Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cappadocia
Bandara Kayseri Erkilet Airport menjadi saksi dimana perjalanan cinta kami dimulai. Suamiku Ahmad Izzudin Al Qassam mulai memberikan benih-benih cintanya kepadaku. Nama kakakki di hatinya membekas seperti kaca retak yang tak bisa disatukan kembali. Jalinan asmara diantara mereka sangatlah indah namun takdir mempermainkan kehidupan cinta Izdi. Tapi takdir tuhan adalah yang terbaik. Turkey adalah tempat indah untuk berbulan madu namun aku tidak pernah membayangkan sedikitpun untuk datang ke sini bersama suami bahkan secepat ini. Semua ini masih berasa mimpi di siang bolong. Kupandangi langit turkey, kupandangi suamiku sama-sama ciptaan Allah yang indah. Nikmat yang luar biasa.
" Hei ... Kenapa diam saja tidak ingin berkomentar?" tanya Mas Izdi
" Nd bisa berkata-kata mas, semenjak bersamamu semuanya jadi indah," suaraku menghilang dibalik niqob air mataku meleleh begitu saja tanpa permisi. Beliau memelukku dengan erat. Sambil mengecup keningku.
" Kenapa masih menangis semua ini hadiah untukmu, kamu sudah menggadaikan masa depanmu untuk menikah denganku, maka sebaliknya kebahagiaanmu adalah tujuan utamaku. Percayalah wardah semuanya terjadi begitu cepat, tetapi aku mulai sangat merindukan kehadiranmu setiap waktunya," ucapnya tersenyum sambil memandangku.
" Jangan memandangku seperti itu mas, aku malu," ucap wardah.
" Masih malu saja ?" tanya izdi memastikan.
" Apa? Mau apa? Jangan di sini ini tempat umum," wardah berbicara sambil melotot.
" Benarkah? Berarti boleh ya ketika tidak di tempat umum," goda beliau padaku. Aku hanya mencubit lengannya karena khawatir orang lain dengar. Beliau hanya tertawa kecil melihatku malu.
" Pasti wajah itu udah seperti kepiting rebus saat ini," ledek mas izdi.
" Mas .... Masih lanjut. Nakal ya kalau dibilangin," ucapku menatapnya dengan serius. Kali ini beliau meraih tanganku dan menciumnya. Dia benar- benar membuat spot jantungku tak pernah berhenti. Ada saja tingkah romantisnya yang keluar. Tak selang berapa lama kita sudah sampai di hotel tempat yang dipesan mas iz. Nampak dari perbincangan mereka mengatakan bahwa ruangannya sudah disiapkan oleh pihak hotel dengan baik. Selebihnya aku tidak paham bahasa inggrisku kurang baik. Heheheh.
Kamipun berjalan menuju kamar yang telah disiapkan. Pegawai hotelpun mempersilahkan kami masuk. Mas Iz layak menjadi turis mancanegara bahasa inggrisnya luwes sekali. Mungkin dia sangat berpengalaman, aku ini sangat beruntung. siapa aku sehingga berkesempatan bersanding dengan beliau. Kali ini sangat indah dan romantis, jantungku semakin tidak karuan. Pikiranku tidak fokus tidak jelas. Kamarnya bernuansa klasik ini akan menemani kami beberapa hari ke depan.
" Bagaimana sayang ? Suka?" tanya mas izdi padaku
" Suka sekali mas. Terima kasih banyak atas kebahagiaan ynag diberikan padaku," jawabku sangat antusias.
" Sama- sama, sayang buka dong niqobnya mas rindu beberapa jam tidak melihatnya," ujar mas iz yang membuat tersenyum sambil mengangguk. Kemudian aku membuka cadarku, mas iz langsung menghujani kecupan di seluruh wajahku.
" Aku sangat merindukanmu sayang. Mandilah ganti baju kita makan malam bersama," ucapnya padaku kemudian.
" Baiklah mas ... tapi bagaimana dengan baju- baju kita ?" tanyaku padanya.
" Aku yang akan membereskan pergilah bersih-bersih," jawabnya dengan santai.
" Oke mas," jawabku dengan memberikan jempol padanya. Akupun pergi ke kamar mandi dan bersiap- siap untuk pergi makan malam.
Setelah aku menyelesaikan rutinitas bersih-bersih tanpa banyak berkata-katapun mas iz pergi ke kamar mandi. Kulihat dia sedikit terdiam baru beberapa menit dia sangat bahagia. Aku akan bertanya setelah dia keluar dari kamar mandi. Baru aku akan memakai parfum hp mas iz bunyi. Bolehkah aku mengangkatnya? Mas iz sedang di kamar mandi.
" Angkatlah sayang ... Dia pasti ingin berkenalan denganmu!" seru mas iz dari kamar mandi. Akupun mengambil handphone mas iz dari atas meja riasku. Kulihat nama yang tertera di hp kakakku sedang menelpon. Aku bingung apakah harus kuangkat. Kemudian mas iz berseru kembali dari kamar mandi.
" Angkatlah dia sengaja menelpon untuk mengetahui istriku dan sedang dimana aku!"
"Iya mas .." jawabku singkat kemudian aku menekan tombol oke.
" Assalamualaikum ... Iya ?" tanyaku ketika mengangkat telp. Dari kakak
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou