NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagaimana mungkin?

Setelah kepergian Tirta, akhirnya Freya bisa bernafas lega. Sebenarnya ia merasa kurang nyaman berbincang berdua saja dengan Tirta. Apalagi hari sudah agak larut seperti ini.

Freya pun dengan segera membuka pintu paviliun dan masuk ke dalamnya. Baru saja Freya hendak menutup pintu, tiba-tiba ada sepasang tangan mendorong pintu dengan kasar hingga Freya terhuyung dan nyaris jatuh.

Mata Freya terbelalak saat melihat siapa pelakunya, "tu-tuan." Lirih Freya gugup.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Freya saat ini, tentu saja ia sedang merasa terkejut, takut, cemas, panik, dan khawatir. Apalagi saat menatap sorot mata tak bisa di netra Abidzar. Seakan ada amarah yang begitu besar, kekesalan, kebencian, dendam, dan juga ... cinta.

Tapi ia tak mengerti, apa alasan semua rasa yang berkecamuk di netra Abidzar itu. Apakah dirinya telah membuat kesalahan besar dan begitu fatal sehingga Abidzar seakan begitu membencinya? Tapi kesalahan apa? Dirinya saja baru kali ini mengenal Abidzar beberapa hari ini. Kalau Erin tidak membawanya kemari, mungkin sampai kapanpun ia takkan pernah mengenal sosok laki-laki tampan tapi dingin dan mengerikan ini.

"Kenapa kau begitu terkejut, hah? Apakah kau berharap Tirta yang datang ke mari?" Cemooh Abidzar yang menyeringai sinis.

"Ti-tidak, tuan. Tidak seperti itu." Jawabnya masih terbata dengan jantung yang berdegup kencang. Apalagi Abidzar terus mengikis jarak dengannya. Freya menelan ludahnya susah payah. Ia mundur ke belakang dengan raut cemas.

"Tidak usah berdusta denganku jalaaang. Sekali jalaang ternyata tetap saja jalaang. Memasang wajah polos untuk menjerat semua laki-laki, itu pekerjaanmu, bukan. Kau ternyata tidak berubah. Aku pikir penjara dapat mengubah sifat buruk mu menjadi lebih baik, tapi ternyata ... cuih. Kau memang jalaang sejati."

"Berhenti menyebutku jalaang, tuan! Aku tidak seburuk yang kau bayangkan. Siapa kau yang seenaknya saja menilaiku, hah! Bahkan kita saja baru mengenal, tapi entah sudah berapa banyak kata jalaaang yang kau tuduhkan padaku." Teriak Freya dengan dada yang naik turun dan nafas menderu.

Mata Freya memerah. Amarahnya membuncah. Ia marah, ia kesal, laki-laki itu ... setiap menemuinya pasti selalu saja menghina dan mencemooh. Ia akui dia bukanlah perempuan suci. Dia juga jauh dari kata perempuan baik-baik, tapi ia tidak pernah menjalaaang. Kalaupun pernah, ia hanya pernah melakukannya dengan Gathan-mantan suaminya. Namun Gathan tak pernah menyentuhnya sama sekali.

Dulu ia memang kerap berganti-ganti pasangan. Ia memanfaatkan para laki-laki tersebut untuk memenuhi kebutuhannya yang hedon. Namun ia tak pernah melakukan sesuatu yang lebih. Meskipun tak sedikit dari mereka berusaha membujuk dan merayu, bahkan mereka berani memberikan apapun padanya asal ia mau menyerahkan dirinya, tapi Freya menolak. Ia tak mau melakukan itu. Sebab ia pun memiliki impian memiliki pasangan hidup pria baik-baik.

Bila laki-laki bejat pun menginginkan pasangan hidup seorang perempuan baik-baik, maka dia pun sama. Karena itu, sehina-hinanya dirinya, ia tak pernah melakukan perbuatan yang akan menjerumuskannya dalam kehancuran. Hidupnya telah hancur dan takkan ia perparah dengan menghancurkan harga dirinya.

Mendengar pembelaan diri Freya, Abidzar tergelak kencang. Setelah itu, ia menyeringai. Ia membalikan tubuhnya dan mengunci pintu. Mata Freya seketika membulat. Perasan cemas makin menyergapnya. Apalagi saat melihat Abidzar yang kian mendekat dengan seringai mencemooh di bibirnya.

"Tu-tuan, kau mau apa?" tanya Freya dengan peluh yang telah membasahi pelipisnya.

Satu sudut bibir Abidzar terangkat, "tentu saja melakukan apa yang sudah seharusnya aku lakukan sejak awal."

"Mak-maksudmu?" Freya masih aja bertanya. Padahal jelas-jelas ia sudah paham akan maksudnya. Namun ia berharap itu hanya dugaannya saja sebab sebenarnya pun ia belum siap.

Tubuh Freya sudah menempel di dinding. Jantungnya berdetak tak normal. Abidzar kini telah berdiri tepat di hadapannya. Lalu dengan telapak tangan kanannya ia mere mas rahang Freya kencang. Freya merasakan rahangnya nyeri sekaligus sakit.

Cengkraman itu begitu kuat seakan-akan ingin menghancurkan tulang rahang Freya. Freya rasanya ingin menjerit, tapi sayang ia tak bisa. Hanya ada air mata yang jatuh berderai tak bisa dikontrol. Padahal sebisa mungkin Freya mencoba menahan untuk tidak menunjukkan kelemahannya. Namun yang namanya perempuan tak bisa lepas dari air mata bila merasakan sedikit saja rasa sakit di hati dan fisiknya.

Melihat itu, Abidzar justru menyeringai. Entah apa yang ada di pikirannya. Apakah ia senang melihatnya kesakitan seperti ini?

"Sudah ku katakan berulang kali, tak usah berlagak sok polos. Aku bukan Tirta yang mudah untuk kau perdayai. Sekarang, tuntaskan tugasmu. Masuk ke kamar, cepat!"

Abidzar melepas cengkraman dengan kasar. Freya masih mematung. Mencari cara untuk menggagalkan niat Abidzar. Tapi ternyata laki-laki itu sudah kehilangan kesabarannya. Ia pun menyeret Freya ke dalam kamar dan menghempaskannya ke atas ranjang.

Freya beringsut mencoba menghindar. Ia benar-benar takut saat ini. Rasa takut membuat tubuhnya bergetar hebat, tapi Abidzar yang sedang dikuasai gelombang amarah tak peduli ketakutan yang tersirat di netra Freya.

Melihat Freya mencoba menghindar membuat Abidzar kian kesal. Ia lantas ikut naik ke atas ranjang dan mengungkungnya.

Matanya melotot tajam, " lepaskan semuanya."

Freya diam tak bergeming, ia masih mencoba mencerna kata-kata Abidzar.

"Lepaskan semua pakaianmu, jalaaang! Apa kau tuli, hah?" Hardik Abidzar sambil menarik kencang baju Freya hingga robek.

Dengan tangan bergetar, Freya melucuti semua pakaiannya. Melihat gerakan Freya yang begitu lamban, Abidzar membantu menarik celana Freya hingga ke penutup bagian sensitifnya. Hingga nampaklah tubuh Freya yang kurus dan dipenuhi luka lebam. Namun, karena Abidzar saat ini sedang dikuasai amarah, ia tak dapat menyadari keadaan tubuh Freya. Yang ada di dalam pikirannya hanyalah menuntaskan tujuannya. Ia tak ingin berlama-lama dengan perempuan yang hingga kini masih ia anggap perempuan murahan dan telah banyak dijamah laki-laki itu.

Setelah tubuh Freya polos sempurna, seperti sebelumnya, ia mengambil bantal dan menutupi wajah Freya. Freya hanya bisa menurut dengan wajah yang kian basah oleh air mata.

