Karna sebuah kesalah pahaman, Rinjani ChiMa Wardhana memilih memendam cintanya pada sosok Lintang yang seolah menjadi pelangi di hari harinya yang sempat mendung sebab pengkhianatan dari Sang mantan kekasihnya yang dulu..
Lintang yang tak tahu apa-apa dan mendadak di jauhi pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada gadis itu.
"Jujur sama Lilin, atau masuk Neraka?"
***********
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
🍂🍂🍂🍂🍂
"Jodoh? Siapa yang mau di jodohin?" tanya Lintang yang bingung sendiri, masih berharap ia salah dengar atau salah tebak.
Tapi, belum juga Bubun menjawab dua pria datang secara berbarengan masuk ke dalam Privat Room, entah mereka bertemu di lura atau mungkin sudah janjian lebih dulu, yang jelas perasaan Lintang kini sudah mulai tak enak mulai dari hati hingga perut yang akhirnya tiba tiba mulas.
"Maaf, kalian pasti lama menunggu," ucap Ayah Keanu spesialis Hiu.
"Enggak ko, Lintang sama Citra juga baru dateng barusan," jawab Bubun setelah ia mendapatkan ciuman sekilas dari suaminya.
"Lilin toilet dulu ya sebentar," pa,itnya kemudian sambil bangun dan pergi tanpa menunggu izin dari orang tuanya.
Dan, bukan ke arah toilet Lintang justru bergegas kearah parkiran mobil. Ia memilih pulang dari pada harus berada di tengah tengah obrolan yang membosankan.
"Apa Bubun bilang tadi? Jodohin Lilin sama Citra? Hem, bingung kan masukin nerakanya kalau kaya gini," omelnya kesal sambil menyalakan mesin mibilnya.
Sedangkan Ayah Keanu langsung berbisik pada istrinya jika tawanan mereka kini berhasil kabur.
.
.
Dirumah utama, sepertyi biasa ia akan langsung mendatangi Phiunya di kamar yang sedang beristirhat, ia di sambut dengan kekehan pria baya yang kini sedang duduk bersandar di punggung ranjang.
"Nakal kaaaaaan!" rengek kesal campur manja Lintang pada Phiunya yang kini tertawa.
Seperti yang sudah di tebak, Tuan besar Rahadian Wijaya pasti tahu apa yang sedang di rencanakan anak dan mantunya untuk sang cucu kesayangan. Meski ia sudah menentang dengan alasan Lintang pasti menolak tapi nyatanya Embun memaksakan kehendaknya, dan hal yang sudah di duga pria itupun kini terjadi, Si bungsu pasti merajuk padanya.
"Lilin kan ganteng, ngapain di jodohin?" ucapnya sedih dalam pelukan Phiu,
"Bukan itu masalahnya," sahut Phiu sambil menguspa punggung dan kepala cucunya.
"Terus apa? Pokoknya Lilin gak mau. Kalau Phiu gak bisa batalain, pokoknya tetep masih masuk surga sama Lilin" ujarnya yang bingung sendiri, nada lesal penuh emosi namun tetap menggemaskan itu sont membuat Phiu langsung menarik hidung mancung Lintang.
.
.
.
Sedangkan di tempat lain, seorang gadis belum juga keluar dari ruangan kerjanya, ia meremat kain kemeja biru muda di bagian dada sembari di remat lumayan kuat.
Bayanagn pria itu selalu saja muncul tanpa bia ia lupakan sama sekali,bahkan untuk di kendalikan ppun rasanya sulit, semakin hari iasemakin tersiksa bukan hanya karna rindu tapi juga rasa penyesalan luar biasa.
"Lin, aku ChiMa minta mmaf," lirihnya pelan karna cukup ia saja yang mendengar.
Bagaiamana Rinjani tak terluka dan selalu di hantui rasa bersalah jika sosok yang ia cintai sudah ia patahkan hatinya dengan keputusan yang tak bisa di ganggu gugat bahkan untu kembali di bicarakan baik baik bagaiamana kedepannya.
\*\*\*\*
Flashback
"Lilin datang buat jemput ChiMa," ucap Lintang yang kembali menemui Rinjani setelah 14 hari.
"Harusnya Lilin gak perlu se repot ini, ChiMa gak akan balik lagi ke ibu kota. Papah udah urus semua surat kepindahan ChiMa, Lin."
"Kenapa? Mama masih sakit?" tanya Lintang.
"Sudah jauh lebih baik kok', tapi ChiMa gak mau pergi lagi ninggalin Mama," jawab gadis itu yang langsung membuat hati Lintang porak poranda.
"Terus Lilin gimana?"
.
.
Maaf, pertemuan kita yang tak di sengaja justru harus ChiMa akhiri dengan Sengaja...
Ngegantung ini,
sok atuh di tunggu lanjutannya tth otor..
lilin koq jd gemoyyy