Sania, gadis cantik berumur 22 tahun dan baru lulus kuliah disebuah perguruan tinggi negeri jurusan pariwisata harus menjalani kehidupan yang sulit dan pahit
Hidupnya berubah seperti roda roller coaster, yang awalnya indah berubah menjadi neraka ketika dia bertemu dengan pria tampan bernama Alexander Louise.
Seorang CEO tampan yang terkenal dengan bad boy dan suka gonta ganti pacar
Akankah Sania dan Alex bisa bersatu melewati kejamnya rintangan yang menghalangi mereka??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zandzana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mami Ajeng
"Saya Ajeng, biasa dipanggil Mami Ajeng" ucap wanita cantik itu mengulurkan tangannya pada Sania
Sania mengelap tangannya keatas paha terlebih dulu sebelum menyambut tangan wanita yang menyebut dirinya sebagai Mami Ajeng itu
"Sania.."
Mami Ajeng tersenyum, membetulkan kaca matanya.
"Kamu mau kemana?"
Sania diam, dia sendiri tak tahu akan kemana, memang niatnya mau pulang ke rumah, tapi jika nanti mamanya tahu dia hamil akan lebih berbahaya lagi
"Hei, ditanya kok malah diam?" kembali Mami Ajeng memamerkan senyum ramahnya
Sania menggeleng, kembali dia menarik nafas panjang.
Lalu Mami Ajeng melirik ke karcis yang ada di tangan Sania
"Itu karcisnya?"
Sania mengangkat karcis tersebut, lalu menatap kertas tersebut sambil tersenyum kecut
"Niatnya mau pulang, tapi entah lah.."
Mami Ajeng menepuk pelan pundak Sania
"Jika bingung mau kemana, kenapa kamu nggak ikut Mami aja?"
Kembali Sania menatap wajah wanita di sampingnya yang masih tersenyum ramah
"Sepertinya kamu habis kehilangan pekerjaan juga, benar?"
Sania mengangguk pelan
"Ya sudah, yuk ikut Mami aja, kerja dengan Mami. Nanti biaya hidup kamu Mami yang tanggung"
Sania menggigit bibirnya berusaha berpikir jernih
"Jika aku kerja, aku bisa dapat penghasilan untuk hidup aku dan janin aku, dan nanti ketika aku mau lahiran, aku sudah ada biaya untuk persalinan" batinnya
Tanpa pikir panjang lagi, Sania segera mengangguk
Mami Ajeng makin tersenyum lebar melihat Sania mengangguk.
"Ayo, kalau begitu kita pergi sekarang juga"
Sania menurut, segera dia berdiri, menarik koper dan mengikuti langkah anggun Mami Ajeng
Keduanya masuk kedalam mobil berwarna hitam yang tak lama setelah keduanya masuk segera berjalan, meluncur membelah jalanan yang ramai
Sekitar setengah jam berikutnya, mobil hitam tersebut masuk kesebuah bangunan rumah mewah. Sania yang diajak turun segera mendongakkan kepalanya menatap rumah berlantai tiga tersebut
"Ayo sayang, kita masuk"
Sania menurut, dan kembali dia menarik kopernya masuk kedalam rumah mewah tersebut
"Siapa ini Mi?" sapa seorang gadis cantik ketika melihat Sania dan Mami Ajeng masuk
"Anak baru Mami dong..."
Sania mencoba tersenyum pada beberapa wanita yang ada di ruangan besar tersebut
Gadis-gadis cantik tersebut membalas dengan melambaikan tangan mereka
"Kenalkan ini Sania, anak Mami. Mulai sekarang Sania akan bersama-sama kita disini"
"Hai Sania...." sapa mereka
Sania menganggukkan kepalanya sambil tersenyum membalas sapaan mereka
"Len, antar Sania ke kamar ya, biarkan dia istirahat dulu"
Gadis cantik yang dipanggil Len oleh Mami Ajeng segera berdiri dan mengajak Sania naik
"Yuk, sini sama kakak, kamu kayanya masih sangat muda, berapa umur kamu?"
Sambil mengikuti langkah gadis itu Sania menjawab pertanyaannya
"22 Tahun kak"
"Tuh bener kan masih muda banget, masih manis-manisnya"
Sania tersenyum
"Nama kakak Helen"
"Oh, iya kak Helen"
Helen tersenyum dan membuka sebuah kamar
"Nah, sekarang ini jadi kamar kamu, semoga kamu betah ya disini"
Sania mengangguk, dengan segera dia masuk, mengitari seisi kamar dimana di temboknya terpampang sebuah pigura besar
Foto Mami Ajeng yang dikelilingi banyak wanita cantik yang kesemuanya memakai gaun hitam
Semuanya sangat cantik-cantik dengan riasan make up yang benar-benar cetar
...----------------...
Dhea masuk kedalam mess dengan nafas ngos-ngosan. Dengan sepatu yang masih terpasang di kakinya dia segera menuju keruang tamu dimana Sherly dengan yang lainnya duduk berkumpul
PLAAAKKK....
Sebuah tamparan keras mendarat mulus di wajah Sherly yang langsung memerah
Sherly yang tak tahu jika akan mendapat serangan mendadak dari Dhea langsung memegangi pipinya yang terasa panas
"Lu apaan sih Dhe, masuk-masuk langsung nampar gue?"
