Setelah selesai mencuci tangan, dokter Risa pun mematikan keran air menggunakan lutut nya, dan menekan tombol pintu ruang operasi menggunakan kakinya, itu semua ia lakukan karena tangannya tak mungkin lagi menyentuh benda benda tersebut setelah selesai dicuci dan di steril kan.

Begitu dokter Risa memasuki ruang operasi, seorang perawat dengan sigap kembali membantunya memakai jubah pelindung selama operasi berlangsung, sarung tangan steril dan masker.

Setelah semua persiapan tahap awal usai dokter Risa pun mengambil posisi di sebelah kiri pasien, karena pasien dalam posisi tengkurap.

Dokter Risa terkesiap, melihat punggung pasien yang terpampang jelas dihadapannya, dilihat dari sudut manapun ia sangat mengenali punggung ini, punggung kokoh yang sangat ia rindukan, tangannya yang biasa gesit dan terampil menjahit luka pasien, kini bergetar, wajahnya pias memanas dan seketika jantungnya berdegub kencang.

“Tolong bacakan data data pasien...” pinta dokter Risa, tak melepaskan pandangannya dari punggung pasien di hadapannya.

“Nama pasien, Tuan Alexander Geraldy, usia 30 tahun, tekanan darah ...”

Dokter Risa tak lagi mendengar kalimat selanjutnya, karena fikiran nya sudah tidak fokus kesana, melainkan fokus bertanya, kenapa mantan suaminya bisa menderita luka seperti ini.

Tiba tiba kilasan memori masa lalu melintas di benaknya, bagaimana akhirnya ia berpisah dengan pria itu, perpisahan yang meluluh lantakkan hati dan perasaannya, dan entah berapa banyak air mata yang ia tumpahkan kala itu, hingga harus merelakan salah seorang putranya untuk diasuh pria tersebut.

Tangannya masih bergetar hebat, ketika ia mengingat semua memori pahit  tersebut.

“Dokter Risa, are  you okay?” tanya salah seorang perawat yang mendampinginya.

“Silahkan di mulai dok, anastesi sudah berjalan sejak beberapa menit yang lalu,”  dokter anastesi pun mencoba menyadarkan dokter Risa dari lamunannya.

Dokter Risa mengangguk, ia menarik nafas dalam dalam kemudian memulai tugasnya, menjahit luka pasien, walaupun hati dan perasaannya tak karuan, dokter Risa tetap berusaha semaksimal mungkin menjalankan perannya sebagai dokter bedah profesional.

Akhirnya setelah 30 menit berlalu, dokter Risa pun berhasil menyelesaikan operasinya, luka sepanjang 30 cm itu pun berhasil ia perbaiki, kemudian di tahap akhir ia meneteskan cairan anti keloid hasil penelitiannya bersama dokter Han.

“Tolong tutup luka nya dengan baik,” perintah dokter Risa pada dokter  residen yang kali ini menemaninya.

“Baik dok, percayakan pada saya, selamat istirahat, semoga perjalanan anda besok lancar, dan anda bisa bertemu kembali dengan pitra tampan anda.”

Dokter Risa tersenyum dari balik maskernya, kemudian melepaskan satu persatu atribut operasi yang menempel di tubuhnya, sebelum berlalu pergi ia sempatkan menatap wajah Alex, wajah yang ia rindukan selama ini, aaahhh ia jadi merasa ingin menangis, sungguh situasi yang sangat ia benci, ia sudah berjanji tak akan menangis lagi.

“Terimakasih semua, atas bantuan dan dukungan kalian ... “ dokter Risa pun pamit meninggalkan ruang operasi, sebelum menumpahkan air matanya di ruang operasi.

Dokter Risa melepas penutup kepalanya, ketika pintu penghubung ruang operasi dan ruang tunggu keluarga pasien terbuka, pandangan matanya beredar mencari sosok yang ia lihat sesaat sebelum memasuki ruang operasi.

Dan ternyata penglihatan dokter Risa tak salah, Dimas tengah duduk menunduk di kursi ruang tunggu pasien, ketika dokter Risa berdiri di hadapannya, Dimas pun mendongak kan wajahnya.

Kedua matanya terbelalak seketika, reflek ia berdiri dengan wajah berseri seri, seolah baru saja menemukan harta karun yang sangat berharga.

“Selamat malam nyonya Stella ... “ sapa Dimas.

1
Mkk Nasrudin
Luar biasa
susi ana
kumenangissss /Sob/
susi ana
Luar biasa
Lina ciello
😭😭😭
Lina ciello
tembakan lgsg gundule gerry sek sok tauu kuiii 😡😤
May Keisya
misi dilaksanakan🤭
May Keisya
semangat🥰
May Keisya
😂😂😂😂
May Keisya
kakaknya terll ikut campur,Stella seperti dipenjara,,,
May Keisya
sedih bet...akibat perceraian anak jadi korban,
Agus Tina
Luar biasa
Agus Tina
Benci banget sama Alex dan Anindita ...
Agus Tina
Sudah pernah baca tapi pingin baca lagi ... 🥰
Sweet Girl
Ndak onok apa apane koe Ambi bojone Alexander Geraldy....
Lina ciello
kok yo. ga tolah tow vin cari alasan apa kek
Lina ciello
pinter2 yo asistene
Sweet Girl
Bwahahaha hampir terjebak
Lina ciello
sesuk nek ijolan sek reti tandane nek leher gur stella
Lina ciello
ohhh akhirnyaa 😭
Lina ciello
wehhh reti nek mantane Alex iki mesti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!