Abidzar yang tak sabar ingin menyelesaikan tujuannya pun hanya menurunkan celananya, tanpa melepaskannya. Lalu ia melipat kaki Freya hingga menampakkan lembah keindahan yang ia pikir telah sering dimasuki para pria hidung belang.

Amarahnya kian berkobar. Setiap mengingat Freya pernah menjadi pemuas napsu para laki-laki kaya membuat nafasnya memburu. Setiap ia mengingat Freya telah sering disentuh oleh banyak laki-laki membuat dadanya makin bergemuruh.

Matanya memerah, lalu tanpa pemanasan, Abidzar mencoba melakukan penyatuan. Percobaan pertama gagal, ia lalu memposisikan miliknya lagi telah di depan lembah surgawi Freya dan kembali mencoba melakukan penyatuan, tapi lagi-lagi gagal membuat dahinya berkerut.

Di balik bantal, Freya menggigit bibirnya, sedangkan kedua tangannya mere mas tepi bantal untuk menyalurkan rasa sakit, bukan hanya di fisik, tapi juga hati.

Hingga pada percobaan yang ketiga kalinya, barulah Abidzar berhasil melakukan penyatuan. Freya menjerit tertahan sambil menggigit bantal. Rasa sakit membuat bulir bening itu mengalir kian deras. Tubuhnya rasa terbelah. Tak pernah terpikirkan olehnya akan melepaskan kehormatannya dengan cara seperti ini. Tak ada kelembutan. Tak ada. Yang ada hanya rasa sakit. Hanya ada rasa sakit yang menjalar-jalar.

Sementara itu, laki-laki yang masih setia mengungkungnya itu kini terdiam mematung. Berusaha mencerna apa yang tengah ia alami saat ini.

"Kenapa rasanya berbeda? Kenapa seperti ada sesuatu yang robek di dalam sana? Mengapa rasanya amat sangat berbeda." Namun sekelumit pertanyaan ini hanya ia suarakan dalam hati. Gemuruh amarah yang tadi menguasainya kini berganti tanda tanya.

Dengan rasa penasaran yang kian membuncah, Abidzar pun menarik dirinya. Walau dengan susah payah sebab dirinya pun sebenarnya telah terbakar gairah.

Setelah miliknya tercabut sempurna, mata laki-laki itu seketika terbelalak. Hasrat yang membuncah pun seketika lenyap. Tubuhnya melemas. Sorot matanya yang tajam dan penuh kebencian pun berganti nanar. Apalagi saat terdengar isak tangis dari perempuan yang baru saja ia paksa masuki.

'Bagaimana mungkin?'

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
neny
Luar biasa
rudi anto
seru yaaa😁😁😁✌️✌️✌️✌️
Djenab Purwaningsih
Luar biasa
sholeh
ok
cleo ngy
Luar biasa
May Dwi
luar biasa
Ummu Faliha
Luar biasa
Tutik Susilowati
cerita ana sama Tirta, kak...
Rose
authornya penuh kejutan.. 😂
Rose
pagi² pengen cari palu bwt getok kepalanya si erin.. 😬
Tutik Susilowati
emang enak..
makan tuh buah simalakama
Tutik Susilowati
nggak pa2 Kak. Kita maklumi kok. Jadi ibu itu kan memang selalu berlomba dg waktu luang.
tetap semangat Kak..
Tutik Susilowati
Kirain si erin anak pengusaha suksess. tak taunya anaknya aspri dari mertua too..
Sesumbarnya byuh..byuh..
Tutik Susilowati
ternyata..... nyonya sagita kocak ya.
Tutik Susilowati
ujian untuk Abjdzar...
Dewi Soraya
itu bpk sambungny ana kyke
Dewi Soraya
n sp lg...
Dewi Soraya
cium lg aj tirta
Aldena Afifa
nggak papa kak nggak ada typo kokk
Dewi Soraya
aneh erin cm bcr g da bukti bs menang knp mrk yg pny bukti tk mengeluarkan bukti aj lngsung tamat erin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!