"Tamparan itu tidak sebanding dengan sakitnya Sania dipecat oleh pak Doni"
Penghuni mess yang lain langsung saling toleh
"Jadi Sania dipecat?"
Dhea menoleh dengan wajah marah pada Raya yang bertanya
"Iya, dan ini semua gara-gara Sherly, dia telah mengirimkan video Sania pada pak Doni sehingga pak Doni akhirnya memecat Sania"
Kembali penghuni mess yang lain memandang tak percaya pada Sherly
"Kalian kok liat gue kaya gitu, emang kenapa?, gue salah?"
"Lu benar-benar kelewatan Sher, kita kan tahu Sania sedang hamil, butuh biaya, butuh dukungan, kok lu malah ngaduin ke Pak Doni, sih? wah parah lu..." ucap Marsa
"Suatu hari juga pak Doni bakal tahu, emang itu perutnya yang bunting bisa disembunyikan?"
"Tapi nggak gini juga Sher, kita bisa bicara baik-baik sama pak Doni. Kalo kek gini kan kasian Sania" sambung yang lain
"Halahhh kalian kok malah belain Sania sih?"
"Kita bukan belain dia Sher, kita itu merasa gimana kalo itu posisi kita"
"Halah, kalian semua sama munafiknya kaya Sania" jawab Sherly sambil menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan semua temannya
"Kapan dipecatnya Dhe?
Dhea tidak menjawab pertanyaan Raya, tapi memilih duduk di kursi, merebahkan kepalanya
Kembali gadis-gadis cantik penghuni mess saling pandang
"Tadi pagi, sebelum Sania berangkat menemui turis yang menyewa jasanya"
"Owalah, jadi gara-gara Sania dipecat makanya aku yang gantikan pekerjaannya tadi" jawab Marsa kaget
"Elu yang gantikan, kok bisa?" tanya Lisa
"Ya aku di WA in pak Doni suruh gantikan, ya aku nurut aja"
"Yuk kita naik, siapa tahu Sania belum pergi dari mess" ucap Raya sambil berlari naik
Melihat Raya berlari, yang lain ikut naik juga termasuk Dhea
"San...nia..." ucap Raya pelan karena kecewa ketika dibukanya pintu kamar ternyata kosong
Dhea menerobos masuk, dibukanya lemari tempat pakaian Sania yang sudah kosong
Dia lalu terduduk lemas di atas ranjang Sania dan menundukkan kepalanya
Temannya yang lain masuk dan hanya bisa diam memandang wajah Dhea yang berubah mendung
"Itu apa Dhe di bawah bantal kamu?" tunjuk Lisa
Dhea segera menoleh kearah tempat tidurnya dan melihat sebuah kertas di bawah bantal guling
Dengan cepat diraihnya kertas tersebut dan membaca isinya
Kembali dia terduduk lemas dengan menutup wajahnya
Dengan takut-takut Marsa mengambil kertas di tangan Dhea, membacanya dengan beberapa temannya yang lain
Selesai membaca surat tersebut mereka saling toleh dan wajah mereka langsung berubah mendung
"Kita minta maaf ya Dhe, kita nggak tahu kalo bakal kaya gini kejadiannya"
Dhea terus terisak tak memperdulikan perkataan teman-temannya
...----------------...
Sebuah ketukan membangunkan Sania yang terlelap
Sania dengan terburu langsung duduk begitu dilihatnya Helen yang masuk
"Eh kak, maaf saya ketiduran"
"Nggak papa, turun yuk, kita makan malam dulu, yang lain sudah di meja makan semua loh, tinggal kamu yang belum"
Sania tersenyum lalu menganggukkan kepalanya
"Tapi aku belum mandi kak, emang ini sudah jam berapa?"
"Mandinya nanti aja setelah makan, ini sudah lewat jam delapan, ayo ah kita turun" lanjut Helen sambil menarik pelan tangan Sania
Sania mengikat rambutnya terlebih dahulu, lalu mengikuti Helen turun
"Hallo sayang, gimana, udah fresh?"
Sania tersenyum sambil menganggukkan kepalanya kearah Mami Ajeng
"Ayo sini duduk dekat Mami"
Sania menurut, dan segera menarik kursi lalu duduk di dekat Mami Ajeng
Setelah Sania duduk, semua gadis cantik yang telah melingkari meja panjang tersebut mulai makan
"Nanti setelah ini temui Mami di ruangan Mami, ya?"
Sania mengangguk
"Helen, kamu jadi malam ini ke Singapore nya?"
"Jadi Mi, apa pak Bram nggak konfirm ke Mami?"
"Belum sih, cuma beliau ngechat Mami tadi pagi, bilang kalau mau ngajak kamu ke Singapore"
"Yang lain gimana?"
"Kita kayanya lokal deh Mam.."
Mami Ajeng mengangguk sambil menenggak air minum di gelasnya lalu segera berdiri
"Sania, setelah mandi nanti temui Mami, ya?"
"Iya Mi.."
Selesai makan semua gadis yang telah cantik itu segera meninggalkan meja makan yang masih berserakan
Akhirnya mau tak mau, Sania yang membereskan semuanya, sementara para gadis cantik itu naik ke kamar mereka kembali berdandan sebelum akhirnya mereka mulai bekerja
semoga ajah happy ending