Ratu Ular

Teluk intan sudah kembali ketangan nya Sekar bersama dengan istana ular putih juga, siapa sekarang yang berani menantang nya karena dua klan ular sudah jatuh ketangan Sekar ulo. lebih baik diam bila tidak mau di hajar habis habisan dengan dia, dan yang paling penting jangan pernah mengusik nya karena sama saja mengantar kan nyawa, teluk intan bis adi gunakan oleh para rakyat nya untuk minum dan juga kebutuhan lain karena mereka memang sangat butuh air untuk kehidupan mereka dan juga anak anak yang baru di lahirkan, setelah beberapa saat lalu mereka sempat kekeringan karena teluk milik mereka di ambil alih oleh Ratu ular putih.

Saat itu Ratu ular putih tidak tahu Sekar ulo sekejam apa sehingga dia berani saja menantang nya, kini dia sudah lenyap karena jeroan nya pun sudah di nikmati oleh Sekar ulo, otomatis para pengikut nya juga mengikuti Sekar karena bila tidak maka mereka akan musnah di bantai. Sekar tertawa di atas singgasana ular nya karena sekarang dia sudah menguasai dua klan ular yang paling kuat, siapa yang akan berani macam macam maka akan di musnahkan dan di makan jeroan nya. para rakyat sebenar nya ada yang senang dan ada juga yang tidak karena mereka bisa merasakan bahwa ratu nya sangat ganas.

"Mulai saat ini aku yang memerintah di kerajaan ini, bila ada yang tidak suka maka silahkan maju kedepan." suruh Sekar dengan suara angkuh nya.

"Salam hormat hamba, Kanjeng! semua ular di sini menerima anda sebagai Ratu kami." cobra membuka suara.

"Bagus, kalau begitu bersiap lah karena aku akan merebut penjara bawah tanah dari genggaman nya Kolo Murti." titah Sekar.

"Hah? itu sangat beresiko, Kanjeng." kaget Cobra karena Ratu mereka akan mengambil penjara bawah tanah dari dewa tanah.

"Kau tidak berani?" Sekar menatap cobra tajam.

Dari pada di bantai Ratu nya maka lebih baik cobra bilang berani saja dan ikut menyerang bersama dengan yang lain, Sekar punya ambisi untuk menguasai penjara bawah tanah yang sangat di takuti banyak orang. seperti nya dia kembali lagi keistana ghaib ini karena banyak yang mau dia lakukan, entah apa saja yang akan ia ambil selama di sini, yang pasti anak buah nya ikut serta karena bila tidak ikut maka akan habis di bantai. Cobra mengikuti Ratu nya menuju istana dewa tanah yang memiliki penjara bawah tanah, bila bisa di kalah kan maka sudah pasti itu akan berpindah ketangan Sekar, mau di pakai untuk apa juga dia sama sekali tidak tahu karena dia hanya ingin punya saja.

"Keluar kau, Kolo Murti!" teriak Sekar menghancurkan pendopo istana.

Sriinggg.

Sriiingng.

Prajurit yang berjaga langsung menodongkan senjata nya karena melihat kedatangan Ratu ular ini pasti tidak dengan niat yang bagus, bila dia punya niat bagus maka tidak mungkin pula menghancurkan pendopo istana orang lain.

"Panggil dewa kalian!" titah Cobra.

"Katakan maksud kalian datang kesini?" tanya prajurit.

"Bilang sama Dewa kalian bahwa Ratu ular datang untuk mengambil penjara bawah tanah milik nya!" tegas Sekar menatap prajurit hingga membuat mereka gemetar.

Namun mereka bukan nya menuruti ucapan Sekar, mereka malah mengepung nya karena tugas prajurit adalah melindungi tuan nya, sekarang malah kedatan perusuh yang sangat arogan sikap nya.

Criiingg.

Braaaak.

Pedang para prajurit patah semua di hantam dengan ekor berduri, yang membuat mereka semua terpental dan langsung mati di buat Sekar yang begitu bengis ini, Dewa tanah mendengar keributan luar dan segera datang dia sangat marah ketika melihat anak buah nya. Jatuh bergelimpangan.

"Kenapa kau mengganggu anak buah ku, Sekar ulo?!" bentak Dewa tanah.

"Salah mereka sendiri yang menolak memanggil mu." jawab Sekar tanpa dosa.

"Gerangan apa yang membuat mu kesini?" Dewa tanah menatap nya tajam.

"Aku hanya mau minta sedikit dari kau, jadi tolong berikan ya selagi aku meminta nya baik baik." Sekar mendekati Dewa tanah sangat dekat.

"Apa yang kau kehendaki?" Dewa tanah bisa mencium bau amis darah dari Sekar.

"Penjara bawah tanah."

Dewa tanah mendelik karena ternyata itu yang membuat Sekar mau datang kesini dan mengobrak abrik tempat nya, yang di pinta nya cukup besar dan juga begitu berat bila mau di serahkan begitu saja, nanti yang ada malah di salah gunakan oleh Sekar karena sikap ular satu ini sangat ambisius.

"Aku tidak bisa, minta lah yang lain nya." tolak Dewa tanah.

Ekor berduri itu langsung tegang di depan mata nya Dewa tanah, jarah nya tidak sampai sejengkal karena penolakan Dewa tanah membuat dia sangat kesal dan marah. padahal dia sudah berusaha nego yang paling lembut, namun ternyata masih saja ada penolakan keras dari Dewa tanah. emosi Sekar lansung menyala dengan sangat hebat nya, Dewa tanah tahu bahwa pasti akan ada yang nama nya pertempuran sebentar lagi.

"Perlu ku tegas kan padamu ya, Kolo Murti! aku datang bukan untuk meminta, namun untuk mengambil." seringai Sekar.

"Tolong pahami lah bahwa sekarang penjara bawah tanah sedang penuh, mereka semua adalah tanggung jawab ku." tegas Dewa tanah.

"Maka ambil lah mereka, aku butuh nya hanya penjara itu saja." kekeh Sekar.

"Tidak bisa begitu saja, mau ku taruh di mana mereka." geram Dewa tanah.

"Itu bukan urusan ku!" Sekar tak kalah garang bila di ajak menggeram.

Bruuusssh.

Akhir nya pertempuran pun terjadi juga karena mereka memang bersitegang dengan cukup kuat karena ini bukan hal yang kecil, Dewa tanah tidak bisa merelakan begitu saja penjara bawah tanah karena dia sudah lama memegang nya dan karena penjara itu juga dia di hormati oleh iblis atau dewa lain nya. namun sekarang malah mau di pinta oleh Sekar, tentu nya dia tak akan mau menyerahkan begitu saja barang yang dia punya.

Wuussssh.

Wooor, woorrr.

Suara api yang membakar pendopo karena Sekar langsung membakar nya, salah nya tadi Dewa tanah langsung melempar bola racun kearah Sekar, dia tak sadar bahwa tubuh Sekar adalah gudang racun sehingga dia begitu kebal dengan yang nama nya racun, maka Dewa tanah hanya bisa merutuki kebodohan nya dan berusaha meminta bantuan.

Wuuussh.

Duaaar.

Gemercik api bagai kan kembang yang terbang di udara, Sekar membakar Dewa tanah tanpa ampun lagi karena pria itu tetap saja bertahan tidak mau menyerahkan penjara sehingga Sekar pun membunuh nya, Dewa tanah menari bersama dengan api yang membakar tubuh dan terus berjalan tak tentu arah hingga akhir nya padam sendiri dan dia juga musnah.